Kehidupan hyunjin di jepang berjalan dengan sangat lancar, bahkan pemuda itu hampir lupa kalau ia pernah tinggal di korea, walaupun baru beberapa bulan di jepang, bahasa jepangnya sudah level medium, puji tuhan, karena itu merupakan salah satu good side dari seseorang pengidap autism, mampu menangkap sesuatu dengan sangat cepat, tetapi hanya fokus pada satu objek.
Di bulan ke tujuh hyunjin sudah bisa belajar di sekolah umun, walaupun harus mengulang dari kelas sepuluh, tetapi kata dokter itu demi kebaikannya ke depan, artinya hyunjin duduk di bangku sma satu tahun di bawah jeongin.
Di sekolah umum, hyunjin sangat di terima baik oleh teman-teman kelasnya, tidak ada yang namanya di kucil kan atau apapun itu, poin plus adalah wajah rupawan nya yang bisa di jadikan ajang cuci mata oleh para gadis di sekolah.
Paman dan bibi pun amat sangat menyayangi hyunjin, di karena kan mereka belum sama sekali mempunyai momongan, jadi saat ada hyunjin, seperti memiliki putra tunggal sesungguhnya, apapun yang hyunjin minta, pasti di kabulkan, asalkan itu memiliki nilai positif bagi hyunjin dan mereka berdua.
Pemuda dengan tahi lalat di bawah matanya itu kini tengah menatap kota tokyo yang tengah di guyur hujan lewat kaca di cafe, bersamaan dengan hujan yang semakin lebat, bibirnya melengkung, tersenyum. Entah kenapa, tetapi hujan adalah salah satu hal favorite bagi hyunjin, saat hujan, pikiran dan badannya menjadi rileks.
Tidak tahu dari kapan potongan-potongan gambar saat ia masih kecil dahulu menari-nari di depan matanya saat ini. Jeongin ... Dan ia yang tengah bermain baseball, sepeda, berlarian di ikuti yu na kecil di belakang dan memori-memori yang sempat hilang muncul kembali.
Hyunjin mengernyit sakit, kedua tangannya perlahan terus memukul-mukul kepalanya sendiri. Terapi ini menyakitkan sekaligus terasa seperti lahir kembali, memori yang terus muncul membuat kepalamu sakit, tetapi ada perasaan baru setiap detiknya.
"Hyunjin-kun! Berhenti, kau kenapa?! Hei han, cepat ambilkan hyunjin air!" Hina, salah satu gadis di sana yang pertama sadar akan gerak-gerik aneh hyunjin. Pemuda itu mengerang hebat sambil terus memukul kepalanya sendiri, teman-temannya yang berada di sana mulai khawatir.
"Sayang ... Sudah baikan?" Tangan wanita muda itu sedikit mengusap surai hitam hyunjin.
"Hm, sudah bu, sekarang sudah amat sangat baik." Walaupun wajahnya menunjukan sangat lelah tetapi senyuman di sana tidak pernah luntur, yang di panggil ibu adalah bibinya, menurut wanita muda itu panggilan bibi agak bagaimana, lebih baik memanggilnya ibu saja.
"Kalau ada hal-hal yang mengganjal dan kau belum siap untuk mengingatnya, jangan terlalu di paksa kan ya? Sedikit-dikit pasti akan pulih semua."
"Iya bu, seharusnya aku tidak gegabah seperti itu, maafkan hyunjin." Seharusnya hyunjin mendengarkan kata dokter dan bibinya, tetapi rasa penasaran ingin menggali sosok jeongin di ingatannya begitu besar.
Ternyata, ia dan jeongin memang sangat dekat saat masih kanak-kanak dulu, setelah hyunjin sakit, hubungan mereka menjadi renggang dan sepertinya jeongin menjalani hari-hari sulit setelah itu.
Entah sejak kapan perasaan nyaman terhadap jeongin tumbuh, tetapi yang dapat hyunjin rasakan, bahwa ia maupun jeongin, sama-sama memiliki perasaan lain selain sayang dan nyaman sebagai saudara sejak kepergian hyunjin ke jepang. Ini tidak baik, ibu pasti akan kecewa jika selama ini mereka berhubungan seperti dua insan yang memang sedang jatuh cinta.
Hyunjin harus menjauhi jeongin, ia harus melupakan perasaannya.
"Tidak apa- lain kali jangan di ulangi ya? Ya sudah, hyunjin tidur, besok harus bangun pagi kan?"
"Iya bu ... Selamat tidur."
"Selamat tidur ... Tidur betulan ya?! Awas main ponsel! Nanti obatnya tidak bekerja."

KAMU SEDANG MEMBACA
Convivencia ❲ hyunjin ft jeongin ❳
Fanfiction( Start : 2019 December - End : 2020 July ) Bagaimana rasanya mempunyai saudara tiri yang memiliki kekurangan pola dalam berpikir dan bertindak atau kebanyak orang lebih mengenal dengan istilah autis? 一 Jeongin rasanya sudah muak. Background story ;...