🎶Now playing ~ Wind Flower_Lee Sun Hee🎶
<><><><><>
"Bagaimana keadaannya dok?" Tanya Irene gelisah, saat dokter yang menangani Suho keluar dari ruang rawat.
Dokter tersebutpun tersenyum, "Anda tenang saja Nyonya, suami anda baik-baik saja. Untung saja pecahan botol tersebut tidak sampai mengenai pada matanya."
Irene mendesah lega, ia bersyukur karena tidak terjadi sesuatu yang serius pada suaminya itu. Tuhan telah memberkati doanya. Dengan mendengarkan kabar gembira itu, ia sedikit tenang dan tidak khawatir lagi seperti tadi.
Semenjak mobil ambulan itu sudah sampai beberapa jam lalu, Irene tak henti-hentinya menangis sampai ia mengantarkan Suho di depan pintu ruang UGD. Air matanya terus mengalir dengan derasnya dikala ia tidak diperbolehkan dulu untuk masuk kedalam. Ia sangat khawatir.
"Apa saya boleh masuk sekarang dok?" Tanya Irene.
"Iya, anda boleh masuk sekarang Nyonya."
Irene tersenyum mendengarkan hal itu, "Terimakasih dok."
Dokter itu mengangguk. Tanpa basa-basi, Irene langsung masuk ke dalam dengan cepat.
Diambang pintu, Irene menutup mulutnya menahan tangisannya yang akan pecah saat ini juga. Ia tidak tega melihat suaminya yang terbaring tak berdaya dengan perban yang membaluti kepalanya dan inpusan yang menancap ditangannya.
Irene melangkahkan kakinya pelan, menghampiri suaminya yang terbaring disana. Ia mengelus lembut rambut milik Suho saat sudah berada di dekatnya.
"Sayang, aku ada disini, disampingmu." Lirih Irene dengan suara yang menahan tangisan.
<><><><><>
Irene dan Joy tengah duduk di sofa yang berada diruang rawat tersebut. Mereka tengah berbincang tentang keadaan Suho sekarang.
Jujur, Joy sangat menyesal dan merasa bersalah karena membuat suami dari sahabatnya menjadi seperti ini. Jika bukan karena Suho yang menolongnya, mungkin saat ini yang terbaring di rumah sakit adalah dia, bukan Suho.
"Irene, aku minta maaf. Karena aku, suamimu jadi seperti ini." Joy menunduk lemah.
"Hei, kau tidak perlu minta maaf. Ini bukan salahmu, berhenti menyalahkan dirimu sendiri oke?" Kata Irene seraya mengangkat kepala Joy untuk menatapnya.
"Tapi matamu menjadi sembab karena terlalu banyak menangis." Lirih Joy.
"Aku baik-baik saja, kau jangan khawatir." Irene tersenyum.
"Apa kau sudah memeriksa punggungmu tadi?" Sambungnya.
Joy mengangguk, "Hm sudah, aku sudah merasa baikan. Ini hanya sedikit lecet saja."
"Syukurlah."
Drrt...Drrt...
Ponsel Irene berbunyi. Lalu ia meraih ponselnya yang tergeletak diatas meja. Ditempelkannya benda pipih itu ditelinganya.
"Hallo."
"..."
"Dia masih belum sadarkan diri."
"..."
"Benarkah? Aku sangat berterimakasih padamu Sehun. Tolong beritahu aku lagi tentang kabar selanjutnya."
"..."
"Iya, terimakasih."
"Siapa?" Tanya Joy setelah Irene mematikan teleponnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Life
Fanfiction[ON GOING] **Bae Irene seorang executive chef disebuah restoran terkenal milik suaminya sendiri yaitu Kim Suho, ingin mencari kebenaran tentang sebuah rahasia besar yang disembunyikan oleh suaminya. Kehidupan yang semulanya bahagia harus berantakan...