Happy reading🍁
Typo bertebaran.╌╌╌╌╼⃘۪۪❁⃘̸۪۪⃗╾╌╌╌╌╸
"Lo ganti pacar lagi?" tanya sicowok itu yang kini ikut duduk disamping gadis yang sedari tadi hanya mengaduk-aduk makananya."Kenapa emang?" tanya sigadis balik dan mengalihkan pandangannya kecowok yang barusan duduk disampingnya dan tak lepas dengan pandangan bertanya dari cowok itu.
Sang cowok hanya menghela napas mendengar pertanyaan balik dari si gadis sembari mencomot satu roti panggang yang tertera dimeja makan tempat dimana mereka sekarang.
"Gak berubah lo, Nai. mau sampai kapan?" ucap si cowok sembari mengunyah roti panggang yang barusan ia ambil. Yah si gadis itu adalah Naila dan si cowok itu sudah pasti abang-nya Brian, kini mereka sedang berada diruang makan untuk sarapan paginya.
"Berubah? Emang mau Nai berubah apa, Batman? Superman? emm atau yah yah Wonderwoman? Iya wonderwoman aja biar Nai punya body goals." balas Naila enteng seolah-olah sedang berpikir untuk ia berubah menjadi apa.
"Awwww" ringisnya sembari mengelus jidat yang barusan dijitak oleh Brian.
"Begok!" ucap Brian sarkas dan langsung berdiri sembari meminum segelas air-nya, lalu ia pergi menuju pintu utama dengan menenteng tas sekolah tanpa menghiraukan Naila yang sedari tadi meneriaki namanya.
Sekarang dirumah hanya tinggal Naila dengan Brian saja, jika ditanya orang tua mereka kemana? Yah tentu mereka tugas kerja keluar kota, tapi lebih tepatnya hanya Papanya saja yang bekerja, kalo Mamanya cuman sekedar menemani Papa mereka dengan alasan kondisi papa yang kurang baik, maka dari itu untuk mencegah kejadian yang enggak enggak jadilah Mama ikut menemani Papa pergi tugas kerja keluar kota.
"Abaaang tunggu Nanai," serunya merengek dan segera menyusul Brian.
"Abang tungguin, Nai pasang sepatu dulu." ucapnya lagi yang tergesa memasang kedua belah sepatunya yang kini sudah terpasang mulus dikakinya dengan ikatan tali yang tak beraturan.
Brian yang sedari tadi sudah duduk didalam mobil kian lama jadi jengah melihat tingkah adiknya yang sebleng itu, ia langsung keluar dari mobil menghampiri Naila dan berjongkok didepannya, ia mengangkat kaki kiri Naila keatas pahanya untuk membenahi ikatan tali sepatu begitu juga dengan yang kanan.
Naila yang baru sadar melihat tingkah Brian malah senyum-senyum sendiri. "Nah gitu dong kalo jadi abang, kan jadi makin sayong Nai-nya." ujar Naila sembari cengengesan menampakan jejeran-jejeran giginya.
Sedangkan Brian yang malas melihat tingkah adiknya pun langsung pergi mengarah dimana mobilnya berada, Naila yang tampak diacuhkan lagi malah cemberut mengerucutkan bibirnya dan mengikuti Brian dari belakang.
——————
Kini diperjalanan sedari tadi Naila terus mengoceh entah itu membicarakan kucing pak soman-tetangganya, yang melahirkan anak kembar lima, kenapa Naila katakan anak kembar? Yah karna Naila pikir mereka lahirnya barengan yang mungkin hanya berselisih waktu beberapa menit saja bukan beberapa bulan, maka dari itu Naila bilang mereka kembar. seperti Naila dengan Brian gitu misalnya.
Brian yang sedari tadi mendengus mendengarkan celotehan adik-nya tentang anak kucing pak soman, rasanya ingin sekali ia mencekik kembarannya didetik itu juga. Entah kemana jalan pikiran Naila mengenai anak kucing kembar itu.
Tanpa sadar kini mereka sudah hampir mendekati gerbang sekolah, Brian yang ingat akan suatu ucapan Naila tempo lalu pun langsung memberhentikan mobilnya untuk menyuruh Naila turun.
"Loh kok berhenti bang? kan ini belum nyampe." ucap Naila dengan muka cengohnya.
