"Adakah yang lebih menyakitkan selain tersakiti bahkan di saat usiamu belum tahu apa itu sakit."
¤¤¤
Flashback on
Gadis kecil yang berusia tigabelas tahun itu bergetar ketakutan melihat apa yang baru saja dilakukan ayahnya. Tadinya dia sudah lelap tertidur, namun saat suara gaduh dari luar terdengar, gadis itu dengan takut-takut mengintip di belakang tembok pembatas ruang tamu.
Dia melihatnya sendiri saat ayahnya memukul kepala ibunya dengan vas bunga, lalu menusuk perut ibunya dengan beling pecahan vas. Dia ingin teriak tapi takut ketahuan ayahnya, maka dengan pelan dia kembali ke kamar dan membenamkan diri dalam selimut.
Keesokan harinya rumahnya ramai di datangi para tetangganya, gadis itu hanya diam di pojok ruangan melihat beberapa orang mengurus ibunya yang sudah tergelatak bersimbah darah di lantai.
"Rania, yang kuat ya Nak. Kamu sekarang ikut sama Tante ya." Tante Susan saudara ibunya berbicara padanya, gadis yang dipanggil Rania itu hanya mengangguk tanpa mengeluarkan sepatah katapun.
Hari itu juga dia diboyong oleh tantenya untuk ikut ke Jakarta, kata tantenya di sini sudah tidak aman.
Rania hanya diam, kejadian kemarin malam masih teriang di kepalanya. Ayah dan ibunya memang sering bertengkar, namun Rania tidak pernah melihat ayahnya menyakiti ibunya, kemarin malamlah pertama kali dia melihat seperti apa sosok asli ayahnya.
¤¤¤
Rania menatap rumah di depannya dengan saksama, rumah Tante Susan. Rania hanya dua kali kesini, saat Tante Susan menikah lagi dan saat ada acara syukuran bayinya.
Rania tidak suka dengan suami Tante Susan yang sekarang, om-nya itu selalu suka mencari kesempatan menyetuhnya saat tantenya tidak ada. Dia ingin melaporkan itu namun dia takut tantenya tidak percaya, maka yang bisa ia lakukan hanya diam dan sembunyi dalam kamar yang ia kunci rapat saat tante meninggalkannya bersama om-nya.
"Nah Rania, ini kamar kamu. Di sebelahnya kamar Denis. Kalau ada apa-apa minta sama Denis ya."
"Iya Tante," ucap Rania. Itu suara pertama yang dia keluarkan sedari tadi hanya diam.
Tante Susan meninggalkannya sendiri, Rania segara masuk ke dalam kamar yang katanya akan menjadi kamarnya. Tidak besar namun setidaknya lebih dari cukup daripada tinggal dengan ayahnya yang sudah membunuh ibunya. Bahkan Rania juga tak tahu bagaimana nasib ayahnya sekarang.
¤¤¤
Satu bulan berlalu
Rania pikir tinggal dengan Tante Susan akan enak, ternyata tidak. Dia sering di bentak dan di tampar jika melakukan kesalahan. Dia layaknya pembantu untuk keluarga Tante Susan. Dia harus menyapu, mengepel dan mencuci baju. Bayangkan gadis berumur tigabelas tahun harus mencuci baju tiga orang sekaligus.
Tubuhnya menjadi kurus, wajahnya kusam. Dia benar benar tidak terawat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Doctor (Complete) [Tahap Revisi]
SpiritualTahap Revisi (Saat author inget🙂) ¤¤¤ Saat sebuah keyakinan dan ketakwaan teruji karena kehilangan seseorang yang sangat kamu sayang, akankah kamu kembali memegang teguh keyakinan itu? Saat berulang kali kamu memohon dan meminta tapi ternyata tak d...