•• Sepuluh ••

72 14 3
                                    

-Happy Reading-

✨✨✨

---------------

Hujan deras diseratai gemuruh petir datang tiba-tiba, Jennie berlari menuju sebuah halte untuk berteduh. Dengan baju yang sedikit kebasahan Jennie duduk. Halte hari itu sangat sepi hanya ada beberapa anak laki-laki saja entah dari sekolah mana, Jenniepun tak mengenalinya.

Setelah beberapa menit ia duduk dan memainkan ponsel, rasa takut muncul ketika Jennie menyadari ada yang terus memandang ke arahnya sedari tadi.

Pertanda bahaya, batin Jennie.

"Sendiri aja kak?" lelaki yang terus menatap Jennie itu mendekat lalu duduk disebelahnya.

Jennie diam tak berani menjawab.

"Mau ditemenin gak?" lelaki lain ikut menggoda.

"Wohooo mangsa baru," sorak yang lainnya. "Sekalian ajak pulang bareng lah."

Tanpa diduga lelaki yang duduk disebelah itu lancang menyentuh paha Jennie.

"Brengsek ya lo!" suara Jennie meninggi, ia berdiri lalu berlari hendak meninggalkan halte namun tangannya dicekal oleh salah satu dari mereka.

Mereka tertawa bersama melihat Jennie yang meronta-ronta berusaha melepaskan tangannya.

"LEPASIN! MAU LO APA SIH?"

"Ya lo di sini aj-"

Bugh

Lelaki yang memegangi tangan Jennie itu tersungkur. Dia bangkit kemudian memukul balik orang yang memukulnya.

"Bangsat!"

Pukul-pukulan itu berlangsung beberapa menit. Jennie panik, "Hanbin udah!" ia menarik Hanbin kemudian lari.

"Wajah lo bonyok. Bibir lo berdarah juga!" Jennie memegangi wajah Hanbin khawatir.

"Ini gak seberapa," katanya santai.

"Gak seberapa pala lo! Lo luka, dan itu pasti sakit. Ayo neduh dulu!"

Jennie membawa Hanbin berteduh ke supermarket. Gadis itu meninggalkan Hanbin di luar, dan Hanbin duduk di depan supermarket itu.

"Nih minum dulu," Jennie menyodorkan sebotol air minum.

Tanpa mengucapkan kata terimakasih dahulu Hanbin langsung meneguk air minum yang diberikan Jennie.

"Muka lo-"

"Gak apa-apa," sambar Hanbin cepat memotong ucapan Jennie.

"Bentar deh."

Jennie masuk kembali ke supermarket dan ketika keluar ia membawa seperangkat alat P3K.

"Obatin sekarang tuh," Jennie menyimpan P3K di meja.

Hanbin menunjuk dirinya sendiri, "Maksud lo gue obatin sendiri gitu?"

Jennie mengangguk cepat.

"Tangan gue sakit," kata Hanbin berbohong.

Mengambil kesempatan dalam kesempitan tak ada salahnya bukan?

Karna kasian dan mungkin sebagai tanda terimakasih juga, akhirnya Jennie mau mengobati Hanbin.

"Sini lebih deket kalo gitu," kata Jennie pada Hanbin.

Hanbin mendekat, kini wajah Hanbin tepat berada di depan Jennie dengan jarak yang hanya sekitar 5 cm.

Kutunggu Ke-JOMBLOanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang