7🥀

150 22 2
                                    

Ghisel,  perempuan itu sedang menatap kosong ke arah jendela dan menutup mata saat angin menerpa wajahnya.

Tok tok tok

"Masuk. " Ghisel menatap pintu yang mulai terbuka.

"Kau sedang apa? " tanya ibunya ramah.

"Aku sedang menghirup udara yang berasal dari luar. "

"Kau sesak? " ibunya tiba-tiba Khawatir dan memeriksa keadaan anaknya.

"Tidak bu. " Ghisel menggeleng, "aku hanya tidak suka aroma rumah sakit." ucap Ghisel sambil tersenyum.

"Ah sayang ibu mengerti. " pelukan hangat seorang ibu,  kini membuatnya terasa tenang.  Tinggal di rumah sakit membuat aroma tubuhnya bau obat, padahal Ghisel sudah memakai pewangi.

Drrrt

Suara ponsel berdering. Mereka melepas pelukannya dan segera mengangkat telepon dari nomor tida di kenal itu.

"Hallo?  Ini siapa? "

"Kau tidak menyimpan nomorku ternyata. "

"Ah a-ada apa? " tanya Ghisel gugup saat tau nomor pemilik suara itu tidak di simpan oleh Ghisel.

"Keluarlah,  aku ada di depan rumahmu. "

"A-apa!? "

"Kau tuli? "

"Aku tidak tuli,  aku hanya kaget. Maap aku sedang tidak ada di rumah."

"Kau dimana? "

"Di rumah nenek. Kututup dulu ya, aku sedang sibuk daah. "

Tuuut tuuut tuuut

Panggilan di putus secara sepihak. Ghisel menghela nafas,  sepertinya ia akan berbohong sepanjang hidupnya sekarang ia akan terus menambah kebohongan.

"Temanmu? " Ucap ibu Ghisel sambil memberikan sepotong apel.

"Iya. " Ghisel menatap apel itu lalu menatap ibunya.

"Ibu,  boleh Ghisel pergi ke taman kota sebentar? " tanya Ghisel yang di izinkan oleh ibunya.

"Terimakasih,  aku akan pulang cepat." Ghisel meraih jaketnya dan pergi begitu saja.

Sampai di taman,  Ghisel duduk di salah satu bangku taman, ia menatap langit yang akan segera menggelap. Pemandangan di sini terlihat sangat Indah,  namun saat ini dirinya sedang banyak pikiran jadi taman seperti apapun terasa biasa.

Ghisel menatap Yoghurt ditangannya, saat hendak meminumnya tiba-tiba yoghurt itu di ambil seseorang.

"Jadi di sini rumah nenekmu? " Nathan mengangkat sebelah alisnya dan meminum yoghurt itu.

"Hei itu milikku!" Ghisel merebutnya kembali namun sudah habis setengahnya.

"Ck.  Habiskan saja." Ghisel memberikannya lagi kepada Nathan dengan wajah nya yang cemberut.

"Dasar jelek. " ucap Nathan lalu duduk di bangku yang sama dengan Ghisel.

Mereka berdua diam sampai Nathan kembali membuka suara.

"Kenapa kau berbohong?  Ini bukan rumah nenekmu. " Nathan menatap intens.

"Memang bukan.  Aku baru saja dalam perjalanan pulang. " Ghisel semakin pandai berbohong hingga Nathan mempercayainya.

"Kau kenapa bisa ada disini? " tanya Ghisel sambil melirik kebawah,  ke arah sepatunya sendiri.

"Aku hanya bosan. Aku menemukanmu di sini jadi aku datang. "

1 Month ||ShortStory|| [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang