Sixty Seven

18.7K 2.1K 564
                                    

Author Pov

Haechan menatap wanita di depannya sendu, ucapan Haechan membuat Yoona terkejut dan terdiam.

"Kok gak mau pulang, hm?" Tanya Yoona lembut pada anaknya.

"Haechan pengen sama bunda disini nemenin bunda, lagian-"

"-ayah juga bakal seneng kalau Haechan pergi" lirih Haechan.

Yoona terdiam, kemudian tangannya mengelus lembut rambut Haechan, "kata siapa ayah seneng? Justru ayah sedih kalau anaknya pergi" jawab Yoona.

"Tapi ayah gak sayang sama Haechan bun, ayah nganggep kalau Haechan penyebab bunda pergi"

"Bunda, Haechan minta maaf karena Haechan lahir bunda harus pergi"

Yoona yang mendengar ucapan Haechan sangat terkejut, dengan cepat ia menangkup pipi anaknya. Terlihat Haechan yang sudah meneteskan air matanya.

"Haechan gak salah sayang, jangan ngomong kaya gitu ya" ucap Yoona, terlihat matanya ikut berkaca-kaca menatap sang anak.

"Tapi kan kalau bunda masih hidup ayah bakalan seneng bun" ucap Haechan pelan.

Yoona menggelengkan kepalanya, "justru kalau Haechan yang pergi bunda bakal kecewa sama diri bunda" Yoona tersenyum pada anaknya.

"Haechan itu anak yang ditunggu-tunggu loh sama ayah, bunda, abang, juga teteh. Berhenti salahin diri sendiri ya sayang"

"Bunda gak suka liat anak bunda sedih, Haechan harus pulang ya" ucap Yoona.

"Tapi Haechan pengen nemenin bunda" rengek Haechan seperti anak kecil.

Yoona langsung tertawa melihatnya, "dengerin bunda, belum saatnya buat Haechan nemenin bunda. Hidup Haechan masih panjang salah satunya bahagiain bunda"

"Bun-"

"Pulang ya nak? Yang lain pada nungguin Haechan"

Haechan terdiam sejenak, kemudian ia menghela nafasnya dan mengangguk membuat Yoona memeluk anaknya erat. Ia juga merasa tidak ingin pisah dengan anaknya, namun ia sadar dunianya sudah berbeda.

"Jadi anak yang baik ya? Bunda sayang sama Haechan" bisik Yoona pelan, saat itu juga tangis Haechan pecah.

"Hiks, Haechan juga sayang bunda. Akhirnya H-haechan bisa ngerasain dipeluk sama bunda" isak Haechan.

Yoona mengelus punggung anaknya yang bergetar. Kemudian Yoona melepaskan pelukannya, menatap wajah anaknya yang memerah dan dengan segera menghapus air mata di pipi Haechan.

"Anak bunda harus kembali ya, kasian mereka nungguin Haechan terutama gadis yang namanya Hana" ucapan Yoona membuat Haechan langsung menatapnya.

"Hana.." gumam Haechan sedikit bingung, Yoona mengelus rambut Haechan.

"Dia gadis yang baik juga cantik, bunda setuju kalau kamu sama dia" ucap Yoona sambil tertawa, hal itu membuat Haechan ikut tersenyum.

Yoona menatap anak bungsunya sendu, "bunda pergi ya sayang? Haechan jaga diri baik-baik ya" ucap Yoona lirih.

"Bunda ingin peluk lagi" ucap Haechan.

Dengan segera Yoona memeluk Haechan yang dibalas oleh Haechan tak kalah erat. Tak lama Yoona melepaskan pelukannya, tak lupa ia mencium kedua pipi Haechan.

"Bunda pergi sekarang ya, sampai jumpa lagi anak bunda"

Yoona tersenyum manis dan segera berjalan meninggalkan anaknya yang sedang menatap sendu kepergiannya.

"B-bunda.." ucap Haechan yang kembali meneteskan air matanya.

Saat Haechan akan mengejar tiba-tiba terlihat sebuah cahaya terang membuat Haechan kesulitan melihat ibundanya.

"Bunda hiks jangan tinggalin Haechan!"

"BUNDA!"


***


Yeri saat ini sedang menjaga Haechan seorang diri. Sebenarnya tadi ia berdua dengan sang ayah, namun Siwon sedang membeli makan untuk dirinya dan Yeri. Jam sudah menunjukkan pukul 5 sore, Yeri asik duduk disamping Haechan memandang adiknya yang masih menutup matanya.

Terlihat tangan Yeri menggenggam tangan Haechan,

"Adek, gue kangen" ucap Yeri sambil sedikit tersenyum.

"Adek gak mau bangun? Udah tiga bulan loh adek tidur" ucap Yeri sendu.

Matanya sedikit berkaca-kaca sambil menatap Haechan, Yeri mencoba untuk tidak menangis.

"Dek gue bakal nungguin lo, jadi cepet bangun ya? Kita semua kangen"

"Jangan tinggalin teteh ya d-dek"

Terdengar suara Yeri yang menahan tangisannya, air mata mulai menetes membasahi pipi putihnya. Kemudian mulai terdengar isakan kecil dari bibirnya.

"Hiks.. gue kangen dek" lirih Yeri.

Yeri menundukkan kepalanya sambil menggenggam erat tangan Haechan, Yeri sangat berharap adiknya segera sadar dari komanya. Ia tidak ingin ditinggalkan kembali oleh anggota keluarganya.

"Hiks..hiks.."

Yeri teringat kenangan bersama Haechan. Dirinya benar-benar merindukan sosok adiknya.

Saat Yeri mengangkat kepalanya, betapa terkejutnya ia saat melihat ke arah adiknya.

Dimana saat ini terlihat Haechan yang perlahan mulai membuka matanya.





Author Pov

Bunda, haechan sayang bunda - hc
Ini yang gue liat nyata kan? - y

Tbc.


Terimakasih aku sayang kalian💚

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Terimakasih aku sayang kalian💚

Bad Boy - Haechan [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang