Playlist:
Tchaikovsky's Symphony no. 4 in F minor, Op. 36, ii. Andantino in Modo di Canzona
Schubert's Moment Musical Op. 94 no. 4 in C Sharp Minor (Moderato)
Albinoni's Adagio in G Minor
"Sweet intro, hyped prelude, sad outro."
===
Suara bel dari lonceng kecil di pintu mengikuti pergerakan Hyunjin yang sedang memasuki sebuah toko bunga.
"Selamat datang!" sambut seorang pegawai laki-laki dengan suara lembut, tapi lantang.
Hyunjin berjalan mendekat menuju kasir, dimana pegawai itu berdiri.
"Uhm.. aku butuh sebuah buket bunga," kata Hyunjin pelan.
"Boleh saya tahu untuk siapa?" Pegawai itu, dengan bordiran nama 'Seungmin' di seragamnya, bertanya tanpa mendongakkan kepala. Dia masih sibuk memasukkan data ke komputer.
"Untuk temanku. Hari ini adalah hari kelulusannya dari akademi kami. Aku ingin memberikan bunga untuknya." Hyunjin menjawab.
Seungmin yang masih menunduk itu mengangguk paham sambil tersenyum kecil. Mumpung yang satu sedang tertunduk, Hyunjin memerhatikan gerak-gerik si pegawai, dari ujung kepala hingga jari-jari yang menari lincah di atas papan ketik.
Pegawai Seungmin meringis, terlihat kesulitan. "Mohon tunggu sebentar, ya."
"Iya. Aku tidak sedang buru-buru," kata Hyunjin.
Si laki-laki dengan jaket hitam bercorak merah dan celana olahraga itu mendongak, memerhatikan jam dinding di belakang punggung Pegawai Seungmin sambil menunggu sang pegawai selesai dengan pekerjaannya.
Baru tujuh puluh delapan detik berlalu ketika Hyunjin mendengar suara terkesiap datang dari laki-laki muda di depannya.
"Hwang Hyunjin?!" pekik laki-laki itu tertahan.
Hyunjin terbelalak, sedikit terkejut. Iya meringis kecil. "Ah, kau mengenalku?" tanyanya.
Pemuda Seungmin mengangguk cepat. "Tentu! Saya melihat video-video anda di internet," katanya.
Hyunjin mengangguk paham. Ah, dia tidak kaget lagi. Siswa akademi tari tersebut memang terkenal di antara pelancar internet. Gerakan luwes dan penuh arti dari penari jenius berbasis ballet memang bisa dengan mudah menarik minat seratus ribu orang yang berlangganan di salurannya.
Si Penari tersenyum, berusaha menyampaikan tujuannya datang ke toko bunga lewat tatapan mata.
Si Pegawai menangkap maksudnya. Ia terkesiap lagi. "Ah! Benar. Buket bunga," ucapnya gugup.
Yang namanya Seungmin berlari kecil mengitari meja kasir untuk menuju ke deretan vas raksasa berisi ratusan tangkai bunga.
"Apa ini untuk Lee Minho? Hari ini hari kelulusannya, bukan?" Sambil memilih bunga, Seungmin berbasa-basi.
"Iya. Ini untuk Minho. Jadi tidak perlu terlalu mewah." Hyunjin berpesan.
Seungmin dengan cepat menoleh. "Mana boleh yang seperti itu! Aku akan memberikan buket paling bagus untuk sahabat baik anda." Ia sangat bersemangat hari ini.
Hyunjin terkekeh pelan. "Minho itu musuhku, bukan sahabatku." Ia mengoreksi.
Seungmin memilih untuk mengabaikan kata pelanggannya, terlalu fokus pada deretan warna-warni teman hidupnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
RAIN OF CRYING HEART
Fiksi Penggemar❝the heart is crying, so do the eyes and the sky.❞ a seungjin angst oneshot collection © seungjinpedia, 2020 © cover by spearbae