36⏳P.W

445 50 4
                                    


Maaf jika ada typo🍎



⏳⏳


Merasa semua badannya pegal, Jungkook terbangun. Ternyata ia tertidur didepan pintu kamar yang ditempati istrinya. Ya, semalam ia menunggu SinB keluar, hingga ia sendiri malah ketiduran.

Melirik jam yang menunjukkan pukul setengah tujuh pagi. Jungkook bangkit, dan bergegas siap-siap. Biasanya SinB akan menatakan pakaiannya, tetapi kini ranjang yang biasanya terdapat perlengkepannya sekarang tidak ada.

Menghela nafas, Jungkook merampas handuknya dan memasuki kamar mandi. Membersihkan dirinya, dengan guyuran air, lalu keluar dan berganti baju.

Setelahnya, ia menuju dapur. Membuat roti selai dan juga susu untuk SinB.

Membawanya menuju ke kamar dengan pintu yang masih terkunci itu. Mengulurkan tangan untuk mengetuknya.

"Mbih, aku mohon... buka pintunya." Ujarnya dan tak ada sahutan dari dalam sana.

"Mbih, aku mohon, buka pintunya" ulangnya, tetapi tetap tak ada sahutan dari dalam sana.

Menghela nafas, Jungkook benar-benar lelah. Apa seperti ini rasanya saat SinB dulu berusaha membujuknya hanya untuk sekedar makan? Ah! Tetapi rasanya, ini tak seberapa dari apa yang dirasakan SinB dulu.

"Aku harap kamu maafin aku Jeon Eunbi. Aku taruh sarapannya didepan sini ya, jangan lupa dimakan. Aku mau berangkat kerja dulu," ujar Jungkook dan menyingkirkan beberapa barang hias yang ada di meja panjang dekat pintu kamar SinB tersebut.

Setelah itu, Jungkook meraih tas kerja dan kunci mobilnya. Melajukan mobilnya menuju kantor.




⏳⏳



Flashback.

"Uni, Woowoo sama Kookie kok nelum dateng sih... lama banget!" Gerutu Hwang Eunbi kecil di taman bermain yang sering menjadi saksi kebersamaan mereka.

"Nanti juga dateng kok Mbih," Eunha kecil tersenyum pada saudarinya.

"Una! Mbih!" Teriak dua bocah laki-laki yang berlari menghampiri mereka.

"Woowoo! Kookie!" Balas kedua bocah perempuan itu.

"Kalian lama!" Rajuk Mbih.

Kookie mendekatinya, dan merangkul pundaknya. "Kita lama, karena beli ini dulu!" Kookie menunjukkan dua permen yang ia bawa, begitu juga dengan Woowoo.

"Wahhh... permen!" Ujar Mbih dan Una antusias.

Woowoo memberikan satu untuk Una, sedangkan Kookie belum memberikan satu untuk Mbih.

"Kookie! Kok Mbih belum dikasih?!" Ujar Mbih protes karena Una sudah memakan permennya.

"Kookie kasih, kalau Mbih mau janji!"

"Janji apa?"

"Mbih mau kan, kalo dewasa nanti, kita bisa kaya mama papa Kookie?"

Dengan polosnya, Mbih mengangguk begitu saja. "Iya, Mbih janji!"

Kookie tersenyum dan memberikan permennya. Dengan antusias Mbih menerimanya, dan memakannya dengan cepat.

"Pelan-pelan Mbih, nanti baju kamu bisa kotor kena permennya!" Kookie.

Tetapi Mbih tak perduli dan benar, bajunya terkena permen.

"Tuh kan!" Kookie langsung menarik tangan Mbih. "Kita pulang aja deh, kamu kotor. Nanti Kookie bisa dimarahin tante Hwang"

Flashback end.

___

Air mata Eunha menetes kala ingatan itu muncul. Menyadari betapa jahatnya ia sekarang pada kedua bocah yang bahkan dulu sudah saling terikat.

"Maafin aku Mbih, aku memang salah," ujarnya.

Kini kakinya berhenti tepat didepan rumah besar nan mewah milik keluarganya.

Akhirnya, dengan keputusan bulatnya, Eunha memberanikan diri untuk pulang. Ia melangkahkan kakinya dan menekan bel.

Pintu terbuka, menampilkan Jaehyun yang menatapnya dengan tatapan tajam. Tak berani, Eunha mengedarkan pandangannya dan melihat Mingyu juga Bam Bam yang tengah duduk di ruang tamy dengan pandangan yang fokus pada ponsel mereka.

"Berani pulang juga, perusah rumah tangga orang," ujar sinis Jaehyun.

Eunha terdiam.

"Siapa Jaehyun?" Teriak ibu Eunha dari dalam sana.

"Eunha," ujarnya terkejut. Membuat Bam Bam dan Mingyu mengarahkan pandangan ke pintu.

Plak.

Satu tamparab mendarat mulus pada pipi kirinya. Ini pertama kali sang ibu menamparnya. Selama ini, ibunya hanya memberinya nasehat.

"Sejak kapan ibu mendidik kamu buat seperti ini?!" Marahnya.

"Sejak kapan Jung Eunbi?!" Marahnya lagi.

"Ibu...." Eunha langsung memegang kaki ibunya. Menjatuhkan air matanya disana, tak perduli dengan semua orang yang menatap mereka.

"Pergi!" Ujar ibu Jung dengan menggerakkan kakinya.

"Pergi kamu!" Ujarnya lagi.

"Ibu... maafin Eunha.... hiks... Eunha salah, Eunha menyesal bu..."

"PERGI JUNG EUNBI!"

Brak

Dengan keras, ibunya mendorong tubuh mungilnya hingga bertabrakan dengan pintu. Setelah itu, ibunya meninggalkannya.

Sebuah tangan terulur membantunya berdiri. Ibu Jaehyun pelakunya.

"Pergi sayang, biarkan ibu kamu tenang dulu,"

"Mama" Eunha memeluk ibu Jaehyun itu dan dibalas.

"Turuti kata ibumu, ini yang terbaik," ujarnya dan dianggukin Eunha.

"Terima kasih ma, maafin Eunha. Eunha udah bikin malu kalian semua"

"Udahlah sayang, kadang manusia itu memang sangat egois,"












Huhuhu... Eunha, semangat!
Hehe:v
T. B. C.
Tinggalkan votenya yaa:)🍎

Pada Waktunya⏳endTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang