"kay? Ini beneran kosannya? "
Petir menggeledar, awan mulai menghintam, suasanapun langsung berubah. Kosan yang mereka lihatpun ikut menjadi suram.
"Umm", Kay melihat kearah layar hpnya kembali untuk kedua kalinya, " Di gambarnya sih. Gak gini ya", ia mendongak kearah kosan itu kembali.
"Yaudahlah ya, yang penting tempatnya nyaman", Lanjutnya sedikit ragu.Keduanya pun masuk kedalam kosan itu.
Sebenernya dari rating, kosan ini memang tidak terlalu bagus. Dan sangat jauh dari kata mewah. Namun mau bagaimana lagi. Mereka sudah tidak punya pilihan selain pindah untuk sementara.Awalnya semua berjalan dengan baik, sampai suatu malam, keduanya tidak bisa tidur dengan nyenyak.
"Hoaam", Retta menguap.
Mendengar itu, Kaypun langsung menoleh kearah tempat tidurnya, "Retta belom tidur? "
Retta mengusap ngusap matanya sambil mengangguk lemas, "tidur. Ini cuma kebangun doang", Katanya, " Lu belom tidur? Lagi ngapain emang", Lanjutnya yang lalu duduk di sebelah Kay
"Nerusin cerita", Jawab Kay singkat.
Retta yang baru bangunpun menguap untuk kedua kalinya, "Ini emang jam berapa sih? " Tanyanya.
"Jam satu lewat", Kay tiba tiba berbisik.
" Hah apa? " Suara Kay terlalu kecil sehingga Retta nyaris tidak bisa mendengar.
Namun Kay hanya tersenyum sambil melanjutkan gambarannya.
Beberapa menit berlalu, Rettapun mulai mendapatkan kesadarannya dan membuka suara.
"Kay lu ngerasain sesuatu nggak sih? " Kata retta sedikit bingung.
Kay menatap Retta sekilas, lalu kembali menggambar.
"Kayyy lu budeg apa", Retta menepuk nepuk bahu Kay, " Gw serius nih, lu ngerasain sesuatu gak sih?" Ulangnya lagi, namun kali ini Retta sudah mulai serius.
Kay hanya tertawa lalu melihat kearahnya, "perasaanmu doang"
Mendengar jawaban Kay, Rettapun langsung memasang wajah jijik, "Mu? Lu kesambet apa Kay", Ucapnya heran.
Suasanapun semakin berubah, dan membuat Retta sedikit curiga. Kok gw ngerasa aneh banget? Si Kay nggak. Padahal kan kita sinkron mulu, gumam Retta bingung
Apa gw mau kencing ya?
"Dahlah gw ke kamar mandi dulu", Ucap Retta. Rettapun keluar kamar dan pergi kearah kamar mandi.
Namun alih alih menjawab, Kay malah tertawa lagi dengan aneh.
Namun saat ia keluar, ia melihat seseorang yang sedang duduk di meja makan, iapun kembali ke kamar, "Kay, sini deh. Ada orang! " Katanya lalu pergi mengecek.
Dan siapa sangka, orang yang duduk disana adalah Kay.
"K, Kay..? " Retta terkejut
"Ha, hah?? " Kay menatapnya bingung, "Kenapa? "
"Lu Kay kan? " ucap Retta lagi mencoba memastikan
Keduanya terdiam. Suasanapun mulai berubah, dan perlahan menjadi menegangkan.
"Hah? Apasih? Lu kenapa? " Kata Kay mencoba membalikkan suasana.
"Kok.. Lu disana? " Retta bertanya ketakutan.
Kay mengernyitkan dahi, "apasih, gw kan dari tadi di luar", Kata Kay kebingungan.
Retta sangat ketakutan saat mengetahui bahwa Kay berada di luar kamar selama ini, sampai sampai ia tak berani mengatakan apa yang telah terjadi.
Kaypun perlahan lahan mendekati Retta, "Retta? Lu kenapa sih? "
"GAK! " Rettapun terjatuh, "LU KAY KAN?" Retta berteriak ketakutan.
"Iya Ret gw Kay", Kay menunjukkan hpnya yang sedang ia pegang, " Gw lagi chattan sama Vano.. " Kay menjeda.
"I, itu.. " Kay menunjuk punggung Retta, dan mundur dengan peralahan.
Retta reflek menoleh, "AAAAAAAAAAAAAAAAAAKH", Dan iapun berteriak histeris saat mengetahui apa yang berada di belakangnya
Dan semenjak saat itupun,
Tidak ada satupun hari tanpa terror
Dari. 'Mereka'
KAMU SEDANG MEMBACA
Kembar
Horror"Kay.. Ini seriusan tempatnya? " Uang Kayla menipis, gaji Rettapun juga menurun. Kini, apartement yang mereka tinggali sudah tidak sanggup untuk mereka bayar. Merekapun memutuskan untuk pindah ke kosan kecil di sebuah desa. Mereka pikir hidup merek...