Suara Hati, Ken (2)

24 4 0
                                    

   Aku membawa Ibuku ke Rumah Sakit. Dokter kini menangani Ibuku. Tak lama, Dokter keluar dan aku menghampirinya.

"Bagaimana keadaan Ibu saya Dokter?"

"Ibu anda menderita serangan jantung."

"Ha?! Kenapa bisa Dok? Setahu saya, Ibu baik-baik saja"

"Penyakit ini bisa terjadi karena dipicu stres, aktifitas fisik, kelelahan, dan atau cuaca dingin yang menyebabkan pembuluh darah berkontraksi atau kejang. Jika pembuluh darah berkontraksi atau kejang, ini akan mengurangi jumlah darah yang masuk ke otot jantung"

  Aku terduduk lemas. Ini semua gara-gara kebodohan ku. Ibu, maafkan aku.

"Saya akan beri resep obat. Tolong pantau pasien agar tidak telat meminum obatnya" aku mengangguk lemah.

....

"Bu," (menggenggam tangan Ibunya)

"(Perlahan membuka mata) ini dimana?"

"Ibu di Rumah Sakit. Bu, maafkan Kenan. Kenan sudah membuat Ibu seperti ini. Kenan (menghela napas) akan bertanggung jawab. Tapi, Ibu janji jangan tinggalin Kenan. Kenan hanya punya Ibu"

"(Senyum dan matanya berkaca-kaca) Ibu tidak akan meninggalkan Kenan. Ken juga harus fokus kuliah. Karena Ibu ingin melihat anak semata wayang Ibu menjadi orang sukses"

(Kenan tersenyum getir. Ia terisak seraya mencium tangan Ibunya)

"Maafkan aku, Ibu."

***

  Beberapa hari kemudian...

  Ibuku sudah diperbolehkan pulang. Semenjak dirawat di Rumah Sakit, Fany selalu datang dan merawat Ibuku. Aku mengatakan padanya bahwa aku akan bertanggung jawab. Meski aku masih ragu tentang anak yang dikandungnya.

   Lalu bagaimana aku menjelaskan pada gadis yang amat kucintai itu? Gara-gara perbuatan bodohku, semuanya jadi kacau. Kamu benar- benar bodoh Kenan!!

  Kulihat Ibuku juga sudah mulai menerima kehadiran Fany. Mungkin karena sikap Fany yang baik padanya.

"Fany, bisa kita bicara sebentar"

"(Mengangguk) sebentar ya Bu.." (Ibu Kenan mengangguk)

...

"Aku.. mau bertanggung jawab. Tapi setelah aku lulus kuliah"

"(Mendengus) bukankah itu lama? Nanti perutku keburu membesar."

"Ya, itu mau ku. Kita kan menikah sederhana dan yang hadir hanya keluarga kita saja."

"Keluarga? Ini kali pertama aku menikah. Dan ingat aku melakukan ini hanya padamu. Jangan pernah kamu meragukan anak ini. Aku, aku mau pernikahan mewah" (melipat tangannya di dada)

"Dengar ya!! Kalau tidak mau yasudah. Jangan kemari lagi dan meminta pertanggung jawaban dariku" (pergi)

...

  Aku merindukan Rara. Aku harus memutuskan sekarang. Maafkan aku Ra. Aku sungguh minta maaf. Aku datang kerumahnya seraya minun miras. Aku menunggu didepan rumahnya. Kurasa dia belum pulang kuliah.

  Tiba-tiba seseorang datang memelukku. Aroma parfum yang sangat ku kenal. Rara. Aku segera manjauhkan diriku. Aku mengatakan ingin putus. Tanpa menunggu jawaban darinya, aku mendorongnya dan segera pergi.

Maafkan aku...maafkan aku Ra. Aku mencintaimu.

SUARA HATI (Tamat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang