Merangkul

81 12 0
                                    

Debby menatap Cassandra yang menyendiri di perpustakaan sore itu setelah jam Ekskul berakhir. Niatnya, ia hanya mengantar Kyara untuk mengembalikan buku, namun setelah Kyara selesai, ia malah memintanya untuk pergi lebih dulu dan meninggalkannya.

Kini di sinilah dirinya berdiri sambil menatap Cassandra yang sedang serius membaca buku cetak Kimia.

"Cassandra!," panggil Debby.

Cassandra menoleh ke arah tempat Debby berdiri dan Debby tersenyum padanya lalu mengulurkan tangan ke hadapan Wanita itu.

"Gue Debby Artazia, dari kelas 11 IPA," ujarnya.

Cassandra pun ikut tersenyum dan meraih uluran tangan Debby lalu menggenggamnya dengan erat.

"Gue Cassandra Oktaviany, dari kelas 10-a," balasnya.

"Gue boleh duduk di samping lo?," tanya Debby.

Cassandra pun mengangguk penuh semangat. Debby benar-benar duduk di sampingnya dan meletakkan semua perlengkapan Photografinya di atas meja baca.

"Lo belum ikut Ekskul?," tanya Debby.

"Belum Kak, gue nggak tahu mau ikut Ekskul apa," jawab Cassandra, malu-malu.

"Kalau ikut Ekskul Cheerleader gimana? Ekskul itu masih sedikit peminatnya," saran Debby.

Cassandra terpaku di tempatnya, ia melirik sesaat pada peralatan Photografi yang Debby bawa.

"Kirain, Kakak mau nawarin gue ikut Ekskul Photografi," ujarnya, polos.

"Hah? Eh..., nggak kok. Ya ampun..., gue kelihatan kaya' mau ngasih prospek gitu ya dari tadi?," Debby benar-benar merasa bodoh dan malu dalam waktu bersamaan.

"Eh..., nggak kok Kak, bukan gitu maksud gue," Cassandra merasa tak enak secara tiba-tiba.

"Iya nggak apa-apa, santai aja. Gue nggak menggigit kok kaya' Key, lo nggak usah khawatir," celetuk Debby.

HAHAHAHAHA!!!

Cassandra pun tertawa mendengar apa yang Debby katakan. Debby juga ikut tertawa saat sadar akan apa yang ia bicarakan tadi.

"Keylan itu nggak menggigit kok Kak. Dia baik..., baik banget aslinya," bela Cassandra.

"Iya dia baik, sama orang lain! Kalau sama lo bawaannya pasti mau gigit kan?," ledek Debby.

Cassandra benar-benar tak bisa berhenti tertawa. Debby pun diam-diam suka melihatnya tertawa lepas seperti itu.

"Nah gitu dong..., ketawa yang bahagia. Jangan murung terus, lo itu cantik kalau ketawa," ujar Debby.

Cassandra menganggukan kepalanya di hadapan Debby. Gadis itu mengerti kalau Debby sedang berusaha untuk menghiburnya agar tak terlalu tertekan dengan masalah yang sedang ia hadapi.

"Seseorang pernah bilang sama gue, satu-satunya cara untuk menyelesaikan masalah yang kita punya adalah dengan menghadapi dan jangan pernah lari. Jadi, apapun masalah lo dan Key, gue harap kalian berdua bisa menyelesaikan itu dan berhenti saling membenci," saran Debby.

"Gue nggak benci kok sama Keylan, dari dulu yang gue tahu dia bukan orang yang pantas untuk menerima kebencian. Cuma pada dasarnya gue yang salah dan membiarkan kesalahan itu terbuka tanpa mencoba menjelaskan sama Keylan. Kalau waktu bisa diputar, gue mau balik ke waktu di mana Keylan adalah orang yang nggak pernah kenal sama gue karena gue bukanlah siswi populer di SMP Pelita. Gue akan memilih untuk tetap tak dikenali ketimbang menerima kebenciannya. Tapi yang namanya waktu, udah jelas nggak akan pernah bisa kita ulang meskipun kita berusaha," jelas Cassandra.

"Hei..., jangan putus asa gitu. Pasti ada jalan untuk memperbaiki semua hal yang salah dan mengembalikannya menjadi sesuatu yang benar. Lo nggak sendirian, lo bisa cerita sama gue kalau lo butuh tempat buat bersandar. Jangan takut, karena yang bisa membolak-balikan hati manusia itu hanya Tuhan, dan Tuhan selalu tahu tentang siapa manusia yang pintu hatinya pantas untuk Dia ketuk," dukung Debby.

Cassandra kembali tersenyum dan memeluk Debby tanpa rasa segan. Debby tahu, itulah yang paling Cassandra butuhkan saat ini.

"Oke, balik lagi ke Ekskul. Jadi..., lo mau daftar Ekskul apa?," tanya Debby.

"Belum kepikiran sih Kak, gue udah jelas nggak berbakat di bidang Photografi dan juga Basket. Tapi gue suka sama musik, meskipun kadang aslinya nada bakal berantakan banget kalau mood gue lagi jelek," jawab Cassandra.

"Ya udah coba aja ikut Ekskul Teater, Seni dan Musik. Tapi...," Debby menggantung kalimatnya.

"Tapi apa Kak?," tanya Cassandra.

"Tapi Key juga ikut di Ekskul itu...," jawab Debby, berat hati.

Cassandra tersenyum kecut.

"Gue coba Ekskul lain aja deh kaya'nya Kak," putus Cassandra.

"Kalau gitu Cheerleader aja gimana? Mau dipertimbangkan nggak?," saran Debby, sekali lagi.

"CASSANDRAAAAAA!!!," Sally masuk ke perpustakaan sambil berteriak.

Cassandra dan Debby menoleh dan menatapnya dengan serius.

"Kita ikut Cheerleader ya..., ini seragamnya!," Sally menunjukkan seragam Cheerleader yang dibawanya.

"Oh My God! Ralat..., sebaiknya lo nggak ikut Ekskul Cheerleader! Bajunya terlalu ketat dan roknya terlalu pendek!," Debby mencegah.

"Iya..., gue juga nggak mau kok Kak!," balas Cassandra dengan tampang geli.

"Gimana? Deal?," tanya Sally.

"Lo mau dilihat-lihat sama AL pas pakai seragam itu di tengah lapangan? AL nggak akan pernah absen nonton basket selama ada Difta di dalam tim sekolah loh Sal," tanya Cassandra, sekaligus menyindirnya dengan halus.

"Ya ampun!!! Kok gue bisa lupa sih kalau dia bakal ada di lapangan???," gerutu Sally, sebal.

Debby dan Cassandra terkekeh melihat tampang Sally yang sedang kesal. Veyza masih tetap berdiam diri di balik rak buku paling belakang dan ikut tersenyum bersama Alex yang mendengar percakapan Debby dan Cassandra sejak tadi.

"Please..., balikin itu seragam ke ruang Ekskul Cheerleader! Atau gue akan gunting-gunting tanpa sepengetahuan lo Sally!," bisik Alex, frustasi.

Veyza terkekeh di tempatnya.

"Biarin aja lah..., kapan lagi kita bisa cuci mata di lapangan sambil nonton basket," goda Veyza.

Alex pun langsung mencekik leher Veyza tanpa ampun!

Di balik rak terjauh, Keylan juga sedang menahan diri untuk tidak keluar dari persembunyiannya dan untuk tidak memaki-maki Sally karena memaksa Cassandra agar memakai seragam Cheerleader yang super ketat dan pendek itu.

"Kalau sampai Cassandra setuju, gue bakal robek itu seragam di depan umum!," niat Keylan dalam hati.

* * *

DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai TerungkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang