Your eyes {Jung Jaehyun}

112 10 0
                                    

Story by silverkaira
Warn! Typo
790 words

Seperti biasanya, y/n pergi ke taman didekat rumahnya untuk mencari udara segar.

Tidak bisa melihat sejak kecil membuatnya tidak memiliki teman. Bahkan orang tuanya membencinya sejak ia lahir.

Ia memang masih tinggal bersama orang tuanya namun mereka tidak mau mengurusnya. Mereka mengatakan jika y/n adalah anak sial yang lahir di keluarga mereka.

Jika diingat, y/n selalu menangis dan merasa sangat sedih. Kondisinya yang memang sudah cacat dari lahir seharusnya lebih mendapat kasih sayang penuh orangtua, namun ini tidak.

Ia bahkan dibesarkan oleh pengasuhnya sejak lahir dan tentunya tidak pernah sekolah.

Dan pelariannya adalah taman. Ia selalu pergi ke taman itu sendiri dengan bantuan tongkat sebagai matanya.

Pagi itu taman sepertinya sepi. Y/n duduk di salah satu kursi taman dan hanya mendengar beberapa burung berkicau merdu disekelilingnya. Tidak ada suara orang berlalu lalang disana.

Kebetulan semalam hujan, jadi tanah-tanah menimbulkan bau yang menyegarkan dan membuat siapa saja yang mencium baunya menjadi tenang.

Angin sepoi-sepoi khas pagi hari membuat suasana menjadi lebih sejuk.

Sial, hari ini y/n tidak memakai jaket. Dinginnya angin membuat y/n sedikit kedinginan.

"Bagaimana bisa aku lupa memakai jaket hari ini?" tanya y/n bermonolog.

Ia mencoba menghangatkan tubuhnya dengan menggosok-gosok kedua telapak tangannya.

"Sendirian?"

Seseorang duduk disampingnya bersamaan dengan jaket yang terpasang di tubuh y/n.

"Kamu siapa? Tolong jangan mendekat!"  ujar y/n sedikit cemas. Ia takut orang jahatlah yang duduk di sampingnya sekarang.

Dulu dia pernah pergi ke warung untuk membeli pembalut. Namun ketika diperjalanan ke warung, ia dicopet dan pencopet itu mendorongnya hingga jatuh ke selokan. Untung ada tetangganya yang melihat, mungkin saat itu dia sudah pasrah tidak bisa keluar dari selokan kering yang dalam itu.

Jadi cukup satu kali saja ia bertemu dengan penjahat, ia tidak mau lagi.

"Jangan takut, aku orang bukan orang jahat. Aku hanya ingin duduk di sini," balas orang itu.

Suaranya maskulin, y/n bisa membayangkan betapa tampannya orang yang berada di sampingnya itu.

"Tempat duduk disini banyak, kenapa harus duduk kau disampingku?" tanya y/n sambil duduk sedikit menjauh dari laki-laki itu.

"Aku kebetulan sedang lari pagi dan melihatmu duduk sendiri disini. Jadi aku berniat menemanimu, apa salah?"

Y/n menggeleng pelan, "Baiklah kalau memang begitu."

"Namaku Jaehyun, dan kau?"

"Y/n," balas y/n sekenanya.

Laki-laki bernama Jaehyun itu membenarkan letak jaket yang berada di tubuh y/n.

"Kau sengaja tidak memakai jaket? Disini dingin. Kau bisa kedinginan," ujar Jaehyun.

Y/n terdiam. Baru kali ini ada orang asing yang peduli padanya.

"Hei? Kenapa diam?"

"A-ah tidak apa-apa. Terimakasih sudah perduli," ujar y/n tersenyum kecil.

Ia memang tidak bisa melihat, namun ia yakin bahwa laki-laki didepannya ini tampan dan juga baik. Walaupun sebenarnya dia tidak bisa melihat apapun termasuk dirinya sendiri.

Jaehyun menatap tongkat yang ada disamping y/n.

"Kau... buta?" tanya Jaehyun ragu-ragu.

Y/n sudah menduga. Pasti Jaehyun akan menanyakan ini. Mungkin setelah ini laki-laki itu pergi dan tidak mau lagi berbicara dengannya setelah tahu kebenarannya.

Y/n mengangguk lesu "Ya, seperti yang kau lihat. Kau pasti ingin menjauh, kan dariku?"

"Apa maksudmu?"

Y/n menghembuskan nafas berat "Setiap orang yang tahu kalau aku itu buta, tidak mau berteman denganku. Aku yakin kau juga akan begitu"

Jaehyun menepuk pundak y/n pelan.

"Apa salahnya berteman? Kau bukan orang yang mempunyai penyakit menjijikkan. Kau hanya sedikit istimewa. Kau berbeda dari yang lain"

Jaehyun tersenyum manis kearah y/n, tapi y/n tahu kalau dia sedang tersenyum.

Apakah semua orang buta memang sepertiku juga?

"Terimakasih Jaehyun, aku senang bisa bertemu denganmu"

Tiba-tiba y/n merasa ada yang memeluknya dari samping. Siapa lagi kalau bukan Jaehyun.

Hening. Y/n terdiam dan Jaehyun oun begitu. Namun Jaehyun tidak melepas pelukannya sama sekali.

"Aku mengerti posisimu. Kau mungkin merasa orang sepertimu adalah orang yang paling sial dan menyedihkan,"

"Tapi tidak y/n. Diluar sana masih banyak orang yang menyedihkan. Walaupun fisik mereka sempurna, namun batin mereka tersakiti." Jaehyun masih tetap memeluk y/n.

Y/n masih terdiam mendengar ucapan Jaehyun. Jaehyun benar. Diluar sana masih banyak orang yang mempunyai kehidupan yang lebih menyedihkan darinya.

Kemudian Jaehyun melepaskan pelukannya "Maaf aku sudah lancang memelukmu"

Y/n tersenyum manis "Tidak apa-apa. Terimakasih sudah mau berteman denganku. Kupikir orang buta sepertiku tidak akan pernah dapat merasakan indahnya mempunyai teman"

Jaehyun mengenggam tangan y/n erat.

"Hapus pikiran itu. Kau bisa lihat, ada aku yang mau berteman tulus denganmu. Kalau kau butuh aku, aku pasti membantumu," ucap Jaehyun meyakinkan.

Y/n mengangguk antusias dan tersenyum.

Y/n dan Jaehyun diam. Jaehyun menutup matanya dan merasakan angin sepoi-sepoi yang menusuk ke kulit dengan pasrah.

"Y/n," panggil Jaehyun yang masih menutup mata.

"Ya?"

"Kalau kau mau, aku bisa menjadi mata untukmu"

End

Sequel? Minta authornya

Nct One shoot Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang