Mia Aldila Nur Insani
miani_20Gadis bernama Raina, sedang sibuk melayani pembeli di tempat dia bekerja sepulang dari kuliah. Dia mengambil jam kuliah pagi sampai sore. Sehingga malamnya dia bisa bekerja di cafe milik temannya, Cafe Netral. Cafe itu merupakan salah satu cafe terkenal di Jakarta. Lisa, sahabatnya itu sangatlah berbaik hati mengijinkan Raina bekerja di sana. Sebenarnya, jika ingin mengikuti kemauannya dia bisa saja berhenti dari kerjanya. Setiap hari ia selalu merasakan rasa lelah sehabis pulang kuliah, belum lagi ia lanjut bekerja. Lalu setelah itu ia harus pulang malam dan mempersiapkan makan malam untuk ibu dan adiknya. Tapi, semua pikiran itu dia tepis. Dia adalah satu-satunya harapan keluarganya bisa makan dan hidup seperti sekarang ini.
Selesai bekerja, Raina bergegas pulang ke rumahnya. Kebetulan jarak antara cafe dengan rumahnya tidak terlalu jauh. Jadi, Raina bisa berjalan kaki untung-untung mengurangi pengeluaran uang. Sampai di rumah Raina terlebih dahulu salam dengan ibu dan adiknya sebelum berganti baju lalu berkutat dengan alat masak dan dapur mungilnya itu. Setelah itu ia kembali belajar dan pergi ke kasur.
Hari-hari berlalu seperti biasanya. Kerajinan, ketelatenan, dan kemandirian Raina membuat orang-orang di sekitarnya merasa haru dan bangga. Tak jarang ada memujinya. Tanpa ia sadari, ada seorang yang selalu memerhatikan nya. Entah sadar atau tidak namun Raina menganggap perhatian darinya itu biasa saja.
Sampai pada suatu malam saat Raina bekerja, Raina di ajak pergi ke taman belakang dekat cafe. Dia Rendi. Rendi adalah anak dari pemilik cafe Netral, tempatnya bekerja Sekaligus kakak dari sahabatnya, Lisa. Raina sempat bingung karena pada saat jam-jam seperti ini biasanya cafe sedang rame dan ia harus melayani pengunjung, Bukan malah santai-santai. Rendi bilang ada suatu hal yang perlu ia bicarakan dengan Raina.
**
Angin berhembus pelan dan damai. Raina sekarang tengah duduk di depan teras menikmati suasana sejuk rumahnya. Namun siapa sangka di balik suasana itu, kepalanya kini tengah penuh memikirkan perkataan Rendi kemarin. Selama ini Rendi menyimpan perasaan padanya. Sejujurnya, Raina pun memiliki perasaan yang sama terhadapnya.
Dari awal mereka bertemu, bahkan sampai sekarang. Walaupun Rendi termasuk anak dari orang kaya, namun penampilannya sangatlah sederhana. Dia tidak suka memakai uang dari orang tuanya untuk kepentingan sendiri. Dia lebih suka membeli sesuatu dengan hasil keringatnya sendiri.
Kembali lagi kejadian waktu itu. Raina berfikir keras mencerna kata-kata yang Rendi ucapkan. Ia masih belum bisa mengerti sepenuhnya. Entah karena menganggap bahwa ia sama sekali tidak pantas atau salah dengar ataupun otaknya sedang bubel saat ini, entahlah Raina pusing.
“Jadi sebenarnya sudah dari lama saya perhatiin kamu. Sadar atau tidak kamu nya, saya juga tidak tahu persis. Tapi yang jelas saya sangat menyukai pribadi kamu. Dan semakin lama, saya nyaman terus jika melihatmu.” ucap Rendi sambil tersenyum menatap Raina.
**
Setelah kejadian rahasia itu, Rahasia? Ya, rahasia Rendi menembak Raina, karena ga ada yang tahu selain mereka berdua, haha. Niatnya Rendi tidak mau memberi tahu Mama Raina. Dia bilang nanti saja di beritahu kalau sudah mau dilamar. Huh
Hari yang ditunggu pun tiba. Setelah 3 tahun lamanya mereka berpacaran dan Raina juga sudah dilamar oleh Rendi, Kini Rendi sudah siap lahir batin untuk menikahi Raina. Dia kini tengah bersiap-siap pergi ke rumah calon isterinya itu. Berbeda di lain tempat, Raina justru sedang gugup luar biasa. Dia sangat senang bahkan sampai menangis. Tak jarang suara isak tangisnya terdengar. Raina begitu tidak menyangka akan kedatangan hari ini. Namun sungguh, takdir itu sangatlah adil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lembar Kisah✔
Random"Kumpulan Fiksi Mini" Karya Member Author Readers Wattpad. . . .