Manusia itu berusaha mengepakkan sayap
Seperti akan terbang dari ujung cerobong asap
Aku mengendap seperti pencuri
Lalu masuk ke semak berduri
Seringai senyumku muncul melihatnya membusungkan dada'Lihat! betapa gagahnya dia',
Kata mulutku yang bangga melihatnya akan melesat membelah langitBerbeda suasana, pori-pori kulitku tertusuk duri
Aku kesal setengah mati karena duri ini menyobek permukaan kulit lusuh dan kotorkuSial! Hatiku hancur melihatnya Jungkir balik kesakitan mencium tanah
Namun, lebih sakit lagi melihat keadaanku yang tertusuk duri disela jemariKala itu langit menjadi mendung dan mencekam
Bibirku gemetar namun ingin segera mengatakan semua akan baik baik saja padanya
Sejenak aku terbangun dari ekspektasi'Siapa aku? Aku hanya pengembara'
Manusia sempurna itu akan berdarah karena duri dari tubuhku
Tidak sengaja terpejam mataku
Berharap semoga manusia sempurna itu tetap hidup
Manusia itu tetiba membelalakan matanya dan bersumpah tidak akan jatuh lagi
Kala itu ada hembusan angin menerpa kulit dinginnya seakan membawa pesanAh, rahasia ini terbongkar!
Mundur perlahan aku meninggalkan semak liar itu
Berlari, berlari, berlari hingga malam menelanku
Musim berganti musim, bulan berganti tahun
Sampai hari ini, aku masih mengingat ucapnya,'Tunggu, jangan pergi wahai nona yang sedang berdo'a.'
KAMU SEDANG MEMBACA
Cerita Manusia
شِعرIni 'Cerita Manusia' dari perspektif berbeda. Tulisan ini nyata dengan rasa yang dibalut imajinasi