Queensara Azalea

170 9 0
                                    

"Seandainya ada rumus yang bisa nyembuhin luka hati, rumus matematika, rumus kimia, dan rumus fisika gak bakalan menarik lagi, Ra."

~Galaksi~

-----

Seorang gadis termenung seorang diri di kamarnya. Ingatannya kembali terlempar beberapa tahun yang lalu. Dia mana ia dan keluarganya telah jahat. Berani merampas kebahagiaan seorang laki-laki yang ia sukai.
Ia merasa sangat bersalah atas semua ini. Seorang ibu dari Queensara Azalea telah merebut seorang laki-laki yang notabene nya  ayah Galaksi. Seorang penguhsaha yang sangat terkenal dan mempunyai cabang usaha di dalam maupun luar negeri.

Sara tak bermaksud untuk membuat keluarga Galaksi hancur. Bahkan ia pun tidak tahu mengenai pernikahan itu. Yang ia tahu, ibunya pulang dari kerja membawa laki-laki itu yang telah menjadi ayahnya.

Perasaan bersalah selalu menghantui pikiran Sara. Ia tidak mau dibenci oleh Galaksi. Sara sangat mencintai Galaksi. Perkenalan itu menjadi awal kedekatan mereka. Galaksi sangat menyayangi Sara. Galaksi sudah menganggap Sara sebagai adiknya. Meski seperti itu, Sara tidak pernah marah. Selama ia masih berada di dekat Galaksi, ia akan merasa senang.
MHingga sampai waktu, akhirnya kedekatan mereka harus berakhir sampai di sini. Rasa sayang itu berubah menjadi benci. Benci yang amat mendalam terhadap Sara dan keluarganya. Pernikahan itu telah membuat  ibunya menderita. Ibunya mengalami depresi berat hingga tak mengenal Galaksi sebagai anaknya. Bahkan, tak jarang juga Galaksi mendapat perlakuan buruk dari ibunya.

Hidup Galaksi yang semula tenang dan bahagia, kini sebaliknya. Galaksi seperti dibunuh, namun tidak mati. Galaksi seperti hidup di neraka, tak ada yang mengerti dengan keadaan Galaksi. Semua hanya tahu sisi luarnya, tanpa mau tahu sisi dalamnya.

"Pokoknya gue harus ketemu Galaksi untuk minta maaf." ucap Sara.

Dengan style seperti biasa, Sara bergegas menuju tempat kesukaan Galaksi. Ia tahu mereka ada di sana karena di sekolah ia sempat mendengar obrolan mereka.

Ya, mereka satu sekolah. Hanya saja Galaksi tidak mengetahuinya. Sejak kejadian itu, Galaksi benar-benar tidak mau lagi berurusan dengan Sara ataupun keluarganya. Bahkan nama Sara pun sudah terhapus dari menorinya.

Sesampainya di kafe

Sara turun dari mobilnya, lalu beranjak memasuki ruangan. Saat pintu terbuka, semua mata menuju ke arahnya, kecuali tiga orang yang duduk paling pojok. Sara tahu, jika tiga orang itu adalah Galaksi dan teman-temannya. Sara pun bergegas ke sana.

Saat telah sampai di meja Galaksi, kedua sahabat Galaksi dibuat kaget atas kedatangannya. Mereka berusaha untuk menyadarkan Galaksi dari lamunannya. Namun, Galaksi hanya cuek saja. Melihat Galaksi seperti itu, Sara berniat untuk menyapanya duluan.

" Halo, Galaksi!" sapa Sara.

Tiba-tiba tubuh Galaksi menegang. Sara paham Galaksi bersikap seperti itu. Galaksi pun membalikkan tubuhnya dan betapa terkejutnya setelah melihat Sara kini ada di depannya.

Tanpa aba-aba, Galaksi mengambil kunci mobilnya dan berniat untuk pergi dari kafe itu. Namun, Sara berusaha menahannya.

"Galaksi, tunggu! Gue ke sini cuma mau minta maaf sama lo. Maaf atas semua kesalahan nyokap gue yang udah ngambil bokap lo dan membuat keluarga lo hancur." ucap Sara.

Galaksi pun berbalik, lalu memecahkan gelas yang ada di meja sebelahnya.

Pyar...

"Sekarang gue mau lo minta maaf sama gelas itu." titah Galaksi.

Sara terkejut mendengat permintaan Galaksi. Namun, ia harus melakukannya demi maaf dari seorang Galaksi.

"Maaf." kata Sara.

"Dan setelah lo minta maaf sama gelas itu, apa gelas itu bisa kembali utuh?" tanya Galaksi.

Hening. Tidak ada yang menjawab Galaksi. Sara berusaha menahan air matanya untuk tidak jatuh. Galaksi yang dulu sangat menyayanginya, kini telah berubah menjadi Galaksi yang sangat membencinya.

"Kenapa diem? Gak bisa jawab? Oke, biar gue jawab. Gelas itu ibarat keluarga gue. Kata maaf aja gak bisa ngembaliin keluarga gue kembali utuh. Dan seandainya ada rumus yang bisa membuat luka di hati gue ini hilang, rumus matematika, kimia, dan fisika gak bakalan menarik lagi, Ra!" ucap Galaksi.

Semua pengunjung kafe dibuat bungkan oleh kejadian itu. Tak ada yang berani ikit campur dalam urusan mereka. Sara yang sejak tadi diam, tak kuasa menhan tangisnya.

"Kalau gitu gue pergi, gue masih banyak urusan." ucap Galaksi.

Sara hanya bisa pasrah menatap tubuh Galaksi yang semakin menjauh dari pandangannya, bahkan juga dari hidupnya. Betapa miris takdir yang digoreskan Tuhan untuknya. Tanpa menunggu waktu lama, Sara memutuskan untuk pergi dari kafe menuju tempat yang bisa membuatnya tenang.

GALAKSITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang