*Pada suatu malam, Aku yang janji mau lanjut vc setelah aku selesai belajar.
"Ra, udah belom? Ayok lanjut vc" tanya Bagas.
"udah kok. Ohiya bentar ada yang mau gue tanya sama elu" balasku karena saat itu aku merasa itu saat yang tepat untuk menanyakan hal yang selama ini mengganggu pikiran ku.
"iya tanya aja. Emang apaan?"
"gue udah lama mau nanya ini. Di antara gue sama Lila, elu lebih prioritasin siapa? Jujur ya, jangan bohong" tanyaku
"ya ada lahh.." jawaban singkat darinya yang sudah ku mengerti apa maksudnya.
Sontak air mataku mengalir tanpa henti, hatiku terasa sangat sakit. Aku sudah mempersiapkan diri untuk akhir yang seperti ini, tapi tetap saja ini terasa sangat sakit. Aku menyesal, kenapa tidak dari dulu aku bertanya, mungkin aku tidak bakal sesakit ini.
"oohh, oke gue ngerti. Udah dulu ya, gue mau tidur" balasku dengan air mata yang masih mengalir dan berusaha mengakhiri pembicaraan kami.
"Ra? Maaf ra" ucap Bagas.
Dia terus mengirimi ku chat. Karena tidak ada yang ku balas dia pun langsung menelponku.
Setelah beberapa kali mencoba menelpon, akhirnya telponnya pun ku angkat..
"Ra? Lu nangis ya?" ucapnya dari telpon.
Aku ngga bisa jawab apa-apa, hanya suara tangisku saja yang mengisi telpon kami malam itu.
"Maafin gua, Ra. Gua ngga bisa milih diantara kalian berdua.. Gua mohon Ra, jangan berubah ya.. gue mau kita tetep kayak gini, gue ngga mau lo ngejauh dari gue.."
Setelah mencoba menghentikan tangisku, aku pun menjawab ucapan nya..
"ngga, kita ngga bisa deket lagi Gas. Gua gamau di posisi kek gini.. udah ya, gua mau tidur" jawabku dengan suara yang masih bergetar.
Aku pun langsung menutup telpon tersebut.
Air mataku rasanya terkurang habis malam itu. Aku benar benar menyesal dengan pilihanku untuk memasuki labirin itu. Aku yang seharusnya bisa menghindari nya, justru memilih untuk melanjutkan perasaan ku. Aku tergiur untuk memasuki labirin cinta nya Bagas. tidak seharusnya aku bermain-main dengan sebuah labirin, dengan sebuah perasaan. Aku tidak mau semakin tersesat kedalam labirin itu. Aku pun memilih mundur, aku memilih untuk kembali ke tempat ku semula, yaitu diluar labirin itu.
Sebuah labirin yang kita tidak pernah tau akhirnya seperti apa, apakah bisa memberikan kebahagiaan atau justru menjerumuskan dan melukai kita. Sama seperti jatuh cinta, jika kita memutuskan untuk masuk atau melanjutkan perasaan kita, kita harus siap dengan kedua resiko itu, bahagia atau duka.
-THE END-
KAMU SEDANG MEMBACA
Lost in the Love Maze
Roman d'amourIra seorang remaja yang dengan kisah cinta SMA nya yang indah, namun keindahan itu tak berlangsung lama setelah dia mulai menyukai temannya sendiri