Memantapkan Kecondongan Hati

557 36 11
                                    

Pacar Halal
By : Rita Nuvaina
Part 13

Ketahuilah jika kau mencintainya karena dia baik kau akan meninggalkannya jika kau menemukan yang lebih baik. Karena yang lebih baik dari yang baik itu banyak.
Maka Cintai dia karena Allah maka cintamu takkan pernah mati.

Nanti, jika saatnya tiba Allah hadirkan seseorang, janganlah lagi kau kedepankan egomu untuk meyakinkan hati dalam memilih.
Kembalikanlah semua keputusan kepada Allah dengan cara Istikharah.

Setelah pulang dari rumah Leanita Ayla duduk di sofa yang berada di ruang tamu, hanya ada dirinya di dalam rumah itu karena Ayah dan Ibu nya sedang pergi ke Asrama. Ia duduk termenung meratapi setiap sudut yang ada di ruangan itu. Perkataan dari setiap orang bahwa Ayla tidak seharusnya menyukai Araf kini terngiang-ngian dalam kepalanya. Ayla menghela nafas pelan "Suka itu wajar bukan? Dan kita ga bisa menentukan harus suka sama siapa, Ayla ikhlas jika suatu saat kak Araf dibersamakan dengan perempuan lain." batinnya. Ia memutarkan bola matanya melihat sebuah jam dinding. "Sudah jam lima sore ternyata." gumamnya. Ayla pun bersiap untuk mandi dan bersiap untuk melaksanakan shalat magrib.

Setelah bersiap rapi dengan mukena yang Ia kenakan Ayla duduk di atas hamparan sajadah yang terbentang menghadap kiblat menunggu azan magrib berkumandang. Ia menepuk jidatnya perlahan "Haduhh kenapa Ayla terus kefikiran sama kak Araf padahal Ayla itu masih kecil banget buat mikirin percintaan." celotehnya. Ia mencoba menghitung umurnya menggunakan jari tangannya, dimulai dari ibu jari tangan kanan Ia mulai berhitung. "Tujuh belas tahun, udah boleh kan mikirin cinta? Boleh lah yaa Hehe." gumamnya sambil tersenyum.

"Sama umur sendiri aja ga tau, harus di hitung pake jari tangan dulu."

Sontak Ayla langsung menoleh ke arah suara itu. "Abang?" katanya sembari mengernyitkan dahi.

Tersimpul senyuman dari wajah Ufta dan Ia pun berjalan menghampiri Ayla. "Baru usia segitu mana boleh cinta-cintaan." kata Ufta sambil menoyor kepala Ayla perlahan disusul gelak tawa.

"Ih abang!! Sakit tau."

"Hampura ade sayang." seraya mengusap perlahan kepala Ayla.

"Abang aja udah mau usia sembilan belas tahun tapi belum pernah tuh yang namanya mikirin cinta." lanjutnya.

Ayla berdeham pelan. "Ayla tau abang itu pasti pernah kan suka sama seseorang, pernah kan? Tapi abang menepis perasaan itu."

Perkataan Ayla membuat Ufta terdiam dalam lamunannya dan membut Ufta tersenyum.

"Abang." panggil Ayla mencoba membuyarkan lamunannya.

Ufta pun membuyarkan lamunannya "Iya apa? Eh." Ufta mencoba menggaruk kepalanya yang tak gatal sambil tertawa meringis.

"Abang pernah suka sama seseorang ya?"

"Engga, abang sibuk ngurus kuliah sama ngurusin asrama mana sempet mikirin percintaan." Ufta mencoba mengelak

"Ketara banget bang bohongnya, feeling wanita itu kuat loh, siapa bang perempuan yang abang suka? Siapa?." Ayla mencoba menyudutkan Ufta.

Allaahu Akbar Allaahu Akbar

Azan magrib pun berkumandang itu sangat menyelamatkan Ufta dari kekepoan Ayla. "Shalat magrib sama shalat Isya nya di bawah aja yu kita shalat berjamaah." ajak Ufta kepada Ayla dan dibalas anggukan oleh Ayla.

PACAR HALALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang