01

44 7 12
                                    

Matahari yang begitu terik, ditemani bising lalu lalang kendaraan.

Dua gadis SMA terus menyusuri jalanan dengan sepeda unitednya.

"Sumpah lu berat banget si bangke" protes dea cewek bermata belok dengan seragam yg sudah dibasahi keringat.

"Bentar lagi elahh, tahan napa!" balas windira sambil mengetikkan sesuatu di-hp nya.

windiraS
Pagi arsa ny dira

GanarsaAdmaja
aku udh dikls

windiraS
Hahh??

GanarsaAdmaja
g ush nunggu di grbng

windiraS
ywdh kl gt jmput aku digerbang  dong.

GanarsaAdmaja
mnja

windiraS
mang napasi?!
sa
Arsaaa
Ihh jemput
jgn dibaca doang
Huh nyebelin

Read

_______

Trentengtengteng bunyi suara knalpot seketika memecah fokus kedua gadis tersebut.

"WOY DAN LEMBUTIN DIKIT NAPA SUARA KNALPOT LO!!" jerit dea. Gendang telinganya seakan mau jebol.

Dengan wajah tak berdosa sang empunya knalpot malah nambah meng gas motornya. Senyum puas tercetak dibibir ardan, ketika kedua gadis itu mencak-mencak. Yap ardan, tepatnya ardano rakesta. Sadboi dengan senyum manis dan sifat tengil yang mendarah daging di dirinya.

Dari jauh, gerbang nampak ingin ditutup. Membuat dea mempercepat kayuhan nya.

"WOY ASEP JANGAN DITUTUP DULU!" teriak windira, gadis yg dibonceng dea itu. Sesampinya mereka digerbang, dea langsung mencari parkiran kosong untuk sang yerin sepeda united berwarna kuning itu.

"Dey lu duluan aja, gua mau nunggu arsa dulu" suruh dira.

"Sapa juga yang mau nunggu elo hih" sewot dea, yaiyala dia udah capek ngapain ngikut nunggu juga. malesss amat.

Dengan langkah cepat dea menuju kelasnya, XI IPA-A. Lain lagi dengan windira, cewek berambut pendek dan berponi itu kini sedang menunggu pujaan hatinya. Padahal bel udh bunyi dari pas gerbang mau ditutup tadi. wtf bucin huek

"Ayo" suara ini bertepatan dengan uluran tangan di depan nya.

Senyum tercipta dibibir dira, tanpa menunggu lama menyambut uluran tangan cowoknya itu. Berjalan sambil bergandengan tangan dengan arsa jarang dilakui nya, mengingat arsa ini salah satu cowok cuek tapi peka.

Tanpa terasa dira dan arsa sudah sampai dikelas mereka, fyi mereka sekelas. Dira langsung saja mendudukkan bokong di kursinya yang di samping kursi sudah ada temannya yaitu janne trisyazel.

"Ajaran baru ini gak asik ahh" cemberut janne.

"Hahh??" bingung dira. Ga asik gmn si jirr inikan baru pertama kali masuk jdi blm ketara bgt, dasar oon batin dira.

"Iya ga asik, adkel cowoknya ga ada yang cakep" diselingi cengiran temannya itu.

"Anjir si monyed" balas dira.

BRAKK
Pintu kelas terbuka menampilkan seorang siswa yg bajunya dikeluarkan, dua kancing teratas sengaja tidak dikaitkan, dan tidak lupa kaos kaki pelangi yg sangat identik dengan dirinya. Fadelo barasdika.

"Woy picak! Lu kalo buka pintu nyantai napa. Udah berapa kali kas keluar buat betulin engsel pintu hah?!!" seru baidah si ibundahara kelas.

Tak memperdulikannya, fadel langsung ngacir ke teman sepergeng-annya.

Bradiz sebuah nama geng yang tidak asing lagi bagi siswa siswi SMA De Danz. Dimana Bradiz ialah singkatan dari Brandalan diziplin.
Geng yang berisi Arsa, Ardano, Fadel, Raffa, dan Galang kerap membuat masalah, mulai dari menjahili teman-temanya, terlambat, sehingga mereka harus berurusan dengan BK.

Apalagi ardan yang dibantu fadel dan galang untuk menjahili siswi ber-nametag Deanne azrachel, bagi ardan harinya akan terasa ada yang kurang bila tak mengerjai gadis itu. Mendengar jeritannya saja membuat jantungnya berdegup cepat seperti habis lari maraton. Aneh, sungguh aneh cara ardan yang menyukai dea.




Vote dan komen nya juseyo.
Thx uuu!








Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear & DirsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang