*Perhatikan tanggal dan bulan yang tertulis. Itu akan memudahkan kalian untuk memahami alurnya. Karena cerita ini menggunakan alur maju-mundur (campuran).
***
May 13th, 2017
Shin You melenguh. Satu tangannya mulai gemetar mencari pegangan, sedangkan kedua manik matanya bergerak liar mencari sesuatu. Sesuatu yang mampu membuatnya merasa nyaman meskipun menyakitkan. Sesuatu yang bisa menerbangkannya ke langit, melupakan rasa sakit yang selama ini ia derita.
Gadis dengan surai panjang nan legam itu mencoba menumpukkan kedua kakinya di atas lantai kamarnya yang dingin, seolah kapan saja siap membekukan kedua kakinya. Dengan pandangan yang meredup dan nafas yang satu-satu, Shin You merajut langkah menuju meja belajarnya. Meja kayu usang yang masih setia bertengger di sisi kamar, menjadi teman bahkan saksi bisu dari segala hal nekat yang pernah gadis itu lakukan sebelumnya.
Tergesa, Shin You membuka laci meja belajar hingga tertarik sempurna dan tanpa perkiraan melayang jatuh mengenai ubin kamar. Kejadian itu menimbulkan bunyi berisik yang menganggu. Beruntung, gadis yang kini tengah menggigil dan menggigit pipi bagian dalamnya itu, sadar betul untuk melakukan gerak refleks menjauh. Kedua netranya menajam, mencari-cari keberadaan benda 'kesayangannya' dengan senyum yang tak menyentuh mata.
Dalam hati ia berteriak untuk berhenti, namun akalnya tak dapat menoleransi. Lekas, gadis itu menangkap presensi benda berkilat di antara barang-barang yang jatuh berserakan. Tanpa aba-aba, Shin You mengambilnya, dan tersenyum kelewat bahagia atas penemuannya.
"Terima kasih, kau masih berada di sisiku," katanya lirih sambil mengamati ujung benda yang berkilat cantik itu. Sejurus kemudian, direntangkan lah satu lengan dan digesekkan benda itu ke atasnya. Sekali lagi, Shin You melenguh dengan kedua mata terpejam, menikmati apa yang ia perbuat pada dirinya sendiri-pada tubuhnya. "Kau...berbeda... Kau tidak akan meninggalkanku." racau Shin You terbata, menahan tangis dan sakit menjadi satu.
Tak tanggung, gadis bermata tajam itu menekan lebih dalam ujung benda itu ke dalam daging lengannya, sedikit mengoyaknya dan semakin merasa diterbangkan ke awan. Shin You merasakan sebuah ketenangan dalam kesakitan yang luar biasa, namun seperti itulah baginya rasa sakit harus bertindak. Begitu dalam, melemahkan, menciptakan darah yang kini merembes keluar mengucuri lengan putihnya.
Shin You jatuh tak berdaya di tengah kamarnya, bersimbah darah dan terpejam rapat. Namun senyum di wajahnya masih terlihat memikat.
Saat tubuhnya tiba-tiba melayang, diangkat oleh seseorang, Shin You merasakan kenyamanan yang nyata. Nafas yang terengah, wangi maskulin dan sentuhan hangat lelaki itu mengembalikan kesadarannya untuk sekejap. Shin You menatap lelaki itu dengan sorot sayu, mengucapkan beberapa kata dengan lirih saat bulir bening kembali membasahi pipinya."Kak Jungkook... Akhirnya kau pulang."
***
Pemilihan presiden siswa sekolah menengah Hanlim seharusnya dilaksanakan hari ini dengan mengumpulkan seluruh murid ke dalam aula, kemudian meminta mereka menuliskan siapa kandidat yang dipilih di sebuah kertas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cauchemar (✓)
FanfictionKehidupan Shin You yang semula normal berubah dipenuhi jalanan terjal yang membuatnya terperosok dalam rasa lara. Gadis remaja tersebut harus siap menjalani mimpi buruk yang begitu pahit dan menemukan alasan bertahan di saat Jeon Jungkook, salah sat...