Gadis itu menatap sendu sesuatu di depan nya, sudah 15 menit berdiri layak nya patung - tidak bergerak sama sekali - hanya diam berdiri.
Padahal 15 menit yang lalu banyak yang menawarkan tumpangan gratis ralat hanya sedikit, tapi gadis itu menolak tanpa fikir panjang.
"Gimana supaya gue dapat uang lebih, gue terus - terusan di tagih sama kepsek buat cepat lunasin SPP," ucap gadis itu berbicara dengan angin yang membelai lembut pipi gadis itu.
Ya walaupun gadis itu terbilang sangat pintar di kelas nya.
langganan menjadi juara kelas, tetap saja SPP nya hanya di potong 50% saja.
Masih dengan fikiran yang berkecamuk, tiba - tiba ..
TRINGG
Sebuah panggilan telephone berdering dari handpone yang berada di saku nya.
"Halo, selamat siang" Ucap gadis tersebut tanpa khawatir siapa penelpon yang tidak dikenali nya di sebrang sana.
"Ya halo selamat siang, apa benar ini dengan Nona Auristella?"
"Ya dengan saya sendiri" balas Auristella masih terlihat cuek dan tidak khawatir dengan penelpon yang tidak di kenal nya.
"Yap Nona selamat!! Anda salah satu yang terpilih untuk mengikuti Ajang 'The Number One."
"Se..se..serius?" Balas nya terbata-bata.
Tidak percaya keajaiban yang akan mengubah hidup nya di depan mata."Ibu, bapak, Ella lolos!! Ella pasti bakalan bisa ngebahagiain ibu sama bapak!!' Jerit nya dalam hati.
"Ya, informasi ini resmi dari agen 'The Number One', besok tim akan menjemput kediaman Nona Auristella jam 9 siang, bersiap - siaplah."
"Ba..baik, saya tunggu, terimakasih sekali lagi terimakasih!!" Balas nya masih dengan wajah polos nya 'yatuhan ini bukan mimpi kan?!' Lantas gadis itu memukul pipi nya
'Aw sakit! Yah ini nyata! Sangat nyata!
"Ya selamat beristirahat, saya tutup panggilan nya"
TuttTutt
Masih dengan ekspresi tak percaya, dia menatap layar hp nya yang sudah mati beberapa menit yang lalu dari panggilan tadi.
Gadis itu menatap langit "Ah pas banget, langit tiba-tiba cerah kaya hati gue," gumam Auristella.
"pulang ah mau buru-buru kasih tau Ibu sama Bapak soal kabar gembira ini!!!" Ucap nya antusias sambil berlari kecil dan tak memperdulikan jalanan yang becek setelah hujan reda.
Ya karena rumah nya hanya berjarak 15menit untuk sampai ke rumah nya dengan berjalan kaki - ingat ya berjalan kaki!
Setiba di rumah nya
"Assalamualaikum... Ibu?! Ayah?!" Ucap gadis itu sangat antusias nya sampai tak sadar suara nya nyaring di telinga orang yang mendengarnya.
"Waalaikumsalam, yaampun kamu kenapa teriak-teriak gitu sih Ella," ucap Ayunindiya dan Arkana terpogoh-pogoh karena khawatir anak nya kenapa-napa, ya mereka orang tua Auristella.
Di keluarga nya dia di panggil dengan sebutan Ella, nama kecil nya.
"Ella kepilih jadi salah satu peserta 'The Number One' bu!!" Masih dengan senyuman yang mengembang.
"Alhamdulillah, terimakasih ya allah," lirih Ayu dengan mata berkaca-kaca sambil memeluk putri sulung nya itu.
"Sudah-sudah, kamu bersihkan diri dulu sekalian nunggu adikmu yang belum pulang, nanti kita makan sama-sama ya," balas Arkana Ayah nya, cinta pertama nya.
"Iya Yah, Ella mandi dulu ya," sambil melepaskan dari rangkulan sang ibu.
"Sudah-sudah sana mandi, ibu mau menyiapkan makan malam."
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE (On Going)
Teen Fiction"Auristella nanti jam istirahat kamu menghadap kepala sekolah," ucap guru nya. "Pasti nunggak biaya sekolah!" "Buat ulah apalagi si lo?!" "Malu-maluin kelas kita aja!" "Pergi aja deh sana!" Seketika kelas ribut, hanya dengan 10 kata yang di ucap kan...