Brian mengangkat satu alisnya mendengar kata yang keluar dari mulut kembaranya barusan. "Lah, bukannya waktu itu lo bilang lo gak mau kalo ada anak Sma ini tau kalo lo kembaran gue?" balas Brian yang sudah ber ancang-ancang untuk menghidupkan mesin mobilnya.
Naila diam menyaring setiap kata-kata yang barusan keluar dari mulut Brian, dan ia baru ingat sesuatu, ia lupa kalo ia sedang menyamar jadi orang yang tak mengenali siapa-siapa disekolahan ini termasuk Brian-kembarannya. Bukan menyamar tidak mengenali siapa-siapa disekolahan ini sih tapi lebih tepatnya untuk tidak mengenali bahwa faktanya seorang Afran Brian Abqari Aldrich itu adalah kembarannya.
"Ck ck ck,, iya iya bentar Nai turun." decak Naila yang baru ingat akan hal itu. Naila menengok kiri kanan depan belakang untuk memastikan agar tak ada orang yang melihatnya keluar dari mobil seorang Brian. Dirasanya aman, Naila langsung turun dari mobil Brian dan langsung berlari secepat mungkin. Karena terlalu fokus berlari, Naila tidak melihat lagi kearah bawah dan alhasil ia menginjak genangan air yang membuat sepatunya menjadi basah dan kotor.
"Aaa mama..." rengeknya yang melihat kondisi sepatunya saat ini.
Brian yang melihat kejadian itu dari mobil pun terkekeh melihat tingkah Naila.
Ceroboh, itulah kata yang Brian tapsirkan untuk adiknya saat ini.
Naila memang seorang gadis yang ceroboh, lihat saja sebentar lagi mungkin bakal terjadi sesuatu lagi dengannya."Ih kotorkan! Ada gak yah sepatu gue diloker? huh emang sial ni hari." gerutunya yang kembali melanjutkan jalannya menuju ketempat loker berada, belum beberapa langkah Naila berjalan tiba-tiba ia menabrak punggung seseorang dari belakang yang alhasil membuat bokongnya mencium aspal. Memang malang nasib Naila hari ini dan lihat saja sepertinya nanti bakal terjadi sesuatu lagi dengan Naila.
"Ahk... hah" terdengar suara teriakan dan diakhiri sebuah helaan napas berat yang keluar dari mulut Naila.
"Mau sampai kapan lo duduk disana?" Tanya seorang cowok yang barusan Naila tabrak. Sangat enggan rasanya ia beranjak dari tempatnya, sekarang Naila seperti seorang gembel yang nyasar ke Sma GAKSAH, dengan sepatu sebelah kanan yang basah dan kotor, rambut acak-acakan ulah ia berlari tadi dan sekarang ia duduk diaspal dengan gaya aestheticnya.
Banyak murid yang berlalu lalang melihat Naila, seorang siswi yang biasanya tampil cantik sekarang malah terlihat seperti gembel, tapi walaupun keadaannya sekarang seperti gembel, paras kecantikan yang ditunjukan dari wajahnya pun tak kian hilang. Bukannya ilfiel, para murid laki-laki Sma GAKSAH malah gemas melihat kecerobohan gadis itu.
Seorang cowok yang sedari tadi berdiri dihadapan gadis itu-pun membalikan badannya dan melanjutkan jalannya karna ia merasa pertanyaannya tak dihiraukan oleh sang gadis.
"Tunggu, tunggu." seru Naila yang langsung bangkit dari duduknya dan menahan lengan kekar cowok yang ia tabrak tadi.
Cowok itu membalikkan badannya, menatap Naila dan barulah ia menatap tangan Naila yang sedang memegang lenganya.
Ditepisnya tangan Naila, lalu tanpa mengucapkan kata-kata ia kembali membalikkan badan dan melanjutkan langkahnya tanpa menghiraukan Naila yang sudah mencak-mencak diarea parkiran."Apa kalian lihat-lihat haa, gue cantik? Iya gue tau kalo gue cantik." ucapnya garang kearah orang-orang yang sedari tadi melihatnya dan ia berlari kearah loker untuk mengambil sepatunya.
𖣴ֹֺ───ꪆ❁ꪆ───𖣴ֹֺ
KAMU SEDANG MEMBACA
Cool Boy
Fanfiction[SEDANG DITULIS ULANG] Semilir angin malam yang menerpa tubuh si gadis yang kini sedang menangis meraung-raung meratapi semua kesalahan yang telah ia perbuat. Ia menyesal, sungguh menyesal! Kenapa ia harus melakukan tindakan bodoh padahal ia sudah m...