"Setiap kali orang bertanya padaku, apakah aku baik-baik saja? Hal ini semakin mengingatkanku bahwa aku sedang tidak baik-baik saja."
~~~
Ini tidak mungkin!
Ini aneh!
Ini tak dapat dipercaya!
Itulah yang tengah Ryehanna rasakan kali ini, hatinya sangat perih setelah mendengar ucapan Devaro dirumah sakit kemarin.
Padahal ia sangat ingin mengajak cowok itu untuk kerumah pohon atau kemana saja selepas cowok itu sembuh tapi kenapa harus kenyataan pahit yang ia hadapi sekarang?
Sekarang sembilan remaja itu sedang berada dikediaman Devaro dan tentunya ada Kirana di kerumanan mereka, pastinya karena sifat mama Devaro yang terlalu baik ke semua orang.
Bahkan Kenzo menceritakan semua kelucuan yang ia perbuat bersama Devaro dan lainnya, semuanya diceritakan bahkan hal terjorok sekalipun.
"Gue ga inget apapun itu!"
Tetap saja walaupun para sahabatnya mencoba mengingatkan semua memory di pikiran Devaro tapi yang ada membuat kepala cowok itu menjadi sakit.
"Gimana ya biar ni anak pulih dari amnesia sementara ini?" bingung Kenzo, ia mondar-mandir sedari tadi.
"Udah, biarin aja Devaro inget sendiri." celetuk Namira.
"Bener tu! Yang ada Devaro nambah pusing lagi plus jadi mual gegara dengerin ocehan kamu ken." sahut Freslyn sedikit mengejek.
Rezvan menyenggol lengan Kenzo yang berada disebelahnya, "Cie udah pakek aku-kamu." godanya.
Membuat kedua pipi Freslyn menjadi memerah, sejak kapan seorang gadis yang terkenal dengan mulutnya yang cabe bisa berubah menjadi malu seperti ini?
Tentunya karena Kenzo, cowok playboy dengan sejuta lawakannya. Oke sekarang udah jadi mantan playboy dan akan setia dengan Freslyn seorang.
"Gimana gini aja, kita ajak jalan-jalan Devaro aja ke tempat-tempat yang mungkin akan mengingatkannya pada masa-masa dulu dengan perlahan tapi."
Albara berpindah posisi menjadi duduk disebelah Devaro yang menyenderkan kepalanya di sandaran sofa.
"Kita ngajak Kirana? Mau kemana aja emang?" tanya Aleyssa sinis.
"Gapapalah tu bocah kita ajak yang penting lo jangan ngerusuh ye! Awas aja!" ancam Kenzo pada Kirana dan cewek itu hanya memutar bola matanya malas.
"Santai aja, mending kita damai aja sekarang gimana?"
Semuanya saling bertukar pandang aneh mendengar keputusan Kirana barusan kecuali Devaro yang masih bergulat dengan pikirannya.
Sepertinya cewek itu ada maunya sampai minta damai segala.
"Napa lo? Ada maunya pasti!" tebak Kenzo.
"Yaelah, daripada kita berantem terus kan mending kita damai aja." Kirana mengulurkan sebelah tangannya lalu tersenyum.
Dengan ragu, mereka semua kecuali Devaro mulai mengulurkan tangan kemudian tangan mereka ditumpukkan menjadi satu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Princess Ice [END]
Teen FictionIni tentang Ryehanna Arestha Neldric, gadis berparas cantik yang tidak pernah berhenti berjuang dengan takdir semenjak kehilangan segalanya termasuk orang-orang yang ia sayangi membuat sifatnya berubah drastis menjadi gadis dingin. Gadis itu hanya k...