Chapter 8

198 172 65
                                    

"Baiklah anak-anak pelajaran hari ini telah selesai, dan kamu Anya ikut ibu ke ruang guru ya. Ada yang perlu ibu bahas dengan kamu tentang hal lomba model itu" ucap Bu Lia

"Kalian kekantin aja duluan, nanti gue nyusul abis dari ruang guru" kata Anya kepada dua temannya

"Mau gue pesenin langsung atau lo pesen sendiri aja nanti?" tawar Shafa

"Gak usah deh takut dingin makanan gue. Gue duluan ya" setelah mengatakan itu Anya pergi mengikuti wali kelasnya itu.

"Inget ntar lo nyusul" teriak Vina saat Anya mulai menjauh

Di lorong sekolah Anya melihat sosok remaja yang membelakangi nya. Ia merasa tak asing dengan pundak itu, tetapi dia tak mempedulikannya dan langsung belok ke kanan kearah ruang guru.

Saat memasuki ruang guru Anya sedikit kaget karena di ruang guru ada Rama dan juga sekretaris osisnya, sepertinya mereka membicarakan tentang lomba basket antar sekolah yang rencananya akan diadakan di sekolah mereka bersama pembina osis dan kepala sekolah. Saat tatapan mereka bertemu Anya menyunggingkan senyumannya, menampilkan deretan giginya yang putih itu, tapi rama tak menghiraukannya dan kembali fokus ke pembicaraan mereka, dan Anya kembali berjalan menuju meja Bu Lia.

"Anya, berhubung lombanya sudah dekat apa kamu sudah ada persiapan untuk lomba?" tanya Bu Lia

"Mmm.. Belum bu, saya sudah tidak lagi mengikutin les model di luar. Saya hanya mengikuti ekstra model disekolah saja"

"Kalau begitu mulai besok akan ada pelatih model khusus yang akan mengajar kamu. Mulai besok juga kamu sudah mulai latihan ya, setiap pulang sekolah"

"Kalau boleh tau apa ada siswa lain yang akan diseleksi bersama saya untuk menentukan siapa yang akan mengikuti perlombaan itu?"

"Kami percaya kalau kamu bisa membawa nama sekolah nantinya. Apa kamu keberatan buat mengikuti lomba ini?"

"Bukan begitu maksud saya bu, saya hanya merasa tidak enak dengan teman saya yang lainnya. Lomba ini sangat ditunggu-tunggu oleh anak model yang lainnya tetapi saya langsung terpilih begitu saja tanpa seleksi"

"Sudah nak, jangan pikirkan mereka. Kamu yang terbaik diantara mereka, jadi fokus untuk lomba mu saja dan jangan lupa jaga kesehatanmu ya. Sekarang kamu boleh kembali"

"Iya bu, saya pamit ya" ucap Anya sambil menyalami tangan wali kelasnya itu, dan dia pergi ke kantin untuk menyusul teman-temannya.

Anya sengaja melambatkan jalannya agar nanti dia bisa berpapasan dengan Rama saat keluar dar ruangan tersebut, karena saat itu Rama urusan telah selesai dan dia akan kembali.

"Ram ke kantin bareng yuk" kata Anya sambil mengandeng tangan Rama

"Harus berapa kali gue bilang, berhenti deket-deket sama gue. Dan lo juga harus tau kalo gue gak bakal suka sama lo" jawab Rama dan kemudian dia pergi begitu saja. Kata-kata yang dilontarkan Rama mungkin bisa saja mematahan harapan Anya untuk menjadi pacarnya. Tapi bukan Anya namanya kalo dia nyerah gitu aja.

"Gue yakin Ram, suatu saat nanti lo bakal suka sama gue. Tapi yang gue takutin cinta lo datang saat gue udah jatuh ke orang lain. Gakk gakk gue gak boleh suka sama yang lain, hati gue cuma buat Rama titik" pikirannya berdebat, dia berusaha mengusir pikiran negative nya. Dan akhirnya Anya melangkahkan kakinya menuju kantin.

Anya begitu tak memperdulikan hal sekitarnya, sampai dia tak mengetahui dua siswa yang ia lihat tadi mengikutinya.

