Perkenalkan namaku Pratama Arga'atmaja atau akrab di panggil dengan nama Tama yang bekerja sebagai seorang Manager marketing di salah satu perusahaan swasta di Indonesia. Sehabis jam makan siang, Pak direktur memanggilku ke ruangannya karena ada hal yang perlu di bicarakan. Aku mengetuk pintu perlahan lalu dipersilahkan masuk olehnya.
"Permisi pak, Ada yang bisa saya bantu?"
"Langsung ke inti saja ya. Begini nak Tama, Saya tau progres kinerja kamu sangat baik disini sehingga saya memerlukan bantuanmu untuk menghandle anak cabang perusahaan di kota X karena keadaan disana sangat tidak stabil progresnya. Apa nak Tama tak keberatan bila saya tugaskan untuk handle itu?"
"Saya sangat tersanjung mendengar pujian Bapak hehehe Tapi apa boleh saya diskusikan ke keluarga saya dulu?"
"Yah silahkan nak Tama diskusikan dulu dengan keluarga, Tidak usah khawatir karena pihak perusahaan akan memfasilitaskan tempat tinggal, kendaraan dan dana intensif tambahan untuk kehidupan sehari hari disana." Bujuk bapak Direktur.
"Terimakasih pak, Saya pikir matang matang dahulu."
Aku pamit keluar dari ruangan Pak Direktur, Perasaan senang, bangga dan terharu bercampur aduk dalam hati mendengar ucapan atasan di ruangan tadi. Aku yakin jika berhasil menghandle perusahaan disana sampai kondusif pasti akan di rekomendasi naik jabatan hahaha.
Jam kerja telah selesai, Aku segera merapihkan barang dan pulang mengendarai mobil ke rumah. Ibu harus tau kabar bahagia ini. Sepanjang jalan selalu tersenyum. Di perjalanan, Suasana entah kenapa seperti mencekam. Bulu kuduk berdiri dan hati sangat gelisah sembari mengemudi. Aku melihat kursi belakang dari cermin dan alangkah terkejutnya melihat Sesosok wanita pucat menggunakan pakaian putih yang tiba tiba tersenyum tipis.
"Jangan takut, Aku adalah Nyai Anggrek Bulan pendampingmu sejak kecil."
"Mau apa kau disini!." Kataku tetap sambil mengemudi.
"Aku cuma mengingatkan. Tempat yang akan kau tinggali nanti bukanlah tempat yang damai."
"Apa maksudmu?"
Belum mendapatkan sebuah jawaban sesosok itu sudah hilang, Apa maksudnya tadi? Apa ucapannya serius? Apa aku harus mendengarkan peringatkan tersebut atau menerima tugas demi masa depan karir yang lebih baik?
=================================
Sesampai dirumah lalu menaruh mobil di teras, Aku masuk ke dalam rumah dan melihat Bundaku sedang duduk di sofa sambil menonton Televisi. Aku langsung memeluk Bunda dan mencium pipi wanita yang paling aku sayang ini.
"Apa kau sudah makan nak?"
"Belum bun, Aku juga belum lapar."
"Ya sudah ganti bajumu dulu."
"Iya bun sebentar. Ah iya aku dapat tugas dinas di luar kota beberapa bulan, Boleh gak bun? kata Pak Direktur tak apa di diskusikan dahulu tapi kalo aku tugas nanti bunda sama siapa disini?"
"Nak bila itu menurutmu adalah pilihan terbaik, Bunda selalu restui apapun pilihanmu. Kamu sudah dewasa dan bisa membedakan mana yang baik dan buruk untuk kebaikan diri sendiri."
"Baik bun aku pikirkan matang matang dahulu."
"Kesempatan baik tak datang dua kali nak."
"Iya bun aku paham."
Aku meninggalkan bunda yang sedang menonton Televisi di ruang keluarga. Tas kerja di banting ke kasur begitu saja. Membuka pintu lemari pakaian mengambil baju tidur untuk malam ini namun ketika aku baru memakai baju tidur bulu kuduk kembali berdiri serta perasaan panik menyelimuti pikiranku dan benar saja! ketika melihat kebelakang dari cermin lemari pakaian, Sosok wanita yang ada di mobil tadi sedang berdiri tepat di belakangku dengan tatapan mata serius kearahku.
Bersambung.....
Kritik dan Masukan kalian sangat berguna buat Saya yang seperti serpihan debu ini :') aku minta support ya guys btw ini murni spontan apa yang ada di benakku langsung aku tulis di cerita ini hehehe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rumah Tua
HorrorTama adalah seorang manager marketing yang mendapat tugas di luar kota bersama rekan rekannya. Mereka tinggal di sebuah rumah tua yang di sediakan oleh perusahaan selama mereka tugas disana. namun ada yang janggal di Rumah Tua itu. Tama juga mendapa...