"Mak tetet pergi dulu ya" ucap pemuda bernama tetet itu kemudian mencium telapak tangan seorang wanita paruh baya.
Wanita itu menyalami anaknya kemudian mengusap air matanya penuh haru. Melihat anaknya sudah dewasa.
"Belajar yang rajin, jangan main-main. Pokoknya tetet harus jadi sarjana"
Setelah beberapa menit acara pamit-pamitan itu selesai. Pemuda bernama asli Taehyung itu melangkahkan kakinya menuju stasiun kereta api.
***
"Bang, banyak wartawan disini, ngobrol ditempat lain kek" keluh pemuda berjas hitam itu. Dengan tangan pendeknya ia rangkul bahu abangnya yang lebih lebar dari sandaran kursi.
Dua pemuda yang sedari tadi disorot kamera itu pun menghilang dibalik kaca mobil. Kemudian mobil itu melaju dengan kecepatan sedang meninggalkan wartawan yang haus akan informasi.
"Bang bisa gak sih jadi chef jangan terkenal risih tau gue ditanyain wartawan mulu!" Keluhnya entah untuk keberapa kalinya.
"Suga-suga abang donk sewot lu nchim" Akhirnya abangnya buka suara setelah mengabaikanya selama berjam-jam demi meladeni wartawan.
"Suka bang! Suka bukan suga!" Kesal Nchim.
Tiba-tiba mobil yang mereka naiki ngerem mendadak menyebabkan kepala kedua kakak beradik itu berbenturan.
"Anjir ini mobil kenapa sih?" Jimin yang biasa dipanggil nchim itu lagi-lagi kesal untuk kesekian kalinya.
"Maaf tuan didepan ada orang yang mencegat mobil kita!" Jelas sang sopir yang sedikit lebih tua dari mereka.
"Siapa sih?" Kali ini sang selebriti yang dikenal sebagai Chef Jin itu juga mendengus kesal.
"Kayaknya perampok tuan" ucap sang sopir takut-takut.
Tak lama kaca mobil pun diketuk oleh sekelompok orang yang menghadang mobil mereka.
Dengan terpaksa Jin membuka kaca mobilnya.
"Keluar atau kalian mati!" Ancam seorang pemuda bertopeng.
Jimin dan jin terpaksa menuruti keinginan para perampok itu.
Seorang pria bertubuh kekar menodong mereka dengan pistol.
"Harta atau nyawa!"
Tanpa menjawab pertanyaan perampok itu Jimin langsung mendorong perampok itu dan membuat pistol yang dipegangnya terjatuh.
Tanpa diduga teman dari perampok itu menembak perut Jimin hingga membuat ia tidak sadarkan diri.
Suara tembakan itu mengagetkan orang-orang sekitar. Perhatian pun terpusat kearah mereka. Membuat para perampok itu kabur dengan tangan kosong tanpa mendapat sepeserpun.
"Jimiiiin!" Teriak Jin histeris. Sopir mereka pak Choi membawa Jimin masuk kemobil diikuti Jin dibelakangnya. Mobil itu kini melaju dengan kecepatan tinggi.
"Bertahan chim".
***
"Sialan! Ini semua salah lo!" Bentak ketua perampok itu.
"Kok jadi gue?" Jawab orang yang dibentak tidak terima.
"Kalo lu gak nembak dia kita pasti gak bakal dikejar-kejar polisi!"
"Lagian lu kalo kerja suka emosi, udahlah bos keluarin aja nih Juki!" Timpal yang lain.
"Heh gue ingetin ya nama gue Jk Jungkook!"
KAMU SEDANG MEMBACA
RUN!
Fanfiction"Makasih ya juki!"- tetet "Nama gue jk jeykey sekali lagi lu manggil juki gue tabok lu tet"-juki Warning! Cerita ini mengandung kata-kata kasar. Harap bijak dalam membaca!