"Segitu sukanya ya dia sama cowo itu" tanya Reival

"Entah lah, dia keliatannya pengen banget dapetin Rama" jawab Nara

Sosok tadi yang tak asing bagi Anya saat menuju ruang guru adalah Reival dan Nara. Reival memutuskan melanjutkan sekolahnya di SMA yang sama dengan Anya, dan mulai besok Reival sudah mulai bersekolah.

"Oh jadi dia yang namanya Rama. Gue balik dulu ya, lo jagain Anya, gue bakal cari tau latar belakang orang itu sebelum Anya benar-benar jatuh ke Rama"

"Hati-hati ya kak baliknya, gue juga mau lanjut istirahat"

Reival menganggukan kepalanya kemudian mereka berdua berpisah. Tapi sebelum Rei pulang ia mampir ke ruang TU untuk meminta data tentang seorang siswa yang bernama Rama Khirsna Argatya.
Sangat mudah bagi Rei untuk meminta data tersebut karena yayasan sekolah ini adalah milik ayah Rei. Rei hanya meminta data salinan tentang siswa tersebut, ia tak sempat membacanya data tersebut karena ia buru-buru pulang. Ia masih harus mencari tahu dimana keberadaan mama nya Anya.

******

"Mamangg pesen batagor, sama es jeruk yaa" teriak Anya saat memasuki kantin

"Siapp neng tunggu yaa" balas Mang Ujang, Anya menganggukan kepalanya kemudian ia menuju meja yang telah diisi oleh kedua sahabatnya

"Lo disuruh ngapain An?" tanya Shafa

"Mulai besok gue udah mulai latihan buat lomba nanti"

"Lo harus fokus buat lomba lo dulu, gak usah ngurusin Rama" ucap Vina

"Lah? Gak ada salahnya dong gue memperjuangkan cinta gue"

"Bahasa lo ketinggian, lo jatuh kita bakal jadi orang yang ketawa paling keras haha ya gak Vin?"

"Hahaha pasti dongg. Udah ah males gue bahas cinta-cintaan" jawab Vina

"Janga-jangann.." kata Anya sambil melirik Shafa

"Lo suka sesama jenis ya Vin?" Shafa memincingkan matanya sambil melirik Vina. Vina yang ditatap seperti itu oleh kedua sahabatnya langsung melempar sendok dan garpu yang habis ia pakai makan ke kepala mereka.

"Aduhh kotor tau" ucap Anya sambil melanjutkan makannya

"Awas aja ya lo Vin" kata Shafa sambil membersihkan rambutnya yang kotor akibat ulah Vina.

Setelah Anya selesai makan, mereka bertiga kembali ke kelas berhubung bel istirahat telah berakhir. Saat keluar dari kantin mereka di hadang oleh Nia dan teman-temannya.

"Ini jalan bukan punya nenek lo, jadi minggir sekarang" kata Vina dengan sinis

"Oh lo berani sama gue hah? Gue senior disini" balas Nia

"Bodoamat, mau lo siapa kita gak peduli. Sekarang kita cuma mau balik ke kelas, lo bisa minggir kan kak?" ucap Anya

"Lo kasi duit berapa buat bu Lidya? Lo nyogok dia kan biar lo yang ikut lomba itu?" sahut Nia sambil mengatakan itu didepan muka Anya

"Terserah lo bilang apa gue gak peduli"

"Permisi ya kak, kita gak ad urusan apa sama kakak, kita cuma mau balik ke kelas" Shafa berusaha membawa kedua sahabatnya itu segera balik ke kelas, agar mereka tidak berantem sama kakak kelasnya itu. Setelah mengatakan itu Shafa menarik kedua lengan sahabatnya untuk keluar dari kantin. Saat melewati mereka Anya sengaja menyenggol bahu Nia.

"Udah, jangan lo bales. Kita cuma perlu bikin Anya supaya dia gak bisa ikut lomba model itu" ucap Jihan

"Gue tau caranya, ntar pulang sekolah kita kumpul di rumah gue ya" kata Nia

"Oke, gue balik ke kelas duluan ya Ni, Han. Gue ada ulangan kimia" kata Risa

Nia dan Jihan menganggukan kepalanya, dan mereka juga kembali ke kelas mereka.

°•°

ANYARA (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang