Note :
Boy x Boy area
No mature, No kiss (aku hanya akan menunjukkan kebersamaan nomin yang uwuu 💚 palingan skinship-nya cuma pelukan doang)Kalian pasti mengerti bagaimana menghargai seorang penulis 😊
♡♡♡♡
Pagi itu, seluruh calon mahasiswa se-Korea akan melaksanakan yang namanya Pengenalan Kehidupan Kampus Bagi Mahasiswa Baru (PKKMB).
Na Jaemin termasuk salah satu dari circle itu, unfortunately ia terlambat hari ini karena kesiangan bangun dan ia merutuki kebodohannya itu. Jaemin senantiasa menatap arlojinya.
"Mampus nih gue, pasti dimarahi sama kakak tingkat. Malas banget gue berurusan sama mereka, malah masih maba lagi, shit," batin Jaemin yang merasa sedikit cemas. Ia menghela nafasnya berulang kali.
"WOY CEPAT JALANNYA, KALIAN PIKIR KERJAAN KAMI CUMA NGURUSIN KALIAN AJA, HAH?"
"JALAN JONGKOK DARI UJUNG!"
"WOY, SIAPA YANG NYURUH JALAN SANTAI! GAK NGOTAK KALIAN TERLAMBAT DI HARI PERTAMA OSPEK!"
Mulai terdengar suara tinggi milik beberapa kakak tingkat yang berjaga di depan gerbang universitas. Fyi, Jaemin melanjutkan pendidikannya di universitas Paradise.
Jaemin berdecak kesal melihat rasa senioritas yang begitu tinggi, padahal setahunya hal itu sudah dilarang makanya sekarang nama OSPEK sudah beralih menjadi nama PKKMB.
"ITU YANG JALANNYA KAYAK KURA-KURA MINTA DI HUKUM, YA? LARI WOY, LELET BANGET!" Salah satu senior yang menyadari keberadaan Jaemin mulai angkat bicara, dia menatap Jaemin tajam.
"Maaf kak, saya habis sarapan jadi gak boleh lari-lari," balas Jaemin tanpa rasa takut.
"Lah anjing, lo pikir kita disini udah sarapan hah? Malah berani nyinggung hal itu, gak ngotak!" sahut salah satu kakak tingkat galak. Jaemin sih masa bodoh, toh ia berbicara sejujurnya. Ketimbang dipaksa nanti malah kenapa-napa, memangnya mereka mau tanggung jawab?
Jaemin menghentikan langkahnya dan matanya terbelalak kaget saat melihat bajunya terciprat air kotor yang tergenang di jalan. Ya, kebetulan pagi hari dini baru saja turun hujan.
"Anjing!" umpat Jaemin sembari menatap motor besar yang barusan memasuki gerbang universitas. Nafasnya tersengal-sengal menahan emosi saat tahu penyebab kesialannya tadi adalah bagian dari kakak tingkat yang masuk ke dalam kepanitiaan PKKMB.
Setibanya di depan gerbang universitas, Jaemin kena hukuman karena mereka bilang Jaemin terlambat masuk. Jaemin tidak sendirian, ada beberapa maba lainnya yang juga terkena hukuman.
Tatapan tajam Jaemin tidak beralih dari kakak tingkat yang menyebabkan bajunya kotor dengan motor besarnya itu. Rasanya Jaemin ingin mengumpat untuknya sekarang juga. Malah sekarang dia senyam-senyum dengan kakak tingkat yang lain tanpa merasa bersalah. Apa dia tidak menyadari kesalahannya sama sekali? Heol.
"Duh, lihat kak Jeno senyum gitu buat hatiku gak kuat."
"Rela deh di hukum gini kalau bisa lihat wajah kak Jeno."
"Sebenarnya aku masuk universitas ini karena kak Jeno loh."
Mulai terdengar bisikan dari beberapa maba yang berada disekeliling Jaemin, mereka menatap ke arah kakak tingkat yang Jaemin perhatikan sedari tadi dengan tatapan mata elangnya.
Oh, jadi namanya Jeno? Jelek banget namanya, sampah. Sama kayak orangnya, gak guna.
Ketika hendak melakukan squat jump, Jaemin menghentikan pergerakannya karena tiba-tiba tangannya di tarik oleh kakak tingkat yang bernama Jeno itu.
"Woy, Jen? Mau lo bawa kemana dia?"
"Khusus anak ini, gua aja yang hukum," sela Jeno kemudian membawa Jaemin untuk bicara empat mata dengannya.
Jaemin yang kesal sontak menarik tangannya dari genggaman Jeno, "Maaf, apa maksudnya ini?" sinis Jaemin yang terlanjur tidak menyukai Jeno. Sekarang pria itu masuk ke dalam blacklist Jaemin tentang orang-orang yang ingin ia tenggelamkan ke sungai Han, maksudnya tidak ingin Jaemin kenal selamanya.
Jeno menatap Jaemin lekat-lekat kemudian tatapannya beralih ke seragam kemeja Jaemin yang kotor.
"Jadi lo yang kecipratan air karena ulah gua? Maaf ya, tadi gua sadar gak sengaja melakukan itu tapi saat ingin memastikan siapa yang jadi korbannya lewat kaca spion motor, wajah lo gak kelihatan jelas," sesal Jeno.
"Ya kali gua tiba-tiba berhenti di tengah jalan yang ramai 'kan? Yang ada gue ketabrak," tambah Jeno.
"Ck, gak usah jaga image deh kak. Gue tahu lo gak niat buat minta maaf. Meskipun lo niat, udah terlambat," balas Jaemin ketus. Intinya dia udah terlanjur makan hati dengan Jeno, lama-lama lihat wajahnya buat Jaemin emosi.
Jeno menggenggam tangan Jaemin lagi, "Lo mau kemana? Jangan balik ke sana, nanti lo kena hukum. Sekarang gabung aja di barisan," ungkap Jeno.
"Gak usah sok baik," balas Jaemin dingin.
"Gua serius lo mau minta maaf, masa iya lo tolak? Bukannya itu gak baik? Memangnya lo mau kena hukum, masih mending gua bebasin lo," sela Jeno yang langsung mendapatkan tatapan mata yang dingin milik Jaemin.
"Mending gue kena hukum daripada harus di bantu sama lo," sarkas Jaemin kemudian hendak melangkah lagi, tapi Jeno kembali menahan tangannya.
"Mau gua paksa masuk barisan?" sela Jeno sehingga membuat Jaemin mengernyit bingung, "Maaf, kenapa lo jadi maksa ya?" ketusnya.
"Karena gua merasa bersalah sama lo," balas Jeno sambil menatap Jaemin serius. Jaemin membulatkan matanya saat melihat Jeno hendak menariknya masuk barisan, tapi dengan cepat Jaemin menarik tangannya dari genggaman Jeno.
"Gue bisa sendiri," sela Jaemin kemudian langsung melangkah pergi dari hadapan Jeno. Ia benar-benar kesal dengan kakak tingkatnya itu.
Udah jelek, gak punya hati, suka maksa lagi. Heol!
Jeno tidak bergeming dari tempatnya, ia masih memperhatikan punggung Jaemin dengan seksama.
Ini pertama kali dalam hidupnya melihat ada seseorang yang tidak tergila-gila dengannya. Ia pikir Jaemin akan senang merespon kebaikan hatinya seperti mahasiswa yang lain.
Jujur ia merasa kewalahan menghadapi dampak ketampanannya.
Bukannya mau sombong, tapi Jeno memang ngehits di kampus.
Mungkin hal itu lah yang membuat Jeno jadi tertarik dengan Jaemin. Dan lagi, Jaemin benar-benar terlihat dingin.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Melting You Softly | Jeno-Jaemin
Fanfiction"Mungkin kamu lupa kalau yang dingin bisa mencair kalau dikenai suhu yang panas, jadi izinkan aku untuk melelehkan hatimu yang dingin dengan kehangatanku."