*****

9 2 1
                                    

Waktu terus berlalu, tidak terasa pikiran ku sudah begitu jauh. Hati ku sudah mulai terpaut kepada seseorang, orang itu sangat pendiam, rapi dan pinter. Tapi tetap saja aku tidak boleh terlalu memikirkan hati yang sudah terpaut karena masih ada orang yang lebih penting yang harus ku jaga hatinya yaitu orangtua ku. Waktu itu akan menghadapi ujian semester genap aku mulai ragu, karena waktu itu aku duduk sebangku sama orang itu, Aku takut grogi. Tapi semuanya berjalan mulus, meskipun sebangku kami tidak pernah mengobrol apa pun. Waktu pembagian raport aku meraih juara 1 lagi, tapi orang yang sudah membuat hati ku terpaut tidak mendapat juara, awalnya dia juara 3 tapi waktu itu dia menjadi juara 5. Dia mengucapkan selamat pada ku.
" Susi selamat ya ( sambil mengulurkan tangan )."
Hati ku benar-benar seperti takbiran
" Iya terimakasih."
Sambil tersenyum dia menarik tangannya.
" Hati-hati kalau mau pulang kampung."
" Iya.."
Dia meninggalkan aku di depan gerbang sekolah. mata ku tertuju pada laki-laki itu, sesekali dia menoleh ke arahku.
Tidak lama dari itu ayah ku datang dan langsung ku sambut tangannya.
" Gimana nak, juara berapa?"
" 1 lagi yah."
" Alhamdulillah, ayo kita pulang."
" Iya yah."
Dalam perjalanan pulang aku kepikiran laki-laki itu, hati ku ingin sekali mendengar kabar dari dia.
" Kenapa ya kok aku ngerasa aneh, pengen banget tau kabar dari dia. Apa aku jatuh cinta sama dia? Issss apa si kan masih SMP masa udah jatuh cinta."
Aku berusaha menghilangkan perasaan aneh ini, tapi waktu itu dia mengirimi aku pesan singkat.
" Hai Susi, tetap jadi perempuan yang rajin ya."
Aku terkejut dong melihat pesan dari dia hati ku seneng banget, tapi aku bingung mau balas apa. Akhirnya aku balas
" hai juga, iya terimakasih. Kamu apa kabar?"
" Aku baik, kalo kamu gimana?"
" Aku juga baik."
Berawal dari situ kami pun sering saling kasih kabar, kadang melalui BBM, SMS dan FB. Dari pagi sampai malam selalu ada yang mau diomongin, sampai-sampai ibu dan ayahku sering marah. Hingga suatu malam aku di panggil oleh ayah dan ibu ku ke ruang tamu, ketika aku di ruang tamu ayah dan ibu memberi ku nasehat. Kata ayah kalau mau sekolah jangan dulu pacar-pacaran, jangan main hp terus utamakan pelajaran sekolah. Aku cuma diam tidak berani menjawab apa-apa, waktu itu aku sangat sedih karena begitu besar harapan ayah dan ibu terhadap ku. Mulai dari malam itu aku memutuskan untuk tidak memegang hp. karena jika aku ada hp aku tidak akan fokus dalam belajar. Tapi aku juga sedih, jika aku tidak ada hp aku tidak bisa tau kabar dia. Demi kedua orangtuaku aku akan melakukan apa saja. Gak terasa aku sudah mau lulus SMP, aku berencana untuk melanjutkan pendidikan ke SMA negeri 1 Banding Agung. Ayah dan ibu ku setuju dengan rencana ku. Tiba di waktu pendaftaran aku bertemu dengan dia, dia yang sudah membuat hatiku terpaut. Dia menyapa ku.
" Eh Susi ya?"
" Iya.. kamu sekolah disini juga?"
" Iya si, kita ketemu lagi ya. Hehe"
" Iya hehe."
" Ya udah ayo kita daftar sama-sama."
" Ayo."
Kami pun mendaftar bersama-sama. Mulai dari hari itu aku dan dia mulai Deket, dia itu orangnya asik dan perhatian banget. Suatu pagi tiba-tiba terdengar suara klakson motor di depan kosan ku, waktu itu aku baru selesai mandi. Aku pikir itu suara klakson motor tetangga, tapi setelah klakson itu berbunyi di iringi dengan suara seseorang.
" Susi..."
" Iya, siapa? ( Sambil keluar )"
" Ini aku. Sekolah bareng aku mau gak?"
" Tapi aku hari ini udah janji mau bareng sahabat aku."
" Ayo lah, sesekali bareng sama aku."
" Ya udah deh, tunggu sebentar aku siap-siap."
" Siap boss."
Baru kali ini aku sekolah di ajak bareng oleh cowok, hati ku seneng banget. Setelah aku selesai siap-siap aku langsung berangkat sekolah bareng sama si dia. Ketika aku sampai di sekolah.
" Si. Kamu kemana tadi aku jemput ga ada?"
" Duh maaf banget ya tri, tadi aku bareng dia."
" Dia lagi dia lagi, ya udah deh tidak apa-apa. Lain kali bilang kalau mau bareng dia."
" Oke siap boss."
" Bas bos bas bos."
" Ih galak amat si."
Yah begitulah sahabat ku waktu itu memang galak, tapi orangnya super baik. Setiap kali aku ada masalah dia selalu ada, dia selalu menyediakan bahu nya yang empuk untuk ku bersandar. Tapi waktu aku SMA kelas 1 prestasi ku turun drastis. Aku tidak mendapat juara kelas karena penyebab yang pertama banyak saingan yang kedua suka kelayapan dan lupa belajar. Waktu itu gara-gara prestasi ku turun selama satu Minggu ayah tidak mau bicara pada ku, setiap kali aku bicara pada ayah selalu menghindar. Mulai dari kejadian itu aku bertekad untuk membuat ayah bangga dan tidak marah lagi. Waktu aku kelas 2 SMA, aku meraih juara 2 di tambah lagi aku mengikuti lomba LCC di tingkat provinsi, dari situ aku melihat perhatian ayah begitu besar, ku lihat senyum ayah mulai terukir. Aku bahagia melihat malaikat tak bersayap ku bisa tersenyum kembali. Tidak terasa aku sudah mau lulus SMA. Aku mempunyai rencana ingin melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi negeri, tapi rencana itu tidak aku utarakan kepada orangtua ku. Aku ingin membuat kejutan kepada mereka. Waktu itu aku mendaftar kuliah bersama dia, kami mendaftar melalui jalur undangan. Tapi sayang salah satu di antara kami tidak lulus, aku merasakan kesedihan yang begitu dalam karena pikiran ku waktu itu kami tidak akan bisa bertemu lagi. Aku lulus di politeknik Negeri Sriwijaya dan dia tidak jadi kuliah. Aku bahagia tapi aku juga sedih karena dia tidak jadi kuliah, kemudian aku menyampaikan berita ini kepada orangtua ku. Orangtuaku waktu itu baru pulang dari kebun. Ketika aku menyampaikan berita jika aku di terima kuliah di Politeknik Negeri Sriwijaya mereka terkejut dan langsung sujud syukur, karena yang mereka tau aku tidak pernah berbicara tentang kuliah. Kebahagiaan tergambar di wajah keluargaku.

Malaikat Tak BersayapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang