Namjoon terbangun. Napasnya memburu dengan jemari yang mencari-cari.
"Jin-ah ...." Suara seraknya bergema di telinga sendiri. Penglihatan masih beradaptasi. Ingatan wajah pujaan hati yang sedih dan meredup gelap, membuat perasaannya tidak enak. "Jin-ah ...."
"Akhirnya kau sadar juga, kak."
Namjoon berpaling ke asal suara, mengernyit mendapati wajah dari sosok yang bukan dicari. "Tae-ya? Kenapa ... di sini?"
"Di sini bagaimana? Aku yang membawamu pulang, tentu saja. Tenanglah, kak. Kau akan cepat sembuh. Ayah ibu nanti datang. Mereka pasti senang melihatmu."
Namjoon menatap sekitar dengan nanar. Tidak. Bukan ini yang ia harapkan dilihat dari habis bermimpi tadi.
"Aku harus kembali, Tae-ya."
"Kak. Jangan bicara macam-macam. Kembali ke mana? Rumahmu bersamaku." Taehyung menarik kursi dan duduk dekat Namjoon, tersenyum. "Menunggu dua hari sampai kau sadar itu membosankan, tahu. Aku jadi cemas."
Namjoon mengernyit. "Dua hari?"
"Iya. Ayah sampai mengancam akan menuntut dokter Jeong kalau kau tak kunjung bangun."
Namjoon menghela. Hoseok bukan tandingan jika sudah begini. "Mana ponselku?"
"Tak tahu."
"Tae-ya."
"Aku tak tahu, kak. Hanya kau yang kubawa pulang. Mana peduli barang yang lain. Kau prioritas—"
"Aku harus menghubunginya."
"Tidak."
Namjoon menekuk alis kian rapat. "Tae-ya. Berikan."
"Mau apa? Toh, bukan siapa-siapa. Kau selalu begini kalau soal orang itu."
"Tae—"
"Kau nyaris mati! Kalau tahu begini, tak kubiarkan kau pergi! Aku juga membutuhkanmu di sini! Aku adikmu!"
Namjoon memejam sejenak. Kekerasan memang bukan cara yang tepat untuk menghadapi adiknya.
"Aku baru memegang tangannya. Baru sedekat itu. Aku tak bisa pergi sekarang, Tae-ya," jelasnya pelan. Berusaha menggapai mata yang sama dengannya, tapi dipenuhi amarah. "Kumohon. Berikan ponselnya."
"Tidak. Kau egois, kak."
"Jadi, kita membahasnya lagi sekarang? Bukannya sudah saling janji kalau—"
"Aku menepati janji dengan menggantikanmu di sini, tapi tidak dengan diam saja melihat perutmu sobek karena sok pahlawan."
"Tae-ya ...."
"Aku takkan melepasmu, kak."
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated | NJ ✔
Fanfic[BTS - Namjin] Cerita yang manis-manis gula. Tidak boleh banyak, tapi nagih jua. Sama sekali tidak berhubungan dengan burung biru sosial di sana. Ini ketika cinta melanda dirinya. Dunia hanya berporos padanya. Akankah sama-sama merasa? Atau malah, b...