Baca mushafnya dulu baru buka WPnya 👍👍
-- happy reading --🍒🍒
Mendapatkan surat cinta dari sekolah buah hati itu ada kalanya senang tetapi ada kalanya juga resah. Antara resah dan senang yang bertangkup menjadi satu. Kali ini Ainuha menerima surat dari sekolah Saba dengan mata berkaca-kaca. Surat cinta ini bukanlah surat cinta biasa namun Saba ditunjuk dari sekolahnya untuk menjadi wakil dalam rangka lomba lukis nasional anak-anak berkebutuhan khusus untuk menyambut Hari Anak Nasional.
Ingin rasanya Ainuha berlari dan memberitahukan kepada suami dan bahkan pada dunia. Saba mereka akan mulai beraksi dan menunjukkan eksistensi diri.
"Mas, iya benar ini aku sudah konfirm ke sekolah Saba dan benar. Dinas Pendidikan Nasional Daerah telah memberikan rekomendasi dan surat penunjukan kepada Saba." Kata Ainuha saat menelpon suaminya.
"Alhamdulillah, jadi aku jemput kamu sekarang, kita langsung ke sekolah Saba." Hauzan tidak ingin lagi membuang waktu untuk menundanya lagi. Sesegera mungkin dia harus memastikan sendiri apakah benar apa yang didengarnya dari Ainuha bahwa Saba dipilih untuk menjadi peserta lomba itu untuk mewakili sekolah bahkan kotanya.
Tidak perlu jawaban karena Hauzan telah meluncur menuju sekolah tempat Ainuha mengajar.
Bersama mendapati senyum Saba di sekolahnya. Anak itu begitu gembira saat melihat poppa dan mommanya datang ke sekolah untuk menjemputnya.
"Pa, Ma" Teriak Saba ketika melihat Hauzan dan Ainuha berjalan menghampirinya bersama Bu Kumud, salah satu guru kesayangan Saba.
Cerita tentang Saba hari ini menjadi kabar yang menggembirakan. Bukan hanya untuk Hauzan dan Ainuha tetapi juga untuk sekolah Saba. Mungkin orang lain akan memandang sebelah mata saat sekolah luar biasa yang di dalamnya hanya ada anak-anak seperti Saba, bahkan lebih daripada itu namun ada yang bisa menjadi wakil untuk event nasional.
Beberapa peraturan melalui tekhnical meeting di ikuti secara seksama oleh Hauzan dan juga Ainuha. Begitu juga Saba yang kini telah bersama seorang guru khusus untuk memperbaiki gambarnya. Sayangnya sepertinya Saba tidak ingin diganggu oleh siapapun mengenai bagaimana dia mengekspresikan diri melalui coretan tangannya.
Saba tetaplah Saba yang memiliki keinginan dan akan sulit sekali untuk dikendalikan saat bertemu dengan alat gambar dihadapannya. Dia bisa lupa dimana dan bagaimana keadaannya, bersama siapa, sudah makan atau belum, apakah dia lelah atau tidak semua terlupakan. Akan menjadi fase dimana Saba lebih asyik dengan dunianya sendiri dibandingkan jika harus bersama dengan lingkungannya.
"Perkembangan Saba memang sangat luar biasa Bu Nuha, dia begitu semangat sekali ketika setiap hari bertemu dengan cat air ataupun kuas gambar. Tangannya begitu terampil memainkannya di atas kanvas atau media gambar lainnya. Maaf, jika kemarin kami lancang untuk mengirimkan salah satu gambar milik Saba untuk penjurian awal dan akhirnya lolos ke babak ini." Kata Kumud.
"Kami yang seharusnya berterima kasih kepada Bu Kumud, pihak sekolah juga yang telah begitu memperhatikan kebutuhan Saba dan yang membuatnya semakin menyukai kegiatan melukisnya." Jawab Ainuha.
"Jika tidak melihatnya sendiri rasanya akan sangsi dengan kemampuan Saba. Tapi ketika sebelum memutuskan siapa yang akhirnya berhak mengikuti lomba salah satu juri datang ke sekolah ini dan melihat bagaimana kemampuan Saba, keesokannya kami menerima surat keputusan dan penegasan untuk Saba bisa ikut lomba melukis untuk HAN di ibukota propinsi masing-masing sesuai dengan tekhnical meeting yang telah diikuti oleh Pak Hauzan dan juga Bu Nuha." Jawab Kumud.
Seluruh keluarga telah mengetahui akan hal ini. Saba memang tidak lagi datang ke sekolah, dia berada di rumah dan setiap hari belajar melukis.
Meski ada seorang guru khusus namun pihak sekolah memberikan kebebasan kepada anak luar biasa itu untuk menyapukan kuasnya sesuai dengan keinginannya akan menggambar apa. Nuha dan Hauzan hanya menjelaskan bahwa untuk lomba harus ikut apa yang dikatakan bu Kumud dan Saba mengerti akan hal itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEPASANG SEPATU [Completed]
RomantikTakdir membawa pertemuan dua kepribadian manusia yang selalu bersimpangan pola pikir. Dua hal yang membuat keduanya bisa menjadi satu, karena Allah menjadikan romansa takdir mereka semakin berdekatan dan pandangan tentang sebuah sunnah untuk laki-la...