Awalnya, si Irfan mengajakku ke toko bunga. Katanya sih untuk membelikan temannya yang lagi birthday, tapi bukan untuk aku. Ya udah deh, gak masalah. Lagi pula, birthday gak harus dapat hadiah kan?. Kubantu dia untuk memilihkan selera cewek. Setelah merasa ada yang cocok, segera Irfan membawaku ke toko boneka. Sama halnya di toko bunga, aku lagi yang pilihkan. Si Irfan mana tau selera cewek.
Dirasa cukup sudah, cowok berlesung pipi tersebut memboncengku menuju sebuah taman di tengah keramaian kota. “tunggu sebentar ya?”, kata Irfan sembari berjalan menjauhiku. Kutunggu si Irfan sambil duduk duduk di ayunan, melihat lalu lalang kendaraan di depanku.
Tak lama kemudian, seorang mendorong ayunan yang kududuki dengan sangat kencang. Responlah, aku jatuh tersungkur. Ku mencoba bangun perlahan, tapi.. sebuah telur menghantam wajahku, sehingga menjadikan penglihatanku kabur. Tak puas sampai disitu, sekantong tepung ditaburkan di atas kepalaku. Ku menangis, berharap dikasihani. Samar samar kudengar lagu “Happy Birthday” dengan suara yang tak lagi asing untukku. Ya, itu suara Irfan.
“Hai kok cengeng sih?, bangun ah..”, sapa Irfan membuyarkan tangisanku. Dengan segera, Irfan mengulurkan tangannya untukku. Kugosok gosok mataku yang perih karena tepung dan meraih uluran tangannya. “jadi kamu Fan?, jahat kamu ya?”, rengekku seperti anak berusia 3 tahun. Si Irfan justru tertawa lepas. Entahlah mengapa? Mungkin karena melihat wajahku yang aneh karena ulahnya. Ah bodo amat aku ngelayani cowok gila seperti Irfan, mending aku pulang. “eh tunggu..”, cegat Irfan sembari menarik tanganku dengan tiba tiba. Aku tetap enggan tuk menoleh. “engkaulah teman cewekku yang kumaksud, Maudyra Nadya Ayunda”. Perlahan kubalikkan badanku menghadap Irfan. Kupeluk dia, layaknya pelukan semasa SD dulu. “happy birthday sobat. bertambah umurnya, bertambah juga yang positif ya”. Kata katanya, membuat air mataku kembali menetes dengan derasnya. Ku hanya menganggukkan kepalaku pelan di pelukan dada bidangnya, tak pedulikan bajunya harus kotor karena dekilnya diriku.
Paginya, seperti biasa ku pergi sekolah dengan dibonceng Irfan. Kurang lebih sepuluh menit perjalanan, akhirnya sampai juga di sekolah tercinta. Haha.. terlalu lebay nyebutnya. Eh tunggu tunggu.. siapa itu?. Ku sengaja tidak membuntuti Irfan masuk ke kelas dan berhenti di depan gerbang sekolah, dengan maksud ingin melihat cowok berkulit putih itu dengan lebih dekat gitu.. nampaknya dia calon siswa disini. Lewat deh dia di depanku dengan membelakangi seseorang yang kelihatannya papa dan mamanya. Oh my god! tampan bener.
Setelah cukup puas melihat calon pacar. Eh, maksudnya calon kawan.. hehe.. kumasuki kelas 12 A. Ya, itu kelasku. Kuceritakan semua tentang cowok tampan yang barusan kutemui pada Irfan. Seperti biasa, Irfan “no comment”. Tapi kalau sudah cerita mulutku ini enggan untuk direm. Terus saja berkokok, seperti ayam gitu emang. Sampai sampai Irfan lebih mengeraskan lagu di earphonenya, mungkin karena pusing mendengar ocehanku.
“kayaknya aku mulai suka dia deh..”, kataku membuat si irfan langsung mematikan lagu di earphonenya. “hah?, serius kamu?, dasar gila, baru ketemu aja udah suka”, kata Irfan tersentak kaget. “ya cinta pandangan pertama mungkin..”, jawabku sedikit gugup. Irfan hanya tertawa kecil mendengar jawabanku. Yang kupikir memang sedikit gila sih..
Tak lama kemudian, bel pun berbunyi. Lho kok kawan kawan pada masuk lagi ya?. Ah bodoh amat.. mungkin guru guru sedang sibuk dengan persiapan akreditasi sepekan yang akan datang. Dengan gontainya, kulangkahkan kembali kakiku ke bangku yang biasa kududuki.
1 menit kemudian, Pak Nadzar, tepatnya wali kelasku, datang ke kelas dengan dibuntuti cowok tampan yang barusan kutemui. “Selamat pagi semua.. hari ini saya selaku wali kelas, mengenalkan kawan baru kalian yang akan duduk di kelas ini”, jelas P.Nadzar. “Morning all.. kenalkan namaku Alva Dwi Andhika, bisa kalian panggil aku Alva. Aku pindahan dari kota Medan. Dan disini, aku mengikuti orangtuaku yang kebetulan ditugaskan di kota kalian yang indah ini. Kuharap, kawan kawan bisa menerima kehadiranku di kelas ini ya..”, jelasnya panjang lebar di ikuti dengan menyunggingkan seutas senyum. Sungguh manis.. pantas aja cewek cewek pada heboh bertanya. Dari yang, “masih jomblo?”, sampai yang, ”punya IG nggak?”
KAMU SEDANG MEMBACA
Because I Love You
Short StoryIrfan Angga Yunanda namanya. Yang biasa kupanggil Irfan. Menurutku, dia cowok yang baik, perhatian, tapi terkadang sok cuek sih.. dia sahabatku sejak aku kecil. Setiap ada aku, pasti ada irfan. Teman pertama masuk sekolah, teman berpetualang, dan ya...