Seseorang menepuk bahu Moren, Moren pun langsung membalikkan badannya melihat siapa yang menepuknya.
"Eh", Moren langsung terkejut melihat siapa yang menepuknya.
"Nancy!!"
"Hai sepupu", ucap gadis bule itu ramah. Aku tidak percaya jika perempuan didepan ku adalah saudara ku. Ah, lebih tepatnya anak dari saudara kembaran ayahku.
"Kenapa lo bisa ada disini?", tanyaku. Aku kira selama ini dia bersekolah diluar negeri, karena setiap bertemu denganku saat perkumpulan keluarga dia selalu berbicara dengan menggunakan bahasa Inggris. Untungnya aku bisa menyeimbangkannya karena Ibuku asli sana.
"Ya karena gua ada disini"
"Gua kira, lo gak bisa bahasa Indonesia", suara tawa yang nyaring memekakkan telinga itu sampai ke daun telingaku yang membuatku cepat cepat menutup telingaku.
"Lo aneh-aneh aja, Indonesia gua fasih begini", ucapnya keheranan.
"Buktinya kalo ngobrol sama gua lu pake bahasa Inggris"
"Hehe..... Biar keren aja", jawabannya membuat ku sedikit ternganga. Jadi selama ini aku dibohongi oleh gadis bule ini, sungguh kurang ajar.
"Putri Nancy!!! Kita nyariin lo kemana-mana taunya disini", ucap dua orang yang baru sampai di kantin. Mereka seperti antek-antek yang biasanya kubaca di aplikasi berwarna oren.
"Salah lo berdua, gua dikacangin mulu"
"Ya maap Putri, salahkan Kyla yang ngajakin gue war terus"
"Apasih yeon kok lo nyalahin gua, jelas-jelas lo yang mulai duluan"
Aku yang tidak tau apa yang mereka bahas pun hanya terbengong melihat interaksi antara mereka berdua yang sedang saling tunjuk menunjukkan menyalahkan.
"Woi!! udahan napa, malu gua", ucap sepupuku sambil menarik kedua temannya kearah keluar kantin.
"Haduh Ren, gua duluan ya. Nih anak dua kalo belum di ruqiyah kagak bisa berenti berantemnya". Akupun hanya menganguk sambil terbengong bengong.
Saat aku membalikkan badan aku terheran saat melihat wajah shock Tzuyu.
"Lo!! Kenal Nancy?", ucapnya sambil menunjukkan tangannya ke arahku.
"Iya, itu saudara gue. Muka lo kayak orang cengo sumpah yu", jawab ku sambil menahan tawaku. Tak kuat melihat wajahnya.
"What!!", wajahnya sekarang benar-benar tidak bisa dikondisikan. Sampai sampai aku tidak kuat menahan tawaku.
"Kenapa sih?", tanyaku.
"Lo tau Nancy itu siapa?", bukannya menjawab dia malah bertanya balik kepadaku.
"Nancy itu tukang bully di sekolah kita Ren", lanjutnya yang membuatku langsung terkejut dibuatnya.
Aku memang percaya bahwa Nancy itu tipe orang yang langsung tidak bisa bicara dibelakang, dia selalu bicara didepan entah itu pujian ataupun kritikan. Tapi ini? Aku tidak bisa percaya kalau dia ternyata tukang bully. Pantas saja aku melihat dua temannya seperti dayang-dayangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
WISH
Teen FictionIni bukan kisah tentang sosok lelaki bersifat dingin yang tidak peduli dengan sekitarnya. Ini pun juga bukan kisah tentang sosok lelaki bersifat nakal yang sering mengganggu kehidupan orang lain. Tapi, ini adalah kisah seorang Mark Lee. Sosok pembaw...