× PJM ×

253 36 0
                                    

Lonely
PART : 03

•••

Ketika hari berganti malam, Hana yang berdiri di pintu kamarnya berkata. "Suji, seseorang menunggumu di depan."

Suji mengangkat alis, "Siapa?" Tidak mungkin Taehyung bukan?

Menggeleng, Hana mengendikkan bahu. "Entahlah. Bermata sipit, dan senyumnya manis sekali."

Mata sipit? Senyum manis? Melirik jam dinding kamar Hana, dia baru sadar ini sudah pukul 19.34

Suji memang sering main ke sini. Ibu Hana baik sekali. Selalu menerima kehadiran Suji dengan ramah. Bahkan terkadang, dia diminta menginap jika sudah kemalaman. Beliau senang, sebab Hana nampak ceria tiap kali Suji main kerumah.

Beranjak, Suji berjalan keluar kamar. Hana mengikutinya dari belakang. Keduanya menuruni tangga. Ketika sampai di depan pintu, seorang pria dengan kemaja putih yang dibalut sweater toska sudah menunggu.

Alis Suji terangkat keheranan. "Kak Jimin?" Kenapa jadi sahabat kakaknya itu yang kesini? "Apa yang kau lakukan?"

Park Jimin tersenyum. "Ah, aku?" Dia menunjuk dirinya sendiri. "Aku berdiri, menatapmu."

Sialan.

"Maksudku, disini. Mau apa kau kesini?"

Jimin terkekeh pelan. Menjahili adik sahabatnya ini, seru juga ternyata. Mengingat Suji yang dingin, pelit senyum, dan selalu berhemat kata saat bicara. Berbanding terbalik, reaksi Suji justru datar. Datar sekali.

"Oh, aku—" Jimin berdehem singkat. Merasa canggung saat Suji tak tertawa sama sekali. "Taehyung bilang, dia ada urusan. Jadi dia memintaku menjemputmu."

Suji menghela napas. "Pasti urusan dengan kekasihnya." Ucapnya pelan.

"Apa kau bilang?"

"Tidak, bukan apa-apa." Suji menggeleng. "Tunggu sebentar, aku akan berpamitan dahulu." Berjalan masuk, dia meninggalkan Hana dan Jimin yang kini saling tatap.

Pemuda rambut biru menggaruk pelipis. Merasa kikuk saat perempuan itu menatapnya lekat-lekat, seolah meneliti sesuatu. Jimin jadi kikuk sendiri. Apa ada yang salah dengan wajahnya? Apa rambutnya berantakan? Ah sial, kenapa dia jadi canggung begini.

Beberapa saat setelahnya, Suji keluar dengan ransel berwarna lilac yang menggantung di pundak.

"Ayo." Ajak Jimin cepat.

Suji menoleh, menatap Hana. Ada sedikit senyum terpatri di bibirnya. Jimin yang melihat hal itu tertegun. "Aku pulang. Terimakasih untuk hari ini."

Hana mengangguk. "Tak masalah. Sampai jumpa besok!"

Jimin dan Suji berjalan menjauh. Lexus putih terparkir rapi depan gerbang. Jimin masuk ke kursi kemudi, sedangkan Suji mengambil tempat disampingnya. Mesin dinyalakan, mobil melaju dengan kecepatan sedang.

"Tahu darimana rumah Hana?" Suji bersuara tiba-tiba.

"Taehyung." Pria itu menjawab singkat. "Kau sudah makan?" Dia bertanya dengan mata yang fokus pada jalanan.

Lonely [end•]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang