Tentang Diriku yang Kau Anggap Shalihah✍

46 20 4
                                    

Kau tahu ...

Aku adalah wanita biasa yang bahkan sering mengulang kesalahan yang sama.
Jangan kau anggap aku baik hanya karena melihat tertutupnya auratku, aku tidaklah semulia pakaianku, akhlakku masih buruk, ilmuku masih sedikit, hatikupun masih penuh penyakit. Pakaianku hanya usahaku menjadi baik, Meskipun aku masih bersusah payah menyeimbangkannya.

Kau tahu ...

Aku adalah wanita biasa yang jauh dari kata sempurna, yang seringkali mengulangi dosa-dosa bahkan belum sempat menyesalinya.
Jangan kau anggap aku shalihah, hanya karena kau lihat setiap postinganku berisi dakwah, aktifitasku dijalan Allah, mungkin keshalihanku hanya polesan, dan lagi-lagi mungkin aku tak sebaik yang kunasehatkan.
Maka sebelum itu sampai kepada kalian telah lebih dulu kutunjukan pada diriku sendiri, bahwa sejatinya akulah yang paling butuh di nasehati.

Kau tahu ...

Aku adalah wanita biasa dengan segala kekurangan, yang masih sering mengingkari nikmat dari Rabb-ku.
Jangan kau anggap aku Alim, hanya karena bicaraku perihal Agama, bahkan aku sendiri masih begitu sulit mengamalkanya. Ini hanya bagian dari liku perjuanganku agar aku tetap berada dijalan keridhaanNya.
Kebaikanku, keshalihanku, kealimanku yang tampak dimatamu, hanya karena ke Maha baikan Allah menutup keburukan yang melekat padaku.
Nanti jika kau temukan aku buruk, percayalah bahwa aku lebih buruk dari prasangkamu.

Aku hanya wanita biasa yang setiap hari berusaha memperbaiki diri, berusaha keras mengejar ampunan Rabb-ku, dan mengemis Syafa'at Nabi-Nya.

Barakallahu fiik

🌹🌹🌹

Apa yang bisa di petik dari postingan di atas?

Orang yang memposting tentang agama belum tentu sempurna akhlaknya. Tapi, mereka mau menebar benih kebaikan walaupun itu hanya sebesar zarroh.

Asy-Syaikh Ibnu Baaz rahimahullah mengatakan, "Wajib bagimu untuk selalu bersemangat dalam menebarkan ilmu dengan penuh kegigihan juga kekuatan. Jangan sampai pelaku kebathilan lebih semangat dalam menebar kesesatannya. Kamu juga harus bersemangat untuk memberikan kemanfaatan bagi kaum muslimin dalam urusan agama maupun dunia mereka."

Boleh jadi saat engkau tidur terlelap, pintu-pintu langit sedang diketuk oleh puluhan do'a kebaikan untukmu, dari seorang fakir yang telah engkau tolong, dari orang kelaparan yang telah engkau beri makan, dari seorang yang sedih yang telah engkau bahagiakan, dari seseorang yang berpapasan denganmu yang telah engkau berikan senyuman, dari seorang yang sedang dihimpit kesulitan dan engkau lapangkan. Maka, janganlah engkau remehkan sebuah kebaikan walau itu hanya seperti zarroh.

Akan ada satu golongan yang akan mendekati kita di akhirat nanti, dan berkata : "Kenapa tak tegur kalau aku buat dosa?"

Saat itu kau akan disalahkan.

Sayangi sahabat kita, jangan hanya mau kita saja yang masuk Surga, tapi bawalah mereka bersama.

Belajarlah dari jam dinding! Dilihat orang atau tidak, ia tetap berdenting. Dihargai orang atau tidak, ia tetap berputar. Walau tak seorang pun mengucapkan terimakasih namun ia tetap bekerja. Setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik. Teruslah berbuat baik kepada sesama meskipun perbuatan baik kita tidak di nilai.

Teruslah berbuat baik meski tak dikenal orang-orang. Selayaknya jantung, dia tidak terlihat namun terus berdenyut memberikan kehidupan.

Mengapa perlu berdakwah di media sosial?

Karena anak muda zaman sekarang lebih banyak di media sosial daripada di masjid.

Jangan mudah tersinggung dengan postingan orang lain. Karena, terkadang dia menulis untuk dirinya sendiri.

Kita harus memiliki prinsip hidup seperti hadits yang di riwayatkan oleh Imam Ahmad berikut : "Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad)

Sehingga jika kau lalai, kau akan kembali pada prinsip hidupmu.

Goresan_Pena


Sri Yuniarti

Goresan PenaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang