Precious One

649 69 1
                                    

A shortfic read tonight on #HwangminiPodcastParty 2
written by :
@minheenthu

Based on Youtube Pranky Friends - Seeing Man Falling From the Bridge.

ALL yunseong POV.



Tak tak tak..

Suara ketikan menggema memenuhi seisi ruangan. Diruangan yang sunyi ini, udara sekitar benar-benar terasa dingin menusuk hingga ketulang. Sudah hampir 10 jam aku berdiam berkutat mesra dengan laptop dan buku setebal dosa ini di perpustakaan nasional, mengerjakan tugas kuliahku yang menumpuk akibat selalu aku kesampingkan.

"Hah.. percuma," kataku.

Kemudian pandanganku teralih pada jendela yang menampakan langit sore yang kelabu mendung. Ah, aku teringat sesuatu hal. Suatu hal yang selalu bermalam di kepalaku, mengambil alih seluruh fokus pada diriku. Aku tidak bisa berhenti memikirkannya. Sosok itu, sosok indah yang aku temui di jembatan kota saat hujan berangin melanda.  Dia yang berdiri berani menantang hujan dan dirinya sendiri diatas jembatan. Sosok yang dibuat begitu mempesona karena Tuhan tidak pernah lelah membuatnya terlihat sangat sempurna. Sosok yang hampir membuat aku menyesali hidup jika saja aku terlambat untuk menyelamatkannya. Aku bertemu dengannya ketika ia hampir berhasil mengakhiri kehidupannya.

1 bulan yang lalu

Saat itu, ketika kesialan menghampiri diriku yang malang ini, aku berjalan di pinggiran jembatan kota. Menyusurinya sambil berjalan cepat dan mengeratkan jaket tebalku karena air hujan yang semakin deras turun membasahi bumi. Kalau saja mobilku tidak dipinjam Junho untuk menjemput pacarnya tadi, mungkin aku tidak akan berangkat  dengan bis kota kekampus dan berakhir pulang dengan badan yang basah kuyub seperti sekarang. Tapi ya mau bagaimana lagi, aku sudah berjanji untuk meminjamkannya mobil untuk hari ini tanpa mengingat kalau ada kelas tambahan yang muncul secara mendadak.

Jalanan cukup sepi dari para pejalan kaki. Hanya mereka-mereka saja yang sudah sedia payung atau yang menggunakan kendaraan pribadi. Halte bis yang aku tuju masih sekitar 1 kilo lagi jaraknya, dan mau tak mau aku berjalan kesana dengan hanya berbalut jaket tebal yang sekarang aku kenakan. Semoga saja ketika aku sampai sana, bis sudah ada dan aku bisa langsung naik tanpa harus menunggu lagi. Aku hanya ingin cepat-cepat sampai dirumah, dan mandi dengan air hangat untuk membilas tubuh yang setengah menggigil ini.

Namun, tiba-tiba saja mataku menangkap sebuah kejadian yang benar-benar mengejutkan. Di sana, di depan sana lebih tepatnya, ada seseorang yang sedang mencoba memanjat pagar pembatas jembatan kota. Dia seperti sedang melakukan percobaan untuk mengakhiri hidupnya. Ia hampir saja membawa tubuhnya lompat ke bawah sana kalau aku tidak segera berlari dan memeluk tubuh ringkih itu dari belakang. Memeluknya erat dan mencoba menariknya menjauh dari pinggir jembatan.

"Ya Tuhan! Apa- apa yang kau lakukan hah?!" aku mencoba menariknya semakin menjauh. Namun orang itu menyikuti aku, mencoba melepaskan diri dan berlari untuk kembali memanjat pagar pembatas dan berniat membuang dirinya sendiri kebawah sana. 

"LEPAS! LEPAAAS! JANGAN GANGGU AKU!" teriaknya.

Aku tidak setega itu untuk menuruti kemauan orang ini. Dan bagaimana bisa aku rela membiarkan dirinya mengakhiri hidup di depan mataku sendiri sedangkan aku hidup dengan nyaman tanpa merasa berdosa setelah ini? Oh tidak. Itu jelas tidak akan terjadi.

Aku kembali memeluk tubuhnya yang begitu kurus dan hanya berbalut hoodie tipis kusam yang sudah basah kuyub. Ia menggigil hebat, badannya basah kuyup apalagi rambutnya yang sudah sangat lepek. Orang ini masih saja berontak dalam pelukanku. Tak ku pungkiri, dia cukup kuat, ya karena dia memang seorang laki-laki. Tapi aku berusaha untuk menambah kekuatanku agar ia berhenti untuk memberontak dan menuruti aku.

ANTOLOGI ORION || HWANGMINITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang