Jika orang yang kau cintai meminta dunia, apakah kau akan membawanya?
Jika dia memintamu untuk menghancurkan kebahagiaan orang lain, apakah kau akan mengambilnya?
Bagaimana perasaanmu ketika orang-orang yang kau cintai pergi meninggalkanmu dengan kematian tragis?
Kau tidak bisa berbuat apa-apa selain terperangkap dengannya, terikat padanya, dan tidak bisa pergi darinya.
Ketika dia perlahan-lahan membawamu dari dunia nyata, mana yang kau sukai?
Nyata tanpanya?
Atau mimpi bersamanya?
◆◆◆
((-0-0-0-))
◆◆◆Kun melihat dirinya di cermin, ia menyentuhnya dengan jari-jari pucatnya dan mulai berbisik saat melihat dirinya sendiri di cermin. Cermin terasa dingin di jari-jarinya dan semua angin dari AC meniup dan menyapu wajahnya. Ia memiringkan kepalanya, memeriksa refleksi kekasihnya, Winwin.
Winwin tengah tertidur tanpa pakaian sehelaipun. Sudah hampir 2 tahun Kun memiliki hubungan dengan Winwin. Dirinya bertemu dengan Winwin di pesta ulang tahun Yuta Nakamoto. Dan di hari itu juga mereka berkenalan bahkan hingga berhubungan seks, tapi ada satu kekurangan Winwin yang sama sekali tidak bisa Kun tangani. Winwin senang melakukan hal jahat, kasar dan dia tidak memiliki perasaan kasihan sama sekali.
Setahun lalu Kun mengetahui bahwa kekasihnya Winwin membunuh keluarga Nakamoto dan membuat Yuta depresi hingga mengalami demensia dan berakhir dengan bunuh diri. Tidak hanya sampai disitu, jika ada orang yang tidak Winwin sukai maka ia akan membunuhnya.
Terlebih lagi, Winwin sangat kasar jika mereka tengah melakukan seks. Ia seorang bottom yang dominant, selalu mengontrol semuanya dan Kun hanya bisa menurutinya, jika tidak ia akan semakin berbuat kasar dan melukainya. Lebam, memar bahkan luka gores sering Kun dapatkan, tapi ia tidak pernah menceritakan itu pada Ten, adik tirinya.
Kini, sudah hampir satu minggu sejak ia mendapatkan kabar bahwa Ten bunuh diri di Seoul. Setelah itu kedua orang tuanya bercerai dan ia memilih untuk tinggal bersama dengan Winwin di apartemennya.
"Apa yang kau lakukan disana?" tanya Winwin, ia lalu turun dari ranjang dan menghampiri Kun. Memeluk tubuhnya dari belakang dan menciumi bahunya.
"Aku akan mandi dan pergi bekerja." Ia melepaskan pelukan Winwin dan pergi ke kamar mandi. Winwin menoleh dan menatapnya tajam, dirinya lalu tersenyum licik dan sekarang dia yang bercermin melihat wajahnya sendiri.
◆◆◆
((-0-0-0-))
◆◆◆Kun berdiri di balik meja bartender, mengamati pelanggan yang datang ke bar. Ia merasa tak nyaman bekerja disini sebenarnya karena Winwin selalu mengawasinya dengan datang ke bar dan membuat ulah jika Kun didekati wanita ataupun pria ketika bekerja.
"Kun, aku mau Martini." Ucap seseorang. Ia lalu segera membuatkan Martini dengan irisan lemon di pinggir gelas. Pria itu meraih gelasnya dengan menyentuh tangan Kun yang putih mulus. Kun segera menjauhkan tangannya tapi pria itu kembali menariknya dan bahkan menggenggamnya.
"Kau terlalu sempurna untuk bekerja di bar, bagaimana jika kau menjadi model untuk majalah pria dewasa saja. Kau bisa dapat uang banyak."
"Tidak, terima kasih."
"Ayolah, jangan malu-malu...," belum sempat pria itu melanjutkan perkataannya, seseorang tak sengaja menumpahkan minuman di celananya.
"Maaf, aku tak sengaja." Ucap Winwin, sebenarnya ia sengaja melakukan itu padanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
9. Once Again (KunWinYang) version
FanfictionJika orang yang kau cintai meminta dunia, apakah kau akan membawanya? Ketika dia perlahan-lahan membawamu dari dunia nyata, mana yang kau sukai? Nyata tanpanya? Atau mimpi bersamanya? 🎶 AMIT - Xie Xing Ai Qing Gu Shi #2 KunYang (2020)