Seokjin tidak menyambut sinar matahari kali ini. Kepalanya berdenyut sakit. Mimpinya masih sama seperti kala itu. Lesung pipi dan tawa kikuk.
Namun, terasa sangat sesak karena tambahan lain. Kehangatan saat jemari mereka bertaut juga suara lembut penuh kesabaran itu, membuatnya tercekik.
Kim Namjoon berengsek.
Pergi begitu saja tanpa kabar. Meninggalkan segudang tanda tanya yang merongrong setiap detik, mengacaukan sistem syaraf motorik. Harusnya Seokjin berkonsentrasi merenovasi kedai dan menyimak penjelasan Jungkook soal penyerangan tempo hari, tapi tiap kali mencoba fokus ke sana, Seokjin selalu dihantam rasa gamang yang sama.
Membenamkan diri dalam selimut, Seokjin mengerang kesal.
Demi apa ia bersikap menyedihkan? Toh, mereka baru saling kenal. Kim Namjoon hanya suka tersenyum pamer lesung pipi. Tak peduli seketus apa kalimat Seokjin, pasti disenyumi. Pembawaannya yang sabar nan lembut, karena ia memang sepayah itu di depan Seokjin. Pasti begitu!
"Kak?"
Seokjin baru kali ini enggan menanggapi panggilan adiknya. Ia bergelung makin dalam di ranjang.
"Ada kak Hoseok, nih. Kak?"
Seokjin bergeming, tapi tak dapat menghalau dengung percakapan di balik pintu.
"Masih tidur sepertinya."
"Baiklah. Padahal mau kasih ini."
"Nanti aku saja. Dari kak Namjoon?"
"Begitulah. Mereka yang punya urusan, akunya yang sibuk. Tolong, ya? Aku permisi."
Seokjin mendengar mereka menjauh. Keadaan hening sejenak. Seokjin pun tak mau tahu apa itu, tapi ia terpaksa bangun juga karena getaran ponsel. Bukan yang pertama, itu sudah entah ke berapa kali diabaikan.
Meraba malas dan menyipit ke layar, panggilan Yoongi diterima.
"Akhirnya. Masih hidup?"
"Katakan atau kututup."
"Sudah dapat titipan tuan muda belum?"
"Nanti kubuang."
"Yakin? Itu dari tangannya sendiri. Semalam baru kutemui. Kepalang tanggung mau lompat pergi padahal perban masih basah. Sudah baca? Maklumi pakai cara kuno, ponselnya disita bocah manja. Untung kau punya Soobin yang tidak begitu."
"Bagaimana kau bisa bertemu kalau ponselnya disita?"
"Sudah sana, Namjoon menunggu balasanmu."
Seokjin menggerutu kesal, tapi menurut kemudian.
:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Twitterpated | NJ ✔
Fanfiction[BTS - Namjin] Cerita yang manis-manis gula. Tidak boleh banyak, tapi nagih jua. Sama sekali tidak berhubungan dengan burung biru sosial di sana. Ini ketika cinta melanda dirinya. Dunia hanya berporos padanya. Akankah sama-sama merasa? Atau malah, b...