Bagian Satu

2.4K 121 1
                                    

Pemuda bertubuh tinggi duduk disebuah balkon apartemen yang cukup tinggi. Latar belakang malam yang sangat cerah dengan bintang bertaburan di langit dan lampu kota yang menyilaukan di daratan sedikit menenangkan pemuda tersebut. Dia memandang hamparan kota Busan dan langit bergantian kemudian menghembuskan napas pelan.

Tangannya menggenggam ponsel dan segelas anggur merah. Kepalanya pusing sekali namun dia mengobatinya dengan sekaleng bir. Dari ponselnya mengalun instrument musik yang menyedihkan. Pemuda itu menggumamkan sesuatu dengan lirih. Bahkan tidak dapat terbawa angin. Seketika dia tersenyum, namun kemudian raut wajahnya menjadi sedih. Hatinya diliputi keresahan yang amat dalam. Namun dia menepisnya, berusaha untuk menenangkan hatinya.

.
.
.

Sore itu sedang gerimis, pemuda bertubuh kurus dengan rambut hitam lebat dan kacamata bulat duduk ditepi jendela sembari tersenyum. Dia amat mencintai langit senja. Walaupun sedang gerimis, tapi langit itu amat cerah dan masih memperlihatkan cahaya jingganya.

Dia merentangkan tangannya keluar jendela. Merasakan rinai hujan menyentuh jemarinya walaupun tidak begitu terasa karena itu hanya gerimis. Senyum pemuda itu semakin melebar ketika jari-jari lentiknya mulai dibasahi oleh rinai gerimis. Rasanya menyejukkan walaupun cahaya senja memandikan wajahnya membuat wajahnya semakin bercahaya.

Tidak lama kemudian seorang pemuda berkulit putih dengan wajah yang sangat tampan duduk disampingnya.

"Apa yang kau lakukan Wonwoo?"

Pemuda bernama Wonwoo yang saat ini masih merentangkan tangannya keluar jendela menoleh. Dia menghentikan aktivitasnya dan membalas sapaan temannya tersebut.

"Ah Jeonghan hyung.." balasnya sambil tersenyum lebar. Pemuda berkulit putih dengan wajah yang sangat tampan bernama Jeonghan tersebut kemudian membalas tersenyum kearahnya. Tangannya kemudian mengusap pelan rambut hitam Wonwoo.

"Wonwoo ayo masuk, diluar dingin. Bisakah kau tidak duduk didekat jendela seperti ini?"

"Tapi aku hanya ingin merasakan gerimis ini hyung.." jawab Wonwoo sambil merengek. Jeonghan tersenyum melihat tingkah Wonwoo yang memang manja padanya.

"Berkemaslah, Won. Hari ini dia akan datang.."

"Dia? Dia akan datang lagi? Kenapa hyung? Kenapa dia senang sekali datang kesini?"

"Dia hanya ingin mengunjungi kita. Dia hanya ingin menjadi teman Wonwoo."

"Kenapa? Kenapa dia tidak berteman juga dengan Jeonghan hyung?" Tanya Wonwoo heran. Dia mengedip-ngedipkan matanya lucu.

"Dia sudah berteman denganku, Wonwoo. Sekarang dia ingin berteman dengan mu." Jeonghan mengusap pelan puncak kepala Wonwoo.

"Ayo kau mandi kemudian bersiap-siap. Aku akan menyiapkan makanan kecil dan teh sebentar.."

Jeonghan kemudian bangkit dan menarik tangan Wonwoo pelan agar pemuda itu juga berdiri. Wonwoo kemudian bangkit sambil memegang tangan Jeonghan. Dia masih mengerucutkan bibirnya, namun akhirnya Wonwoo menuruti Jeonghan dan berjalan menuju kamar mandi.

Bersiap-siap seperti yang dikatakan Jeonghan.

.
.
.

"Mingyu, apa yang kau lakukan disini?" Seorang pemuda berambut hitam menegurnya. Pemuda itu berdiri didepan pintu balkon tempat pemuda bertubuh tinggi tadi duduk. Dia menoleh sebentar dan mengalihkan pandangannya lagi ke arah kota.

Delusi [Minwon/Meanie]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang