I | painting

110 31 42
                                    

Aku berdiri terpaku menatap apa yang ada di hadapanku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku berdiri terpaku menatap apa yang ada di hadapanku.

Cantik!

Indah!

Artistik!

Wonderful!

Okay! Orang pasti menganggap aku berlebihan!


'Tapi lukisan ini sangat indah.' Ucapku dari hati yang paling dalam. Mataku berbinar mengamati setiap guratan yang terdapat di dalamnya. Kedua tanganku terkepal erat karena takut tiba-tiba pikiran jahatku akan keluar dan mencuri lukisan ini.

Aku sangat ingin menaruh lukisan ini di dalam kamarku agar dapat kupandangi siang dan malam.

Oh! Aku benar-benar gila sepertinya!

Aku ingin menyentuhnya walau sebentar. Jariku mulai mendekati lukisan tersebut sedikit demi sedikit, namun aku tersadar dan menariknya kembali dekat ke arah wajahku.


Pfftttt

'Ada seseorang yang mentertawakan aku!' Teriakku di dalam batin.

Mataku mulai melirik perlahan-lahan ke kanan, tidak ada orang. Kemudian aku melirik kecil dengan mata kiriku.

ADA ORANG DI SEBELAH KIRIKU!!

Dan aku tidak menyadari hal itu!

Sejak kapan dia disana?

Apakah dia melihat semua apa yang aku lakukan?

Aku melirik kembali dan ia sekarang fokus menatap lukisan yang dari tadi aku kagumi. Aku kembali melirik laki-laki tersebut dari atas sampai bawah.

Aneh!

Dia orang aneh!

Pakaiannya aneh!!

Ia mengenakan bucket hat rajutan berwarna coklat, masker yang menutupi bibir dan hidungnya yang berwarna putih, kacamata dengan lensa yang bisa ditarik ke atas. Selain itu, ia mengenakan kemeja putih polos ditambah jaket panjang berwarna krem dengan celana panjang yang lebar. Yang paling membuat aneh, IA MENGENAKAN APRON BERWARNA COKLAT!

Aku tidak mengerti lagi.

Aku memang tidak mengerti fashion.

Jangan bandingkan pakaianku dengan laki-laki disebelahku ini. Bora selalu mengatakan pakaianku sangat plain. Hampir setiap hari, aku hanya mengenakan basic t-shirt dengan kemeja flanel dipadupadankan dengan celana jeans biru pada umumnya, serta tidak ketinggalan sneakers putih favoritku. Bisa dikatakan bahwa ini adalah fashionku.

Entahlah! Aku tidak peduli dengan fashion orang ini.


"Lukisan ini indah ya?"

Suara laki-laki tersebut memecahkan pikiranku tentang pakaiannya.

Apakah ia bertanya kepadaku?

Aku melihat ke arahnya dan ia menatapku.

Bagaimana ini?

Aku hanya perlu menjawabnya saja.

"I-iya. Sangat indah." Jawabku terbata-bata.

Kemudian hening.

"Apakah kau menyukai bunga matahari?" Tanya laki-laki itu tersebut kembali.

Aku terdiam sejenak.

Sebenarnya, aku tidak begitu mengerti soal bunga dan artinya. Tapi lukisan bergambar bunga ini sangat indah jadi mungkin ia menganggap bahwa aku sangat menyukai bunga tersebut.

"Hm, ya aku menyukainya. Walaupun aku tidak tahu artinya tapi sepertinya bunga ini memberikan kesan bahagia dan memberikan semangat kepada yang melihatnya."

Ia menganggukkan kepala pelan dengan tangan kanannya menyentuh dagu.

"Apakah anda menyukai bunga ini?" Tanyaku seraya menunjuk lukisan bunga tersebut dengan tangan sopan.

"Iya, aku sangat menyukainya."

Ah, aku dapat melihat laki-laki tersebut tersenyum dari balik masker yang ia kenakan saat ia menjawab pertanyaanku. Matanya menunjukkan bahwa ia benar-benar menyukai bunga matahari tersebut.

Bibirku secara otomatis ikut terangkat dan membuat sebuah senyuman kecil karena melihat ekspresi laki-laki tersebut.


"Hwa Young-ah!"

Suara yang aku kenal sekali membuatku memalingkan wajah ke arah ia memanggil.

Tidak lain adalah Bora, sahabatku sejak kami di sekolah dasar hingga sekarang. Kalau urusan fashion, Bora adalah juaranya. Ia sering mengganti warna rambut, menggunakan kuku-kuku palsu (nail arts), serta baju-baju modis. Aku rasa Bora pasti tahu tren fashion apa yang laki-laki itu kenakan.

"Kamu masih disini? Ayo kita ke sana, Haneul sunbae sudah menunggu kita."

Lenganku langsung ditarik oleh sahabatku yang dari tadi sudah mencariku. Aku bahkan tidak sempat mengucapkan selamat tinggal kepada laki-laki tersebut. Aku melihat kembali ke arah tempat kami berdiri tadi.

Ia masih berdiri dan menatap ke arah lukisan tersebut. Aku berpikir mungkin ia akan melihat ke arahku saat aku pergi namun kenyataannya tidak. Itu hanya khayalanku saja. Sudahlah. Kemudian Aku kembali berjalan mengikuti sahabatku tanpa menengok lagi.


Laki-laki itu membalikkan badannya melihat dua perempuan tersebut berjalan keluar dengan bersenda gurau dari ruangan pameran lukisan yang hari ini baru saja mulai diselenggarakan.


"Hwa Young," ucapnya pelan dan berjalan pergi.


TBC
Thankyou sudah mau membaca karyaku ini.
Tiba-tiba terbesit mau bikin fanfic biasku yang satu ini. Semoga kalian menikmatinya juga💙

💙Happy reading, happy day 💙

💙Happy reading, happy day 💙

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SUNFLOWER | MINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang