Di bandara, seorang perempuan berdiri bersama barisan para penjemput yang sendari tadi menunggu di depan pintu keluar kedatangan internasional. Selama kira-kira dua puluh menit ia menanti seseorang dari balik pintu otomatis yang terbuka itu.
Huhh.. Kegugupan di rasakannya karena ini akan menjadi pertemuan pertama mereka setelah satu bulan lamanya.
"Agassi." Panggil seseorang yang membuatnya langsung menoleh.
Dilihatnya wanita tua yang dengan rambut yang sudah memutih tepat di samping kanannya.
"Ne halmeoni?" tanyanya dengan tersenyum ramah.
Wanita tua itu membalas senyumannya. "Dari tadi aku melihatmu tidak bisa diam. Kakimu bergetar dan kau terus-terusan menggigit jarimu. Apa orang yang kau tunggu membuatmu seperti ini?"
"Ne?! Um.."
"Mungkinkah namja chingu?" tebaknya.
"Eoh.. aniyeyo." jawabnya segera.
"Bukan namchin? Astaga, maafkan aku. Kau terlihat begitu cantik tetapi kenapa belum memiliki pacar?"
"Ne?" Lagi-lagi perempuan itu dibuat kaget oleh pertanyaannya.
"Bagaimana ini. Aku jadi merasa tidak enak menanyakannya kepadamu. Tapi, kenapa perempuan zaman sekarang lebih suka menikah di usia 40 tahun ke atas. Aku jadi sedih. Padahal ketika zamanku dulu, perempuan menikah di usia tua adalah hal yang tidak biasa. Orang-orang atau tetangga akan menganggapnya perawan tua." Tiba-tiba wanita itu curhat padanya.
"Ah~ ne.. aku rasa itu adalah pilihan."
"Betul kan? Aku juga berpikir begitu. Tetapi kenapa kau belum punya pacar? Apa kau tidak mau menikah? "
"Um.. halmeoni--"
"Wae? Ah! Kebetulan. Aku sedang menunggu cucuku yang ingin liburan disini. Dia tinggal di Prancis. Dia juga belum menikah."
"Mwo?" Perempuan itu mulai kewalahan menanggapinya yang berujung perjodohan mendadak seperti ini.
"Aku ada fotonya. Sebentar ya." Ia mulai merogoh tas kecil yang dibawanya mencari ponsel untuk menunjukkan foto cucunya.
Perempuan itu mulai panik. Wanita tua ini sangat bersikeras. Rasanya ia ingin melarikan diri sekarang juga.
Selagi ia kebingungan harus bagaimana dan memang Tuhan telah menyelamatkannya hari ini. Ia melihat seorang pria dibelakang kerumunan orang yang keluar dari pintu kedatangan tengah mendorong troli kopernya.
Dengan mata yang berseri-seri perempuan itu langsung melambaikan tangan padanya. "Yeobo!" Teriaknya kemudian menghampiri pria itu.
"Yeobo? Siapa yang dipanggilnya yeobo?" Gumam wanita tua tadi kebingungan.
Pria itu tersenyum lebar mendapati perempuannya berlari ke arahnya. "Jia-ya!" Panggilnya bersemangat.
Jia memeluk prianya dengan sangat erat. Mereka berdua saling mendekap dengan perasaan bahagia.
"Bogoshiposeo.." ucap Wonwoo yang langsung mengungkapkan kerinduannya pada sang istri.
KAMU SEDANG MEMBACA
PINWHEEL 2 [Wonwoo]
Fanfiction[COMPLETE] Aku tahu kita akan berpisah. Bahkan dalam cinta yang seperti mimpi pun, perpisahan adalah sebuah kenyataan. Bahkan sampai air mataku kering, aku hanya bisa menggumamkan namamu. Seberapapun aku menyangkalnya, ini tetaplah sebuah perpisahan...