Happy reading
.
.
.
.
.
.Jaemin POV
Jaemin pulang dari sekolah dengan terengah-engah. Dia pulang dengan berlari karena di kejar anjing. Melihat kucing berlari sangat cepat di belakang ku lihat ada anjing yang mengejar kucing putih tersebut. Karena takut di gigit akhirnya aku ikut berlari juga, ku pikir anjing itu juga akan menggigitku. Lebih baik selamatkan di sendiri dulu, daripada nanti aku kehilangan sebagian baju seragamku, karena digigit anjing.
Aku akan terlihat seperti gelandangan kalau sampai ada baju yang robek. Masa bodoh, aku tidak sekeren anak muda jaman sekarang, yang memakai baju robek sana sini. Apa apaan itu? Memangnya pantas di sebut baju?. Lebih baik kau jadikan lapel saja.
Ketampananku akan hilang jika memakai baju compang-camping seperti itu. Tapi mau bagaimana pun juga orang tampan akan tetap tampan meskipun aku sedang membersihkan tai gajah sekalipun.
Kenapa sih anjing suka sekali lari-lari?, Memangnya tidak cape?. Kenapa dia mengincar kucing putih itu, apa tidak ada spesies seperti dirinya?. Aku benci anjing.
Karena nafasku masih terus tersenggal-senggal aku masuk apartemen langsung menuju dapur, untuk mengambil segelas air putih. Aku meneguk air putih itu dengan tempo yang cepat. Sampai aku ingin memakan gelasnya.
"Dasar anjing jomblo"
Aku kesal sendiri dengan hewan melet itu. Menuangkan air lagi kedalam gelas lalu meminumnya hingga habis tak bersisa.
Membuka lemari dapur bagian atas aku mencari makanan penenang ku sekaligus cemilan ketika sedang bosan.
"Nahhh ketemu"
Meraih toples berwarna putih polos dan membukanya. Ku ambil tauge dengan cubitanku lalu memakannya mentah-mentah. Hey, ini enak sekali kalian ini tidak tahu ya?. Ini sudah di cuci belum di apa-apakan hanya di cuci bersih.
Masih mengemil tauge, ku lempar tasku ke arah sofa yang jaraknya cukup jauh dariku. Mengenai sasaran, itu memang kebiasaan diriku yang selalu lempar sana sini namun tepat sasaran. Cukup beruntung, awalnya aku melempar dengan asal, terkadang tidak tepat sasaran. Karena terlalu terbiasa jadi aku sering melakukan hal itu, kali ini tentu saja tepat sasaran.
Aku ingat kalau hari ini ada yang memesan padaku untuk menggambarkan wajahnya melalui foto yang dia kirim di dm. Orang itu memintaku menggambar dengan bagus, diberi warna yang cocok dan indah jika dilihat dari kejauhan. Tidak memakai kertas biasa tentunya, memakai kertas linen/buffalo. Kertas yang cocok untuk menggambar wajah.
Membuka ponsel dan mengecek lagi apabila ada lagi yang memesan. Ah kali ini yang memesan ada 2 orang saja.
Untung lah, aku bisa mengerjakan tugas dari sekolah juga dengan tidak terburu-buru.
Penghasilan dari menggambar ini memang lumayan bagiku. Karena kerumitan, membagi waktu dengan urusan sekolah, harga pensil warna dan kertas yang cukup mahal.
Aku membeli pensil warna dengan warna yang kumplit, tak lupa cat warna dan alat lukis lainnya. Menggambar memang hobiku dari kecil.
Kini aku segera mandi dengan air dingin adalah kebiasaanku. Semenjak kelas 1 SMA.
KAMU SEDANG MEMBACA
Solitude |Na Jaemin
Teen Fiction"Bagaimana perasaanmu saat mengetahui kenyataan bahwa orang yang sangat kamu cintai, ternyata kakakmu sendiri?" . Choi Syrel merasa dia ini tidak pantas untuk menjadi seorang remaja perempuan yang berhati lembut seperti tofu. Menjadi ramah kepada or...