~paralog~

356 151 16
                                    

Hai Namaku yuna. umurku 15 tahun aku bisa di bilang anak yang polos tapi pintar karna aku suka membaca, aku tidak memiliki seorang pun teman karna suatu alasan yang tak masuk akal. Teman-teman sekelasku sering mengucilkanku namun aku tidak perna berpikir untuk membalas apa yang mereka lakukan padaku. Dulu aku memiliki banyak sekali, teman sebelum si anak pindahan itu datang ke sekolahku dan merebut segalanya dariku sahabatku, teman baikku, dan pujian yang selalu aku dapatkan dari teman-temanku. Terkadang aku heran apa uang lebih penting dari pada persahabatan dan juga kepercayaan...??, kurang apa kah aku..?! Aku selalu menjadi tempat curhat mereka, selalu ada di saat mereka butuhkan, selalu menemani mereka di saat mereka senang maupun sedih, selalu membantu mereka di saat mereka kesulitan melakukan sesuatu , namun hanya karna uang itu semua hancur berkeping-keping . Hatiku bagaikan di iris-iris menjadi kecil-kecil . Semua perjuangan ku untuk memenangkan hati teman-temanku hanya di bayar untuk hancur olah dia..? . Si murid sinting itu juga membayar semua temanku agar menjau dari ku, sedih rasanya kalau di pikir-pikir aku bahkan tak tau apa salahku. Sekarang aku kelas 3 smp dan sebentar lagi selesai ujian, setelah selesai ujian aku mau ke sekolah yang jau dari teman-teman sekelasku. Karna aku sangat membenci mereka.

Setelah lulus aku mendapatkan nilai tertinggi dan pergi mendaftar ke sekolah baru sendirian tanpa di temani oleh orang tua atau teman karna waktu itu aku sama sekali tak memiliki seorang pun teman. Disana aku terjebak karna hujan yang amat keras kataku : "adu hujan lagi, hp aku pake ketinggalan di ruma lagi..!! (Sambil menghela nafas). Adu....!! bagaimana ni" (dengan perasan cemas dan panik). Kaka uda pulang gak yah..??.

Saking paniknya aku sampe lupa kalo sekolah ini sudah sepi, karna waktu aku mendaftar pas di jam pulang sekolah. Karna masi hujan aku pikir aku jalan-jalan mengelilinggi sekolah dulu, pikirku "nanti sekolah inikan akan jadi sekolahku, gak mungkin mereka nolah aku kakaku siswa berprestasi di sini aku juga uda berjuang keras agar mendapat nilai tertinggi pas ujian ke lulusan. Tapi di tenga-tenga perjalananku aku lupa cara pulangnya, aku jadi panik, saking paniknya aku sanpe duduk sambil menangis di depan pintu kelas yang enta dimana itu. Di dalam pikiranku, aku berkata "kenapa si sekolah ini dibikin sebesar ini bikin orang tersesat aja...!!" (sambil menangis).

Tiba-tiba aku mendengar suara dari dalam kelas, aku berdiri dan ingin mengetahui apa yang ada dalam kelas tapi lantainya licin jadi aku tidak bisa bergerak leluasa (sambil berjalan perlahan-lahan menuju ke pintu kelas). Saat aku membuka pintu kelasnya, ternyata ada orang lain yang membukanya juga bersamaan denganku aku terkejut karna yang keluar cowok. Karna panik aku mundur ke belakang dengan tergesa-gesa. Aku sampe lupa kalo lantainya licin, jadi aku terpeleset (dalam pikiran yuna : dia siapa). Dengan cepat orang yang tidak dikenal itu berlari ke arahku dan langsung menangkap aku, lalu dia berkata hei... pelan-pelan dong kalo jalan di lorong kek gini , karna lantainya basa kena hujan lantainya jadi licin tau , pulanglah ini suda sore hujannya juga suda reda biar aku antar ke gerbang . Kayaknya kau calon murid baru yah..?? , dan satu hal lagi sebelum aku antar kau ke gerbang sekolah "jangan nangis lagi (dengan nada yang sangat datar). Karna saking paniknya yuna hanya terdiam saat si orang tak di kenal itu menangkapnya yang hampir terjatu itu.

leon dan yunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang