Aku semakin yakin.
Tzuyu terus saja menatap Jungkook yang lahap memakan gurita pedas yang dia beli tadi. Bahkan dia sampai tak menyisakannya sama sekali meskipun sebenarnya dia tak pernah suka makanan yang memiliki rasa pedas.
"Tzuyu, apa kau tidak akan memakan milikmu?"
Tzuyu tak menjawabnya, dia hanya mendorong piring berisi gurita pedas miliknya kepada Jungkook. Dia tidak tega melihat Jungkook terus menatap gurita pedas miliknya yang masih utuh. Dia memang sedang tidak berselera makan saat ini. Itu sebabnya dia tidak menyentuh sedikitpun gurita pedas miliknya.
"Oppa, sejak kapan kau suka pedas?"
"Sejak semalam, aku tidak tahu kenapa aku jadi suka makanan pedas," jelas Jungkook yang kemudian kembali menyantap makanan pedas itu.
Tzuyu menopang dagunya sambil tersenyum melihat hal ini. Menurutnya Jungkook terlihat lucu ketika berusaha mengatasi rasa pedasnya dengan terus minum setelah makanan itu masuk ke mulutnya.
Merasa di awasi, Jungkook menghentikan aktivitas makannya lalu ikut menangkup kedua pipinya sendiri dan memperhatikan Tzuyu.
"Waeyo? kau seharusnya menghabiskannya."
"Kau memperhatikanku, apa aku perlu menyuapimu?" tanya Jungkook yang langsung saja membuat Tzuyu menggeleng.
"Kau saja yang habiskan, aku tidak bernafsu," jelas Tzuyu yang kemudian membuat Jungkook tersenyum. Namun Tzuyu langsung memberikan tatapan bingungnya saat Jungkook tiba-tiba saja menyuapinya.
"Kau harus makan juga, ini makanan kesukaanmu."
Tzuyu tersenyum kemudian membuka mulutnya untuk menerima suapan dari Jungkook. Dia malah merasa jika saat ini dia dan Jungkook sedang berkencan. Ah andai saja ada lilin, mungkin akan terkesan lebih romantis. Tapi sayangnya saat ini masih siang sehingga sangat tidak memungkinkan jika dia harus menyalakan lilin.
"Aku rasa kau tidak boleh makan ini, tunggu sebentar."
Tzuyu menatap bingung Jungkook yang malah pergi ke dapur. Tatapannya tak pernah lepas menatap punggung Jungkook yang kini terlihat sibuk mencari sesuatu.
"Apa kau butuh bantuan?"
"Aniyo, aku bisa melakukannya," jelas Jungkook tanpa membalik tubuhnya sama sekali. Namun detik kemudian dia melirik Tzuyu dan tersenyum. Entah kenapa saat ini dia benar-benar merasa bahagia meskipun dia tak tahu apa penyebabnya.
Saat ini dia mencuci sebuah apel, lalu beralih meraih pisau. Dia yakin Tzuyu mau memakan yang satu ini. Perlahan dia mengupas apel itu, namun karena dia terus melirik Tzuyu, pisau itu tak sengaja mengenai tangannya dan membuat pria Jeon itu memekik sebelum akhirnya memasukan jarinya ke dalam mulut.
"Kau baik-baik saja?" tanya Tzuyu dengan nada khawatirnya. Namun dia malah tertawa ketika melihat Jungkook mengangguk dengan menggemaskan karena telunjuknya masih berada dalam mulutnya, "Aigo, kau menggemaskan. Cha, aku akan mengobati jarimu."
Tzuyu menggenggam tangan Jungkook untuk mengikutinya. Dia lalu menarik tangan Jungkook agar dia mengeluarkan jarinya. Namun Jungkook malah menggelengkan kepalanya.
"Bagaimana aku bisa mengobati jarimu jika kau seperti ini? seperti anak kecil saja," gumamnya yang kemudian membuat Jungkook langsung mengeluarkan jarinya.
"Kenapa kau tidak hati-hati, hm?" Tzuyu kini mengoleskan obat merah di luka Jungkook dan sukses membuat pria itu meringis. Dia hanya tersenyum saat ekor matanya menangkap ekspresi Jungkook menahan rasa sakitnya. Setelah selesai, Tzuyu langsung memasangkan plester di jari Jungkook lalu menatap suaminya itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
이건 바보라도 알아 (Even A Fools Knows)✅
Fanfiction"Entah sejak kapan aku mulai menganggapmu benar-benar berharga"