Manhattan, Kuroko Tetsuya

3.2K 183 53
                                    

Sepasang mata emas pemilik surai biru itu mengintip dari balik dinding. Sebuah pistol berada di tangannya. Pakaian polisi melekat di tubuhnya yang terlihat seperti anak lelaki berusia enam belas tahun.

"Target locked," katanya melalui alat komunikasi di telinganya.

Ini tidak akan memakan waktu yang lama, pikirnya melihat targetnya sedang mabuk. Tatapan mata datarnya terarah pada seorang lelaki berpakaian acak-acakan dan tengah berjalan gontai.

<Siapkan senjatamu, dia membawa senjata. Apa kau bisa mengatasinya sendiri?> tanya rekannya melalui alat komunikasi mereka.

"Ya, aku bisa," jawab lelaki biru bermata emas itu.

<You need cover up, don't you?> komentar temannya lagi.

"Tidak dulu," jawabnya.

Setelah itu, lelaki biru itu keluar dari tempat persembunyiannya. Pistol Beretta M9 miliknya ia todongkan pada lelaki berambut coklat acak-acakan itu.

"Angkat tanganmu! Kami dari kepolisian!" seru lelaki itu tanpa harapan bahwa targetnya akan dengan mudah menyerahkan diri dan dia tidak perlu repot-repot bertarung.

"Huh? Kepolisian? Hey kid, don't make me laugh," kata lelaki berambut coklat itu dengan tawa kerasnya.

Lelaki pemilik mata emas itu kembali menghembuskan nafasnya. Apa setiap penjahat di Amerika benar-benar tidak menganggapnya serius? Baiklah dia akan menunjukkan kalau dia memang polisi.

Dor!!!

Satu tembakan peringatan terdengar membuat lelaki berambut coklat itu menghentikan tawanya dan melihat ke arah lelaki berpakaian polisi di depannya. Tatapan datar terlihat pada mata lelaki mabuk itu. Dan...

"Tatapan serius seperti itu yang kusuka. Sekarang berbalik dan..."

Brak!!!

"Argh!" lelaki itu mengerang ketika tiba-tiba targetnya menyikut perutnya dengan cepat.

Penjahat gila yang telah berhasil membunuh orang-orang tak berdosa itu mengeluarkan pisaunya.

<Oi oi! Kau benar-benar tidak ingin kami menembaknya?!> terdengar suara panik di telinganya.

"Aku bisa mengatasinya," jawab lelaki bermata emas itu.

Sebelum pisau itu berhasil mengenai lehernya, lelaki biru itu berguling ke samping dan menghindari pisau tajam itu. Lengannya memang tergores, namun itu jauh lebih baik daripada tergores di leher. Dengan cekatan, tangan putih bersihnya menarik tangan lelaki berambut coklat itu dan menendang bagian belakang lutut lelaki itu hingga lelaki itu jatuh berlutut.

"Argh! You son of a b*tch! Let me go!!!" teriak lelaki itu.

"Kunci," gumamnya kemudian mengunci tangan lelaki itu.

Kakinya menendang punggung lelaki dewasa itu hingga berbaring telungkup dan menyingkirkan pisau itu dari tangannya. Ia mengeluarkan sebuah borgol dan dalam sekali gerakan, borgol itu mengunci tangan sang penjahat.

"Hah... aku heran bagaimana bisa kau kabur dari kepolisian jika kau semudah ini ditangkap," komentarnya dengan tatapan mata datar dan tubuh menduduki lelaki penjahat itu.

 aku heran bagaimana bisa kau kabur dari kepolisian jika kau semudah ini ditangkap," komentarnya dengan tatapan mata datar dan tubuh menduduki lelaki penjahat itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Living Second Chance |AkaKuro|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang