🎶Now playing ~ Chandelier_Sia🎶
<><><><><>
Sehun berdeham, "Ekhm, permisi. Apa kita pernah bertemu sebelumnya?" Tanya Sehun pada wanita bermata monolid itu.
Serentak, mereka berdua menoleh mendapati Sehun yang sedang menatapnya.
Dilihatnya lamat-lamat pria itu oleh Seulgi. Ingatannya kembali berputar saat ia melihat wajah yang nampak tak asing baginya.
---
"Mm...sepertinya kita harus kenalan, bolehkah kita saling menukar nomor telepon? Mungkin suatu saat kau perlu." Ujar pria tersebut.Wanita tersebut menghela nafasnya sejenak sebelum menatap wajah pria itu, "Ini bukan tempat yang pas untuk meminta nomor."
"Siapa tahu kau menemukan takdirmu."
"Kau sangat berani, tapi aku tak minat denganmu."
Ting
Pintu lift terbuka dengan segera wanita itu keluar dari sana dan berjalan pergi menjauhi pria itu.
---Benar sekali. Dia adalah pria yang berada dilift bersama Seulgi waktu itu.
Seulgi tak menggubris ucapan Sehun padanya. Ia lebih memilih memalingkan wajahnya dari tatapan Sehun. Namun hal itu membuat Irene yang melihat mereka berdua, menjadi penasaran.
Irene menatap masing-masing wajah dari mereka sebelum bertanya, "Apa kalian pernah bertemu sebelumnya?"
Dengan cepat, Seulgi menjawabnya, "Tidak. Mungkin dia salah orang, iyakan?" Ujar Seulgi, menatap Sehun dengan dingin.
"A-Ah iya. Benar, mungkin aku salah orang." Seru Sehun.
<><><><><>
Irene sedang memandang pria berjas putih dihadapannya. Pria itu, yang tak lain adalah seorang dokter yang berada dirumah sakit yang sama. Mereka tengah membicarakan sesuatu hal yang sangat serius untuk dibicarakan.
Sesuatu yang membuat Irene sedikit takut dengan jawaban sang dokter. Namun kenyataannya, jawaban sang dokter tidak seperti yang ia kira. Melainkan, jawaban itu membuat ia sedikit mengurangi beban pikirannya, yang selalu mengganjalnya.
Hari ini Irene memutuskan untuk berkonsultasi pada dokter tentang kehamilannya, selagi ia sedang berada dirumah sakit saat ini. Awalnya ia ragu untuk melakukannya, tapi dengan tekad yang kuat, akhirnya ia pergi ke ruangan Dr. Ji untuk berkonsultasi.
Sebenarnya, sudah lama Irene ingin memeriksakan dirinya kepada dokter. Namun Suho selalu melarangnya dengan alasan, ia tidak ingin memberatkan beban pikiran istrinya itu hanya karena mereka belum mempunyai keturunan.
Suho tidak mempermasalahkan hal itu, mau ia mempunyai anak atau tidakpun, ia tetap mencintai istrinya itu. Tapi pikiran Irene berbeda dengan suaminya itu, ia tidak ingin jika sampai suaminya itu kecewa padanya akan hal itu.
Mereka sudah mencoba semua cara, agar Irene dapat segera hamil. Segala jenis obat-obatan herbal yang direkomendasikan oleh dokter, sudah mereka beli. Bahkan Suho tak segan-segan mengeluarkan banyak uang untuk itu semua. Tapi hasilnya tetap nol.
Irene sangat sedih akan hal itu. Karena bertahun-tahun menikah dengan Suho, ia tidak juga dikaruniai anak. Ia ingin sekali membahagiakan suaminya itu, dengan memberikannya buah hati. Namun Suho selalu menghibur Irene dikala seperti itu. Hanya Suholah yang menjadi penguatnya saat itu.
"Anda jangan khawatir Nyonya. Tidak ada yang salah dengan tubuh anda, semuanya normal. Anda hanya perlu berusaha dan selalu berdoa. Serahkan saja semuanya pada Tuhan." Ujar Dr. Ji sembari menyemangati Irene.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret of Life
Fanfic[ON GOING] **Bae Irene seorang executive chef disebuah restoran terkenal milik suaminya sendiri yaitu Kim Suho, ingin mencari kebenaran tentang sebuah rahasia besar yang disembunyikan oleh suaminya. Kehidupan yang semulanya bahagia harus berantakan...