Api yang Membesar

13 9 0
                                    

Memasuki kelas 2, kita sudah mulai memegang jabatan di ekskul maupun di organisasi sekolah. Salah satu acara besar yang diadakan Paskib yaitu lomba antar Paskibra tingkat kota. Saat itu aku ditunjuk sebagai wakil ketua pelaksana dan Bagas ditunjuk sebagai ketua pelaksana acara. H-5 bulan sebelum lomba dimulai. Hampir tiap hari kami kumpul untuk mempersiapkan lomba tersebut. Semakin dekat dengan lomba, semakin sering juga kami kumpul terutama aku dan Bagas. Seperti yang kita tahu, kalo mempersiapkan acara pasti ada beberapa masalah. Karena itu juga aku sama Bagas jadi suka curhat dan nyemangatin satu sama lain. Mungkin karena kami laki bini di paskib, diantara anak cowok lain aku itu emang paling deketnya sama si Bagas. Tapi meskipun aku deket sama Bagas, kami deket sebatas teman aja kok. Aku benar-benar hanya menganggap Bagas sebagai seorang teman, karena hanya Adan lah yang spesial dimataku. Setidaknya itulah yang ada di pikiran ku saat itu.

Tepat setelah menginjak kelas 3 entah kenapa Adan mulai menjauh, kupikir dia hanya bosan sejenak atau mungkin dia ingin lebih fokus belajar. Sesekali kami masih berkomunikasi, meskipun semakin lama komunikasi semakin bekurang hingga pada akhirnya kami tidak berkomunikasi lagi. Tapi, aku yakin jika kami bisa dekat seperti dahulu karena ini bukan kali pertama Adan menghilang seperti itu. Dia sudah beberapa kali menghilang seperti itu lalu kembali lagi.

Ditengah penantian ku menunggu Adan kembali, Bagas yang rusuh muncul dan selalu membalas status yang ku buat. Kami jadi sering chattan. Sebenarnya aku dan Bagas emang sering chattan semenjak kelas 2 ketika kami mempersiapkan lomba. Chat kami yang awalnya sebatas membahas Paskib makin lama makin berubah. Aku yang dulu tidak terlalu menghiraukan chat dari Bagas malah merespon chatnya terus, mungkin karena aku yang merasa bosan saat itu

17 Agustus 2018.
Upacara 17 agustus terakhir untuk angkatan kami karena kami yang sudah menginjak kelas 3. Malam sebelum upacara,

"eh Ra, besok foto yuk abis upacara" ajaknya.

"iya, nanti panggil aja kalo mau foto" jawabku.

Tepat setelah upacara dan selesai foto rame-rame, aku nyari si Bagas soalnya aku mau pulang cepet. Ngga lama setelah aku keliling, aku akhirnya ketemu sama bagas,

"Bagas, ayo jadi ngga? Katanya mau foto".

"oh, iya nanti" jawabnya dengan cuek tanpa menoleh ke arahku dan tetap fokus sama hp nya.

Mendengar jawaban Bagas, aku kembali ke lapangan depan. Aku yang bingung mau ngapain cuma ngelitin anak-anak lain foto dan tepat pas aku balik badan, di ujung lapangan aku liat Bagas sama Lila lagi foto berdua.

Lila adalah cewek yang sudah lama dekat dengan Bagas. Sama seperti aku dan Adan, mereka juga sudah dekat dari kelas 1. Semua orang tau perihal kedekatan mereka termasuk aku dan bahkan dari pertama kali mereka deket aku udah tau. Aku sama anak-anak paskib lain paling suka ngejekin si Bagas kalo abis ketemu sama Lila.

Tapi entah kenapa saat itu dada ku rasanya sesak. Aku bingung, bingung banget sampe aku bengong bentar dan kemudian aku sadar. Ketika aku kembali ke diriku yang biasanya aku langsung ngasih tau anak-anak lain kalo Bagas lagi foto berdua sama si Lila biar anak-anak pada nyorakin mereka berdua kek biasanya.

Engga selesai sampai disana, anak-anak masih lanjut ngejekin si Bagas dan malah aku juga ikut-ikutan kena.

"ayo Ra, kita foto" ucap Bagas sambil nyusul gue ke lapangan dalam

"ngga ah, males" respon spontan yang ku ucapkan ke Bagas. gua bingung kenapa jawab kek gitu. Dan ya anak-anak yang denger pada lanjut ngejek kita

"Nah loh Gas, Ira cemburu lo foto sama Lila hahaha". Ejek anak-anak lain.

Seketika aku sadar dengan sikap ku. Aku pun semakin kepikiran sama yang aku rasain pas liat Bagas sama Lila tadi. Padahal itu bukan kali pertama aku liat mereka berdua. Tapi itu pertama kali nya pas aku liat mereka rasanya dada aku ada yang nusuk. Aku bingung sama apa yang aku rasain.

"itu karna gua di campahin pas ngajak dia foto atau ... ah ngga mungkin, masa gua ada perasaan sama dia" kalimat yang ku ulang-ulang terus dalam benakku. Aku berdebat dengan diri sendiri, memikirkan apa yang sebenarnya terjadi padaku.

Lost in the Love MazeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang