Kalian jangan memikirkan yang aneh2 ya. Kita hanya ingin ke food court. Seperti biasa kita membayar makanan kita masing-masing. Setelah kita ke food court, kita akan pulang. Namun, aku melihat film romansa yang aku tunggu-tunggu keluar dari bioskop!
"omg! Udah ada film ini! Adrian, kita nonton bioskop yuk! " ucap ku ke Adrian.
"enggak ah, males, udah capek" balas Adrian.
"iiih... Ini cuma sebentar doang kok. Gak sampai dua jam. Setelah ini kita pulang dehh.. Pliiss..." mohon ku. Aku sampai membuat mataku seperti berkaca-kaca agar image ku terlihat imut.
"ok, tapi gak kemana-mana lagi ya..." ucap Adrian yang sudah pasrah.
"okeeee" balasku dengan sangat senang. Aku membeli milo dinosaurus dan popcorn caramel. Kita hanya tinggal menunggu sebentar lagi.
Akhirnya, aku memasuki bioskop dan menempati kursi yang sudah ku pesan tadi. Film sedang mulai, aku sangat senang aku bisa nonton film romansa tanpa orang tua ku lagi, tapi aku bareng teman ku.
Semakin lama, Adrian mulai tertarik dengan film tersebut. Tanpa sengaja, Adrian menggenggam tanganku sambil tertawa melihat adegan lucu di film tersebut. Adrian pun tersadar, dan ia melepaskan tangannya. Sungguh, mungkin jika bioskopnya terang, pasti sudah terlihat jelas kalau pipiku sangat merah. AAAA...
Bisa-bisanya aku meleleh sama dia. Enggak, enggak mungkin. Aku gak akan meleleh sama dia.
"eh, maaf, aku gak sengaja, tadi aku genggam tangan kamu karena keinget setiap aku nonton sama adik aku, pasti kugenggam tangan dia".
Aku pun segera mengalihkan perhatian ku kembali ke film.
Ekhem sebentar, omg! Aku melihat Adrian pipinya merah.
"Adrian, pipi kamu merah. Kamu suka ya sama aku." ujar aku yang
pura-pura meledekinya padahal pipiku juga merah.
"apaan enggak. Geer banget jadi orang. Trus, kenapa pipi kamu merah juga? Kamu juga suka sama aku ya.." balas ledekan Adrian. Hah? Masa kelihatan sih? Kan lagi gelap. Aku seketika malu dan mungkin bisa menambah kemerahan pipiku.
Sudah lah bodo amat memang aku pikirin.Selesai menonton bioskop, aku dan Adrian pulang. Aku terpaksa diantarkan oleh Adrian. Ini kejadian sebelumnya...
"Wah udah mulai sore. Sebentar lagi pasti jam pulang sekolah" ucapku.
"hahaha...Iya... Btw aku pulang duluan ya.." ucap Adrian.
"uhh... Sebentar dulu..." ucap aku menghentikan motor Adrian.
"hah? Kenapa?" tanya Adrian. Aduh.. Sebenarnya aku ingin menumpang berboncengan tetapi aku malu untuk mengatakannya karena kejadian di bioskop.
"boleh gak aku numpang sama kamu?" balasku.
"hmmm....".
Serius, jantungku berdetak kencang takut Adrian menolaknya. Sebenarnya aku minta numpang juga karena biar irit uang juga ^^.
"oke, tapi ada syarat." jawab Adrian.
"hah syarat? Syarat apa?" tanyaku.
"syaratnya itu.. Jangan masuk angin kalau mau numpang" balasnya.
"apaansih gak jelas dikira aku apaan gitu..." ucapku.
"hahaha... Yaudah naik sini"
"iya sebentar"
"udah belom?"
"udahhh... Cepetan kek jalanin motornya"
"woyyy... Yang punya motor itu aku woyyy..."
"hihihi... Yaudah cepetan"
"ok udah ya... "
Adrian langsung menjalankan motornya.
-Beberapa menit kemudian...
*dalam perjalanan"Adrian.. Kamu kok tau aku suka ke mall?"
"ohh... Soalnya aku sering ngeliat kamu di mall."
"ohh..Gitu.. Btw terima kasih ya udah ngajak aku nonton bioskop, main di timezone."
"bukannya bioskop kamu yang ngajak ya -_-"
"ihhhh...Gak jelas banget!". Adrian pun tersenyum dan ketawa. Di saat itu aku sangat senang melihat senyumannya berpadu dengan lesung pipit di kedua pipinya.
"eh btw rumah kamu dimana? "
"gak jauh kok dari sini. Tingal belok kiri di pertigaan"*saat sampai*
"bye Fan, hati hati besok kalau nyebrang!"
"iya... Aku udah tau.. Btw thanks ya ^^"
"urwell! Bye.."
"bye^^"
Adrian segera pergi dan perlahan motor milik Adrian sudah tidak terlihat dari rumahku. Sungguh pengalaman menarik yang tak akan aku lupakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Si introvert
RomanceSteffani, yang merupakan siswi sma yang introvert bertemu dengan Andria, teman seangkatannya. Hubungan mereka lama lama semakin dekat. Bagaimana Steffani bisa berubah menjadi extrovert? Yuk baca semoga pada baper :) . . . . . . 𝙳𝚒𝚜𝚌𝚕𝚊𝚒𝚖𝚎𝚛...