Saat ini Zara sedang bersantai sambil menjaga Lino dan Lina dan bermain dengan mainannya masing-masing. Sedangkan Rey dan Ara lagi nonton kartun.
"Angga kok belum pulang ya? Udah jam 7 malam loh". Ucapnya sambil melihat jam di tangannya.
"Rey sama Ara gak ada PR dari sekolah?".
"Ada, tapi Rey udah kerjain".
"Kalau Arana?".
"Ara pun sudah mam". Menampilkan gigi depannya yang ompong.
"Ih jelek banget giginya ompong".
Tangis Ara pecah mendengar omongan Rey dan berjalan menghampiri Zara.
"Kakak jangan gitu dong, kasian adeknya. Ayo minta maaf ya kak". Mengusap air mata anaknya.
"Maafin kakak ya dek". Ara yang masih segukan hanya melihat Rey tanpa mengindahkan permintaan maafnya.
"Ayo adek, maafin kakak ya. Ayo". Akhirnya Ara tersenyum dan mengangguk, menghampiri Rey dan memeluknya ala anak kecil.
"Assalamualaikum".
"Eh itu pasti papap yang pulang". Zara bergegas membuka pintu.
"Loh mamam, mama".
"Nenek". Rey dan Ara berlari menghamburkan pelukan.
"Aduh cucu nenek udah besar sekarang".
"Ayo masuk dulu mam, ma".
"Ara kenapa? Kok sembab gitu matanya, habis nangis ya?"
"Dikerjain kakaknya ma, biasa".
"Aduh, gimana kalau nenek ajak jalan-jalan? Mau gak?".
"Mau.." sorak semuanya kembar juga ingin ikut bersorak.
"Kembar juga mamam ajak ya sayang".
"Gak usah lah mam, nanti repot lagi".
"Gak papa, pakai stroller kan bisa".
Jadilah semua cucu-cucunya diajak jalan-jalan, dan Zara sendirian dirumah sambil menunggu Angga pulang.
Sambil menunggu suami dan anak-anak nya pulang, Zara memilih duduk sambil nonton.
"Huff bosen juga sendirian kayak gini. Mana suami belum pulang lagi. Udah jam 8 lewat gini".
Zara mengambil handphone nya dan mencoba menghubungi Angga. Berulang kali Zara menelpon tak satupun diangkat Angga.
Tapi tiba-tiba saat menelpon lampu di rumahnya mati seketika, Zara berusaha mencari on-off lampu dirumahnya.
"Ini kenapa lagi lampunya mati".
"Angga mana sih?".
Saat mencari jalan akan kekamar tidurnya tanpa sengaja Zara menyenggol vas bunga besar.
Praanggg....
"Aah ya Allah, Angga cepetan pulang. Aku takut". Zara menangis tak berani berpindah tempat, karena Zara juga gak bisa gelap. Kadang tidur pun harus dengan lampu menyala.
"Hikss..hikss".
Dengan tiba-tiba Zara dikejutkan dengan lilin yang menyala diluar rumah. Melihat dari jendela, Zara perlahan keluar dan melihat siapa yang melakukan ini semua.
Mata Zara kembali berair melihat ulah dari orang yang sangat ia cintai, tentu itu Angga. Siapa lagi yang bisa membuat kejutan seperti ini untuknya selain dia.
Disana sudah terdapat taburan bunga berbentuk cinta dengan dikelilingi lilin kecil.
"Kamu suka gak?". Tangan Angga melingkar di pinggang Zara dengan mesranya dan menaruh kepala dibahu Zara.
KAMU SEDANG MEMBACA
PERFECT LOVE[SELESAI]
Teen FictionDia lelakiku, belahan jiwaku, lelaki yang sangat aku cintai. Aku tak tahu bagaimana diriku tanpanya ~ Adhisty Zara Sundari Kusumawardhani. Dia wanitaku, separuh napasku, wanita yang sangat aku cintai. wanita yang selalu menjadi bahagiaku ~ Angga Ald...