Pagi berganti malam. Dibawah tirai rembulan dan gemerlap bintang, seorang lelaki tengah mendongak menatap langit malam di balkon kamarnya. Ia memejamkan matanya. Mencoba menikmati angin malam yang lembut membuai wajah tampannya.
"Andaikan Angin malam ini bisa menerbangkan perasaan..." Gumamnya. Dersik angin berbisik. Seakan mengisyaratkan bahwa semesta bersamanya
"Wahai langit, bisakah kau menerbangkan seluruh penderitaan ini?" Suaranya bass-nya mulai terdengar parau. Seperti menahan gejolak emosi yang ingin tumpah ruah
"Wahai rembulan, bisakah kau berikan kekuatan cahayamu pada raga yang sebenarnya telah rapuh?" Ia menatap rembulan diatas sana. Indah. Cahayanya terang. Tak seharusnya ia tersedu dibawah naungan langit malam berbintang ini. Namun apalah daya, suasana hati memang tak ada yang tahu
"Wahai semesta, bisakah kau renggut nyawaku sekarang juga.....?" Setetes bulir air lolos dari mata indahnya. Terasa hangat dan lembut saat melewati pipi tirusnya.
Walaupun ia seorang laki-laki, ia tetap manusia biasa. Adakalanya ia menyerah. Bukan karena ia lemah, namun jiwa raganya sudah terlalu lelah menghadapi masalah.
Jika ia tak ingat masih memiliki seseorang yang harus ia jaga, mungkin sejak tiga tahun yang lalu ia hanya tinggal nama.
Kini ia tak kuasa menahan tangisnya. Sepasang tangan yang memeluknya dari belakang menambah rasa pedih yang mengitarinya. Ia tau, seharusnya ia berhenti menangis saat ini juga demi seseorang yang memeluknya kini. Namun kali ini ia tak ingin memendam.
Orang itu memeluknya semakin erat. Berusaha menyalurkan kasih sayang juga kekuatan kepada lelaki kedua yang ia sayang.
"Maafin mama, sayang... Maaf" Lirih ia berkata. Bahkan kata-katanya seperti hilang diujung kalimat. Tercekat.
Yang dipeluk kini membalik badan. Menatap objek yang ada di depannya. Melihatnya ikut menangis, lelaki itu yakin, orang dihadapannya sudah ada di belakangnya sejak ia berdialog kepada langit malam.
Ia mengusap air mata yang masih setia mengalir di pipi seseorang yang telah melahirkannya. Seorang wanita yang ia sayangi, yang harus ia jaga sepenuh hati, seseorang yang harus ia lindungi bahkan sampai ia mati.
Lelaki itu memeluk ibunya.
Keduanya saling memeluk. Berusaha menyalurkan kasih sayang dan rasa hangat di tengah dinginnya malam.
Haru biru menyelimuti keduanya.
Langit malam yang bertabur bintang dan ditemani rembulan menjadi saksi bisu atas ketulusan yang terjalin pada keluarga kecil yang masih jauh dari kata harmonis ini
KAMU SEDANG MEMBACA
A Secret
Подростковая литератураA Secret Semua orang pasti mempunyai sebuah rahasia. Berbeda insan, berbeda pula rahasianya. Kisah ini bukanlah kisah kehidupan remaja yang penuh romansa percintaan. Kisah ini hanyalah segelintir kehidupan 4 orang remaja dengan berbagai rahasia yan...