Bagian 27

41 7 0
                                    

"permisi"

"ah ya nona,  ada yang bisa saya bantu?" tanya resepsionis.

"apa El ada?" tanya Alveena.
"ah. Tuan Elang" tambahnya lagi, karna wajah resepsionis itu nampak kebingungan.

"ah ya ada nona, tuan Elang sedang ada teman yang mengunjunginya. Apa nona ingin saya telfonkan?" tanya resepsionis itu.

"tidak, saya akan menunggunya" jawab Alveena tersenyum.

"kalau begitu, silahkan tunggu disana nona...?"

"Alveena" tambah Alveena membuat resepsionis itu terbelalak Kaget, dia sudah Membuat tunangan bos nya yang dingin itu menunggu? Apa pekerjaannya akan berakhir sekarang?

"ah... Nona Alveena. Mohon maafkan saya, saya tidak mengenali nona, tolong maafkan saya" ucap resepsionis itu sambil membungkuj berkali kali.

"hei tak apa, kenapa sampai begitu, tak apa santailah. Aku akan menunggu, terimakasih."

* * *

Sekitar 25 menit Alveena menunggu dilobby, untung saja Alveena memakai tempat makanan yang dapat menahan agar tetap panas.

"Lian?" gumam Alveena melihat Lian keluar dari lift. Bersamaan dengan resepsionis yang menghampirinya.

"nona, tamu tuan Elang sudah pergi, nona bisa keatas sekarang. Maaf membuat nona menunggu" kata Resepsionis itu sopan.

"apa tamunya wanita yang habis keluar dari lift itu tadi" tanya Alveena mendapat anggukan. Alveena langsung saja pamit dan menuju ruang tunangannya itu.

Tok tok tok...

"Masuk!" jawab Elang, Alveena langsung saja masuk dan duduk disofa, Elang langsung saja menghampiri pujaan hatinya itu.

"kamu sudah datang babe, aku sangat merindukanku. Cepat berikan ciuman" kata Elang sambil memanyunkan mulutnya. Alveena menggeleng.

"habiskan makananmu" kata Alveena datar.

"kenapa kamu begitu dingin? " tanya Elang menaikan satu alisnya.

"tak apa, makanlah sebelum dingin. Lalu aku akan pergi" kata Alveena berusaha memberikan senyumnya itu.

"kamu Kenapa? Kamu baru sebentar disini jangan pulang dulu sayang. " kata Elang.

"aku disini sudah lebih 25 menit, kupikir itu bukan waktu yang singkat" kata Alveena masih saja tersenyum, sekarang senyum itu terlihat menyedihkan dikala mengingat Elang yang melupakan makan siangnya karna bertemu dengab sahabatnya itu.

"APA! K-kau menunggu?" pekik Elang.

"tak apa" jawab Alveena lagi.

"siapa yang Membiarkanmu menunggu? Apa resepsionis dibawah? Aku akan pecat dia! "

"dia tak salah, kau yang terlalu asyik dengan wanita lain" sarkas Alveena.

Elang kaget bukan main, Apa Alveena melihat Lian? Oh tidak Elang sudah berjanji pada Alveena untuk tidak dekat dengan wanita lain juga sebaliknya.

"Dia sahabatku" lirih Elang

"Sepertinya dia menyukaimu, dan juga kau mungkin?" kata Alveena.

"Apa kamu gila!" bentak Elang, dia salah langkah lagi kali ini, Alveena sama sekali tidak bisa dibentak. Dan selama hidupnya ini hanyalah Elang yang tak sekali membentaknya.

Elang meruntuki kebodohannya ia tau betul jika Alveena tak suka dibentak, dia hanya reflek tadi karna Alveena mengatakan bahwa El menyukai Lian.

Alveena memutar duduknya, memalingkan wajahnya dari Elang. Dia benar benar lemah jika sudah dibentak. Satu bulir air matanya lolos disusul juha yang lain.

"m.. Maafkan aku Al, Aku tak sengaja. Sungguh. Jangan menangis kumohon"mohon el pada Alveena dia memeluk Alveena dari belakang, dia semakin mengeratkan pelukannya saat Alveena berusaha melepas pelukannya.

"makanlah" kata Alveena,  sekarang dia tidak merusak makan siang Elang.

"sayang"
"babe"
"maafkan aku"

"ya" jawab Alveena.

"suapin" rengek Elang.

"jangan manja" jawab Alveena dingin.

"yasudah aku tak makan"

"uhm, baiklah." jawab Alveena akhirnya.

Makan siang itu diiringi dengan guyonan dan manjaan Elang yang membuat risih. Apalagi setelah makan siang selesai dan Elang ingin minum, tapi minum melalui mulut Alveena sontak saja Alveena menonyor kepala Elang, siapa yang mengajarinya mesum seperti itu?

* * *
"kita menikah dua lagi ya" kata Elang didalam mobil.

"kenapa mendadak seperti itu?" tanya Alveena

"aku ingin menjadikanmu milikku seutuhnya, tak akan pernah aku biarin lelaki manapun bisa melihatmu Al"

"bagaimana dengan orangtua kita?apa mereka setuju?" tanya Alveena lagi, dia juga sama ingin memiliki Elang seutuhnya.

"tentu saja, sangat sangat setuju malah" jawab Elang menyunggingkan senyumnya.

"ah ya baiklah"

* * *
2 bulan Kemudian.

"Apa kamu lelah?" tanya Elang, mereka sudah selesai dengan resepsi pernikahan yang benar benar terlewat mewah itu.

"sedikit, aku akan mandi dulu" kata Alveena hendak masuk kamar mandi. Namun setelah masuk dan melepas pakaian dia ingin berendam dulu di bathup. Setelah menuangkan sabun agar rileks, dia masuk ke dalam bath up dan menenggelamkan badannya disana.
Dia memejamkan badannya menikmati kegiatannya ini, sampai ketika dia merasakan ada yang masuk juga dibath up.

"k-kenapa disini?" tanya Alveena gugup. Dia benar benar kepikiran dengan tubuhnya tanpa sehelai benang menutupi tubuhnya.

"mandi bersama"

"Tidak!" jawab Al tegas.

"kamu tidak perlu menjawab" jawab Elang dengan senyum smirk nya.

"ahhhmppss, lephaskan!" kata Al tersenggal saat ada tangan jahil meremas bagian dadanya yang menonjol itu.

"akan kubuat ini nikmat" kata Elang dengan tatapan penuh nafsu.

Udahlah astagfirullah, males beut ngetik hot 17+

Nanti ya tunggu bagian selanjutnya.

Perlu gasi dikasih adg 17+ gt 😐

Diary dan Pena.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang