•Aturan Baru!•

10K 764 81
                                    

Happy Reading!

Part ini khusus yang uwu-uwu doang! Kalau perutnya udah mual, dilarang baca part ini.

________________________________________




Setelah kemarin sibuk memberi penjelasan pada Ara yang mogok bicara perkara ucapan Nia itu, maka pagi minggu ini adalah waktu mereka pindah ke-apartmen.

Tentu saja Azam tidak mau menjadi pihak yang dirugikan mengingat dia akan ber-perang melawan setan didalam tubuh. Wadaw.

Disini, dia akan mengubah Ara menjadi pribadi yang lebih dewasa agar gadis itu tidak lagi dipandang sebelah mata oleh gadis-gadis diluar sana.

“Ayaey! Ara tinggal di-apartmen!” Teriak Ara girang dengan kedua tangan diangkat ke-udara.

Azam menaruh koper Ara diatas kasur, membukanya untuk mencari baju yang cocok diganti Ara dari dress itu. Namun, yang dia cari tidak juga ditemukan. Kalau tidak dress, ya baju tidur pendek.

Maka Azam berjalan ke-lemarinya, mengambil training panjang dan kaos miliknya kemudian disodorkan didepan Ara.

Ara mengerjap dengan alis menyatu, “Kenapa, Ajim?”

Azam menggerakkan tangannya mengode Ara agar segera mengambilnya, “Ini, adalah pakaian kamu sekarang.” Ujarnya tidak terbantahkan.

Tentu saja Ara menolaknya, “Nggak mau! Ara ada baju tidur, kok.” Dalihnya dengan kesal.

Azam menggeleng tidak setuju, “Inget perjanjian kita dari rumah, kan?” Ingatnya dengan senyum manis yang kentara sekali dipaksakan.

Seketika Ara cemberut, menerima baju ditangan Azam itu dengan sentakan.

“Berhubung kamar cuma satu, pakai baju langsung dikamar mandi, ada tempatnya biar nggak basah.” Jelas Azam lagi.

Ara mengerucut, berjalan dengan kaki dihentak menuju kamar mandi.

“Eits, salah satu aturannya, kamu nggak boleh mencak-mencak lagi.” Suara Azam kembali menginterupsi.

Ara menghentikan langkah seketika, berjalan biasa saja meski dengan hati dongkol, menutup pintu kamar mandi pelan-pelan dengan sorot menghunus kewajah Azam yang sedang menaikkan satu alis.

Good girl.”

Blam!

Ara langsung membanting pintu itu yang membuat Azam terkekeh pelan.

Ketika keluar kamar mandi, Ara langsung menemukan Azam yang duduk disisi kopernya, menyambutnya dengan senyum puas.

“Kalau gini, kan, aman.”

Ara mengerucut, membanting badannya kekasur karena merasa masih belum terima.

“Eh, mau ngapain?” Azam dengan nada melarang.

“Baring aja!” Teriak Ara emosi.

Azam mencibir berdiri, mengangkat Ara agar ikut berdiri dengan koper yang dia tarik mendekat. “Susun baju sendiri kedalam lemari.”

Serta merta Ara melotot dengan rahang jatuh kebawah.

Azam menaikkan satu alis dengan santai, “Kenapa?”

“Ara yang susun, Ajim?” Ara mengerjap dengan nada tak percaya. Sebagai seorang yang selalu dimanja dan segala permintaan dipenuhkan dengan cepat, tentu saja hal kecil seperti itu membuatnya melakukan terasa berat.

“Kenapa enggak?” Azam mensejajarkan wajahnya didepan wajah Ara yang cemberut, “Kamu harus bisa berubah jadi orang yang tinggi, Ra. Jadi cewek perkasa yang mandiri supaya orang-orang diluar sana nggak bisa lagi ngerendahin kamu.” Azam akan berusaha memberi pengertian untuk Ara-nya.

ARA' S[completed!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang